Mencari Nilai Koreksi Antara Analisis dan Riil Tes untuk Menentukan Rugi Lintasan

testride n dyno

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Membandingkan antara hasil analsis dan test-ride, terlihat perbedaan yang lumayan. Hal ini disebabkan karena pada riil test-ride performa yang tercatat sudah melibatkan koeffisien drag atau kerugian2 akibat hambatan udara. Oleh karena itu ane mencoba mencari faktor koreksi antara hasil analis dengan menggunakan data dyno (statis/motor diam di tempat) dan data racelogic. Keduanya disuplai oleh otomotifnet, sehingga mengurangi subjektifitas.

Ane ambil kasus New Vixion Lightning sebagai contoh motor sport naked 150cc, dan data topspeed dan waktu yang diberikan otomotifnet

Data Akselerasi Yamaha New V-Ixion
0-60 km/jam: 4,1 detik
0-80 km/jam: 7,1 detik
0-100 km/jam: 13,1 detik
0-100 meter: 7,1 detik
0-201 meter: 11,3 detik
0-402 meter: 18,4 detik
Top speed spidometer: 132 km/jam

Dan data dyno-nya

torsi power nvl

Mari kita coba bandingkan hasil analisis topspeed dengan menggunakan data dyno dan data test-rideBerikut tabel data testride dan analisis, analisis menggunakan program yang ada di sini

komparasi testride n analisis

Terlihat hasil analisis lebih powerfull, hal ini karena rugi2 belum diperhitungkan. Dengan mengasumsikan bahwa rugi drag-force (hambatan udara) adalah rugi terbesar, maka kita bisa memprediksinya dengan membandingkan akselerasi dari 60 kpj ke 80 kpj, baik dari test ride maupun analisis. Akselerasi saat test ride adalah 6.7 kpj/det sedangkan pada analisis adalah 9.9 kpj/det, dan selisihnya merupakan akibat drag-force yaitu 3.2 kpj/det.

Jadi drag-force nya bisa diperkirakan sebesar akselerasi (dalam m/det2) x bobot total (129 (motor) + 65 (rider))

F = 0.898 m/det2 x 194 kg = 174.294 kg.m/det2

Dengan gaya drag-force sebesar ini maka koefisien drag-nya [lihat persamaannya di artikel ini] ;

koeff = F / v2 = 174.294 x (80 x 1000 / 3600)^2 = 0.353

Jadi diperkirakan koefisien dragnya di sekitar 0.35, baik mari kita coba beberapa angka di sekitar 0.35. Perhatikan hasilnya jika koefisien drag diikut sertakan dalam perhitungan, hasilnya lebih mendekati test-ride riil-nya

coefficien drag force sport 150cc

Jadi besarnya koefisien drag force untuk NVL, atau motor sport naked lainnya (150-200cc) sekitar 0.38 atau 0.39

Jadi nanti pada waktu megukur drag force nya F = o.39 x v^2, v=kecepatan dalam m/det

Puyeng ya ???

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.

 

 

35 Komentar

  1. Di Tumplek Blek Senayan, R15 standar di jokul 28 juta yg pakai liveri Movistar 30 juta, kedua dapat 2 helm, yg satu helm yg bertanda tangan Jorge Lorenzo, satunya standar .

    Lumayan tuh, tadi minat pengen beli tapi pas nyoba duduk sambil pegang stang alamak bakalan cape deh bawanya buat dalkot, kecuali buat keluar kota (touring) tapi juga seperti gak pas juga.

    Buat yg tinggi badan > 175 Cm sepertinya bakalan sering2 pijat punggung 😀

    Tapi kalau anda sudah kadung suka ya beli aja, urusan belakangan toh 😀

      • SOHC overstroke buat turing sangat ga enak…konstan > 8 rb rpm getarannya itu ampuun—-> tangan kram, kepala pusing
      • ergonomi racy —–> punggung encok, tangan pegal

      • pake premium, kompresi > 10 makin panas makin loyo tenaganya —-> alat vital terancam

      belum lagi cylinder block R15/ NVL downgrade, dibawa jauh siap2 ngebul

  2. Rumus buat semua motor sport apa cuma buat vixion aja mas kok rasanya beda tiap motor akselerasi tiap merk motor sport

    • kalo bentuknya mirip2 vixion, maka besarnya koefisien drag hampir sama
      misalnya megapro primus, tiger, thunder dll
      kalo nvl mungkin sama dengan pulsar, nmp, cs1, cb150r
      yang full fairing juga begitu, jika penampakan dari depan sama besar, koef drag2nya juga mirip2

  3. Wis tunjebpoin ae pak dosen, intine NVL jelek dan ngibul ndak sesuai dgn spek, hasil test majalah itu jg ngibul ndak sesuai kenyataan.
    Koyongono wae pake mumet2 bkin itungan njlimet 😀

    • aneh banget nih mbah lemir
      artikel ini nggak ada hubungannya dengan bagus-jeleknya NVL
      artikel ini cuma menunjukkan kalau koefisien drag bisa diperkirakan..
      begini ni kalo ane bikin artikel yang rada berat…

    • oalah mbah2 sekali2 brprasangka baik knapa? blm tentu sgala sesuatu yg tdk cocok dg khendak kita itu salah, jgn2 pndapat kita yg salah krn memandang dr sisi kejelekannya atau krn kebebalan kita sendiri. tp gkpp juga tangan2 kt sendiri mau ketik apa trserah, tp ingat tulisan adlh ucapan k 2 stelah mulut dan lbh besar efeknya dr ucapan mulut itu sendiri. bgitu kan Mbah? mgkn pndapat saya ini jg salah bg Mbah Darmo.

    • salah persepsi lagi ni mbah
      kalo cuma analsis seperti ini nggak perlu beli NVL, lha wong datanya ada di internet
      payah ni mbah, nggak baca artikelnya ya mbah?

  4. semakin tinggi kcepatannya, smkin besar hmbatannya.. mkanya enjin 600cc susah dpetin speed 600 km/jam sdangkan enjin 150cc sngat mmungkinkan dpt speed 150 km/jam…

  5. dam mbah modar berkomentar demikian
    saya mau komentar
    IRS 150
    cebong juara 3 di blakang 2 FU yg karbu
    ada jg si sesembahan si modar emang tp ya gmnaa gtu yah,,
    FBH sy yakin sepakat dan redho aj tuh asal jgn jagoannya
    ~FB mbachot aj yg gdhe~ yg menang,.

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Jika Super Sonic (CS1 Reborn) Bermesin CBR150, Akselerasinya Mampu Membuat yang Lain Ketinggalan | motorgoodness
  2. Jika Super Sonic (CS1 Reborn) Bermesin CBR150, Akselerasinya Mampu Membuat yang Lain Ketinggalan - OTOMOTIF | OTOMOTIF

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan