Assalamu’alaikum wR wB.
Salam sejahtera buat kita semua, semogakit asemua seamat di perjalanan sampai ke tujuan.
Halo bro !!
Melanjutkan obroan kita tentang knalpot, yang mana kita telah ngobrolin panjang pipa header yang cocok dengan mesin kita [di sini], dan manfaat dari peningkatan diameter pipa terhadap peningkatan power mesin [baca di sini]. Maka mungkin ada bro2 sekalian yang bertanya2 gimana cara ngitung panjang dan diameter pada tingkatan2 pipa tersebut?
Ok,….. kebetulan ane menemukan sebuah tulisan menarik tentang merancang knalpot yg menghasilkan kinerja mesin optimal. Yuk kita simak !
Ane dapetin sebuah itung2an optimasi sistem exhaust dalam sebuah tulisan “Engine Optimisation and Performance Characteristics for a Formula Rcae Car” yang ditulis oleh Melinda Rachel Plank. Pada tulisan tersebut dirancang sebuah mobil balap (gocar) berbasis engine yamaha YZF600 1994, yang mana salah satu bagian yang dioptimasi adalah exhaust system-nya.
Baik akan kita buat supaya teknik optimasi exhaust system-nya bisa untuk mesin motor secara umum. Kita mulai dari informasi utamanya adalah berapa derajad bukaan klep ex,misalnya 60 BTDC dan berapa cc mesinnya, misalnya = 59 derajad BTDC.
1. Tentukan dulu direntang berapa rpm kita akan optimalkan misalnya 4000 – 8000 rpm
2. Tentukan pada rpm berapa tenaga puncak akan diletakkan, misalnya = 6500 rpm
3. Tentukan pajang total header dan diameter pipa pada rpm 4000 (batas bawah)
rpm=4000
panjang pipa L2=(850x(60+180)/4000)-3 = 50.125 inc = 127.32 cm
rpm=8000
panjang pipa L1=(850*(60+180)/8000)-3 = 23.563 inc = 59.85 cm
4. Jika kita ingin membagi untuk 2 step untuk power puncak di rpm 6500, maka tentukan panjang dan diameter pada primary pipe dan secondary pipe
Panjan pipa primer P1= (6500-4000)*L2/4000= 31.328 inc = 79.57 cm
Diameter pipa primer D1 = (150/((L2+3)*25))^0.5*2.1 = 0.706 inc = 1.79 cm
Panjang pipa sekunder P2 = (6500-4000)*L2/6500=19.279 inc = 48.97 cm
Diameter pipa sekunder D2 = (D1^2*2)^0.5*0.93=0.928 inc = 2.36 cm
kalo nggak mau susah, ikutin aja excell-nya
dan posisi pipa primer dan sekunder, seperti tampak pada gambar berikut
Yang untuk 3 step silahkan berkreasi sendiri, tergantung pada rpm berapa lagi yang mau dioptimalkan. Jika rpm-nya di bawa 4000 (misalnya rpm 3000), maka panjang pipa keseluruhan akan semakin panjang, dan penambahan diameter ada setelah ujung pipa sekunder. Jika di rpm 5000, maka pada sebagian pipa sekunder terjadi pengecilan diameter (tapi lebih besar dari diameter pipa primer) yang terhubung ke pipa primer dengan panjang beberpa cm, dengan demikian panjang pipa sekuder semakin pendek.
Kira2 begitu deh cerita tentang merancang leher knalpot high performance, mudah2 nggak bingung. Dan mudah2 bermanfaat bagi yang tertarik merancang knalpot motor kesayangan yg kebetulan mesinnya dah dioprek (minimal ganti camshaft). Bagi yang mesinnya masih standar, knalpot ori adalah yg paling sesuai (menurut ane).
Pada artikel selanjutnya akan kita obrolin mengenai power boom dan megaboom, sebagai peningkat tenaga.
Sekian, kepada suhu2 yang lebih faham, mohon koreksi dan tambahannya.
Wassalamu’alaikum wR wB.
Pingback: Motor 2Tak Never Die, Memahami Konstruksi Knalpot Racing 2Tak | motorgoodness
Pingback: “Yamaha Asean Cup Race”, Usaha Mempertahankan Tahta Motor Sport Yamaha di Indonesia | motorgoodness
Pingback: “Yamaha Asean Cup Race”, Usaha Mempertahankan Tahta Motor Sport Yamaha di IndonesiaOTOMOTIF | OTOMOTIF
Pingback: CB150R Racing… “Sang Penakluk”… Bertenaga Lebih dari 32 HP | motorgoodness
Pingback: Merancang Knalpot Free Flow Buat CBR 250 | motorgoodness
Pingback: Merancang Knalpot Free waft Buat CBR 250 | UratMalu
Pingback: “Rancang Ulang Header Knalpot” Maksimalkan Pembuangan NVL Racing Indoprix [ Draft - 5 ] | motorgoodness
Pingback: Mau Tau Pengaruh Knalpot Sakura Terhadap Performa YZF R15 ??? – UratMalu
Pingback: Ubahan Ke-1 Satria FU Jawara IRS, Knalpot | motorgoodness
Pingback: Ubahan Ke-1 Satria FU Jawara IRS, Knalpot – UratMalu
Pingback: Akibat Buruk Aplikasi Knalpot Racing | motorgoodness
Pingback: Optimasi Performa Motor Selain VVA, Variable Intake-Exhaust Tuning | motorgoodness
Pingback: Membayangkan Multi Mode Engine (Implikasi dan Pengambangan dari Aplikasi VVA) | motorgoodness