Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Teknologi variable valve (VV) apapun modelnya semuanya mempunyai tujuan agar terjadi perubahan (variasi) profil camshaft baik sebagian atau keseluruhan (tidak konstan/fixed). Dalam artian sebagian adalah hanya satu karakter camshaft mislanya timing buka-tutup klep (valve) bisa bervariasi untuk satu bagian saja in atau exh. Sedangkan untuk perubahan karakter secara keseluruhan adalah perubahan semua bagian profil camshaft (bentuk, lift, durasi, timing) untuk in dan exh.
Untuk engine sepeda motor harian, sudah ada vva (varable valve activation) yang dikembangkan yamaha untuk motor sport dan skutiknya (new r15, new vixionR, nmax, aerox dan lexy). Jika suzuki juga menghadirkan teknologi variable valve untuk motor hariannya, maka pasti teknologi ini akan berhadapan dengan vva yang telah lebih dahulu eksis. Dan akan sangat menarik untuk dikomparasikan prinsip kerjanya, kefleksibelannya terhadap modifikasi serta kenadalannya.
Penjelasan tentang prinsip kerja vva sudah banyak yang menjelaskannya, mulai dari pabrikan, media masa, blogger otomotif papan atas sampai blogger pinggiran. Wajar karena di waktu kemunculannya, benar-benar memberikan efek “wow” karena sebagai pioner/leader dalam hal aplikasi teknologi VV untuk sepeda motor harian. Motogokil pun membahasnya dalam beberapa artikel yang cukup “wow” juga, terutama bagi fans boys nya, berikut artikel-artikelnya :
Kalau malas buka artikel tersebut, mungkin gambar ini bisa mengingatkan kembali prinsip kerja vva
Dalam gambar di atas diceritakan bahwa terdapat dua profil cam intake, dan dihubungkan oleh dua rocker arm ke klep, yang dalam kondisi standar (putaran rendah) saling bebas. Untuk melayani putaran rendah/low arm warna jingga dan putaran tinggi/high warna arm-nya oranye. Kedua rm ini akan dihubungkan oleh sebuah pin pada putaran engine tertentu.
Saat kecepatan rendah cam low bekerja pada arm jingga untuk menekan klep. Sedangkan saat putaran tinggi (mulai dari 6000 rpm), motor stepper mendorong pin yang menghubungkan arm oranye. Karena profil cam yang bekerja pada arm oranye lebih tinggi (high) maka fungsi penekanan klep diambil alih oleh arm oranye denga profil cam high. Untuk lebih mudahnya memahami prinsip kerja vva, bisa tonton video ini
Perpindahan profil cam ini mengakibatkan perubahan karakteristik intake. Yang pada akhirnya mengoptimumkan efisiensi volumetrik udara masuk baik di kecepatan rendah maupun kecepatan tinggi. Dan dengan komposisi AFR yang tepat yang diatur oleh ECU, power optimal bisa dihasilkan oleh pembakaran engine dalam rentang rpm yang sangat lebar.
Sedangkan pada teknologi VV (variable valve) yang dipatenkan suzuki, tidak terjadi perpindahan dari profile low cam ke high cam. Akan tetapi hanya menggeser waktu buka tutup cam exhaust. Jadi profil camshaft exhaust-nya tetap. Bisa lihat kembali artikel tentang vvt patent suzuki yang motogokil buat kemarin.
Dan pergeserannya berlangsung landai dan linier, tidak mendadak/tiba-tiba seperti vva. Seiring dengan pertambahan rpm, gaya sentrifugal arm 71b dan 72b semakin besar sehingga bergerak menjauhi sumbu putar (titik tengah camshaft). Akibatnya sudut β semakin lama semakin membesar secara liner sebanding dengan kenaikan rpm.
Akibat pertambahan besarnya sudut β ini seakan-akan menggeser waktu buka dan tutup (profil cam exh) mendekati profil cam in. Sehingga terjadilah peningkatan overlap pada putaran tinggi yang memang dibutuhkan untuk mengoptimalkan efisiensi volumetrik udara yang masuk. Sedangkan bentuk profil, durasi dan tingginya tetap. Untuk mudahnya dapat dilihat gambar ini
Perubahan waktu buka tutup klep pada teknologi vvt (suzuki) ini bebas dari peran ECU. Berlawanan dengan VVA, dimana kapan mulai pergantian profil cam sangat dipengaruhi oleh sinyal ECU dan kecepatan kerja motor stepper. ECU pada VV yang dipatenkan oleh suzuki hanya bertugas memprediksi besarnya volume udara yang masuk berdasarkan informasi dari sensor-sensor. Kemudian menentukan seberapa besar volume bensin yang harus disemburkan injector, untuk mendapatkan AFR dan titik pengapian optimum, untuk mencapai power yang telah ditentukan oleh insinyur suzuki.
Modifikasi Performa
Modifikasi untuk meningkatkan performa di sektor camshaft ada berbagai macam, yaitu :
- Menaikkan lift
- Meningkatkan durasi
- Merubah bentuk profil (kurus-gemuk)
- Merubah waktu buka-tutup
Untuk VVA karena menggunakan dua cam (low-high) dan 2 arm serta pengaturan oleh ECU, maka modifikasi untuk meningkatkan performa bisa dilakukan dengan cara menggunakan :
- Camshaft racing dengan terpaksa mengganti satu unit camshaft, dengan profil intake versi racing. Versi racing yang dimaksud adalah bentuk profil, durasi dan lift berbeda cukup signifikan dibandingkan versi standar (original).
- Merubah setting putaran mesin pada rpm berapa mulai beralih dari cam low ke cam high. Dan tugas ini dilakukan oleh ECU+motor stepper.
Sedangkan untuk VVT (versi suzuki) yang bisa dilakukan adalah :
- Mengganti camshaft dengan versi racing khusus bagian bubungan saja. Bisa untuk intake-nya saja, exhaust nya saja atau keduanya.
- Merubah kombinasi kekerasan pegas dan bobot arm 71b dan 72b untuk men-setting mulainya perubahan waktu buka-tutup klep exhaust.
- Merubah bentuk lubang 71c dan 71d untuk menentukan seberapa besar overlap maksimum yang akan dicapai.
- Tentu saja ubahan diatas harus diikuti dengan setting ECU atau menggunkan ECU adaptiv yang mampu mengukur dengan akurat volume udara yang masuk, untuk menentukan AFR dan waktu pengapian yang pas (optimum).
Nah ternyata modifikasinya jauh berbeda untuk kedua teknologi VV ini. Karena memang basis teknologi dan aktivasinya berbeda. Yang satu menggunakan 2 profil yang dihubungan dengan pin oleh rangkaian elektronik, yang satunya lagi murni mekanik. Mengenai keunggulannya jelas ada plus-minus nya, mungkin akan motogokil bahas dalam artikel selanjutnya, in sya Allah.
Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan