Memfasilitasi Blogger Test Ride Ala AHM, Usaha Masif Mewarnai Cerita Otomotif Dunia Maya

supra-GTR150

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Mengawali rilisnya honda supra gtr150, rupanya ahm masih tetap melakukan kegiatan seperti yang sudah-sudah. Untuk memperkenalkan motor barunya ahm kembali mengundang “banyak” jurnalis dan blogger untuk test rider supra gtr150. Harapannya mereka dapat dengan lugas menyampaikan impresinya kepada para konsumen potensial, untuk melirik produk ahm yang satu ini.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan rilisnya new cb150r, ada sedikit perbedaan, terlihat lebih sederhana, alias lebih ngirit. Padahal kubikasi mesin yang sama (mesinnya juga nyaris sama), yaitu k56. Hal ini kemungkinan didasari oleh alasan yang berbeda. Kalau dulu saat ncb rilis (menurut motogokil), kondisinya adalah nvl (rival) masih jawara, sehingga perlu usaha lebih keras untuk memperkenalkan superioritasnya dibandingkan rival. Akan tetapi untuk supra gtr150, ahm sepertinya agak kalem, karena memang sampai saat ini, motor bebek ahm masih merajai pasar nasional. Intinya supra gtr150, hanyalah produk sampingan untuk menggerogoti pasar mx king.

Mengingat acaranya cukup sederhana, maka dengan mengundang jurnalis otomotif dan para blogger, ahm berharap dunia maya akan semarak, bahkan gegap gempita dengan pemberitaan supra gtr150. Suatu keinginan yang wajar dari sebuah produsen. Dan gayung bersambut, para jurnalis dan blogger menyambut baik, niat ahm ini. Terbukti dengan terlaksananya kegiatan ini, dengan dihadiri oleh hampir semua undangan.

Tentunya kehadiran para jurnalis dan blogger pada acara tersebut kesannya biasa saja. Seperti halnya undangan pabrikan lain dalam memperkenalkan produk barunya. Jika ada yang sedikit “sinis” mungkin saja didasari oleh kekhawatiran, revienya kurang objektif. Karena hanya mereview nilai positifnya saja tanpa mau membuka nilai negatifnya.

Tapi menurut motogokil, untuk bisa hadir perlu perjuangan. Yaitu perjuangan menjaga kepercayaan atpm, bahwa mengundangnya akan memberikan keuntungan bagi atpm. Jadi itu rezeki mereka, dan jika artikelnya hanya berisi review positif, itu juga hak mereka. Jika ada konsumen yang tertarik membeli produk karena review mereka, itulah yang diharapkan atpm (keuntungan). Jika ada konsumen yang tidak puas, karena ternyata ada/banyak mendapatkan hal “negatif” (karena tidak/belum di-review oleh blogger), itu kesalahan konsumen. Mengapa ia tidak mencari info lebih rinci lagi, atau mengapa ia tidak cerdas dalam memilih produk.

Selanjutnya, tinggal menunggu berapa banyak artikel yang akan dilahirkan oleh para jurnalis dan blogger setiap harinya. Tinggal dikalikan jumlah artikel x jumlah jurnali/blogger, wuiih akan sangat banyak, dan sangat masif. Tentunya dengan banyak berita yang menyanjung suatu produk, maka orang awam akan memahaminya sebagai produk berkualitas yang layak dibeli.

Dan hal ini akan sangat mudah difahami sebagai dampak dari “demokrasi” ekonomi. Siapa yang mendapatkan suara yang paling banyak maka itulah kebenaran. Bahkan mampu menutup kebenaran yang sesungguhnya, karena kecil, tidak terlalu tampak, tertutup bias warna dari mayoritas yang tampak.

Pernah naik pesawat terbang, yang terbang tinggi ? Apa warna pulau-pulau di Indonesia ? Tentu hijau. Tapi apakah seluruh tanah di pulau-pulau di Indonesia hijau ? Tentu tidak, karena ada genteng rumah (coklat), ada jalan aspal (hitam) dan lain.

Bagaimana dengan pabrikan lain ? Tentu mereka ingin juga melakukannya. Akan tetapi melakukan kegiatan ini, tentunya perlu biaya besar. Banyak sekali komponen biaya yang harus disediakan, seperti biaya perjalanan, konsumsi, penginapan, dan oleh-oleh (silahkan tanya pada jurnalis dan blogger yang hadir). Dan tidak semua pabrikan mampu (mempunyai alokasi dana) untuk melakukannya, sehingga wajar saja, jika produknya seperti setitik warna genteng rumah di antara hijaunya pulau-pulau di Indnonesia. Tidak tampak dari kajauhan, baru tampak jika sudah di-zoom beberapa kali.

Kira-kira adilkah, jika suatu produk kurang ter-publish, hanya karena pabrikan kurang mampu mengadakan acara-acara seperti di atas ? Meskipun produk tersebut lebih baik, lebih superior dan lebih membahagiakan konsumen. Monggo ..silahkan dijawab dari hati yang paling dalam…

Lebih kurangnya mohon maaf, semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.

22 Komentar

  1. Kalau media/blogger hanya menyampaikan sisi positif saja dan menyembunyikan sisi negatif, mungkin masih bisa dimaafkan. Tapi kalau sisi negatif dimanipulasi seolah “tidak negatif” ini yang nggak bener.

  2. Intinya zamaha nggak punya banyak duit untuk ikutan strategi ngahaem,salah fby sendiri sih,jas-jos jas-jos doang tapi kagak beli produk zamaha.alhasil banyak produknya yang numpuk digudang karna orapayu….Yimm pun kekurangan duit buat biaya promosi,terpaksa mengurangi biaya produksi dgn mendowngrade material partnya…efeknya?ngebul berjama’ah,bahkan sekelas Em Wan….
    EzluBbb…..

  3. Saya Kira pabrikan sekelas YIMM & KMI pun mampu ko bgini.
    cuman emang petinggi’y saja yg kurang memahami klo pemberitaan di internet itu efek’y bisa wow buat produk mereka.
    (Paling test ride kecil2an di area parkiran)

    nah AHM jeli sbner’y akan acara begini, karna bner yg ente bilang di artikel, banyak pemberitaan konsumen akan mudah menyaring suatu produk apakah value or tidak buat dirinya.

  4. simbiosis mutualisme lah.
    blogger butuh berita, ahm butuh publikasi.
    saya pikir ga butuh modal besar koq kl cm ngundang blogger 20an orang. lebih besar lg biaya iklan di tv.

  5. Kalau AHM butuh mencontek suatu produk dari kompetitor. Maka kompetitor butuh mencontek stategi yg gunakan AHM,
    Managementnya stategicnya bagus memang grup astra

  6. urusan dana gak gampang keless..
    semisal klo AHM bisa gelontorin 10M utk launching suatu produk
    maka..
    sekelas KMI ato SIM bisa 50M
    sedang YIMM bisa berkisar 30M
    ..
    (itu klo mau produk nya memasyarakat, cz ahm sudah terlalu jauh di depan!)

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan