Teknologi 5G Mengancam Balapan, Termasuk MotoGP.

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Perkembangan teknologi elektronik dan telekomunikasi tidak bisa dibendung lagi. Semuanya menjadi serba digital, cerdas dan bisa dikendalikan dari jarak jauh. Ketika kesemuanya menyatu, maka kita saksikan bagaimana muncul perangkat yang bukan hanya mainan, akan tetapi dapat bekerja secara nyata (real) dan bergerak responsif sesuai dengan keinginan pengendalinya yang terletak sangat jauh, seperti escavator, dump truck dan drone.

Akan tetapi alat-alat ini bergerak dalam kondisi lambat (sesuai habitatnya) sehingga dalam pengontrolannya tidak membutuhkan bandwidth komunkasi data yang lebar. Ketika mereka bergerak cepat tentu saja kemampuan transmisinya juga harus meningkat. Apalagi dilombakan dengan menggunakan perangkat sensor dan aktuator yang banyak, serta pesertanya juga banyak, bandwidth yang dibutuhkan semakin membengkak.

Ketika kita menyaksikan robot asimo (honda) ataupun motobot (yamaha), maka jangan heran jika suatu saat peran rider di sirkuit akan digantikan oleh robot-robot tersebut. Hal ini bisa terjadi jika rider beserta maintenance nya (honor, biaya pengobatan saat cider dan asuransinya kalau tewas) menjadi tidak ekonomis jika dibandingkan robot. Apalagi jika motor+robot sudah dibekali sistem cerdas plus sistem telekomunikasi kecepatan tinggi yang bisa men-cover keperluan bandwidht dari acara tersebut, maka bergantinya rider dengan robot tinggal menunggu waktu.

Dump truck ini mampu bergerak dan bekerja tanpa supir (driver). Pengaturan skedul pekerjaannya dilakukan oleh site control center. Sedangkan navigasinya menggunakan radar, lidar yang dikombinasikan dengan sistem gpr yang presisi, untuk mengetahui lintasan dan apa-apa yang menghalangi saat di perjalanan.

Untuk keperluan balap seperti motogp dan f1 tentu saja kemampuan nya belum cukup, hal ini terkait dengan kecepatan respons, sehingga masih membutuh pembalap untuk mengontrolnya. Sementara sistem telekomunikasi telah mencapai taraf yang sangat tinggi. Sebentar lagi akan memasuki generasi ke-5 (5G) yang mana memiliki kecepatan transfer data sampai 10 giga bps.

Kecepatan transfer data 0 Gbps adalah perkiraan yang cukup realistis, karena saat dilakukan dalam percobaan di laboratorium kecepatannya bisa lebih dari 60 Gbps. Ketika robot+motor masih perlu dikontrol oleh pembalap yang berada di ruang simulator, kecepatan 10 Gbps jauh lebih dari cukup, bahkan untuk 100 pembalap sekalipun.

Ketika menghubungkan motor+robot dan pembalap via 5g menjadi mungkin, maka pembalap bisa melakukan balapan cukup dari ruangan simulator. Data motor (sensor), lingkungan dikirimkan oleh camera serta sensor ke pambalap. Sedangkan data pergerakan badan pembalap seperti pergeseran tubuh, tangan, kaki dan kepala serta sensor di motor (rem, gigi percepatan, gas) dikirimkan dari ruang simulator ke motor+robot yang berada sirkuit.

Jika terjadi crash separah apapun pembalap akan selamat. Sementara motor dan robot bisa dibawa kebengkel untuk diservis dan direparasi.

Dari konsep ini balapan akan tetap menarik, karena gerakan dan kecepatan respon robot tidak jauh berbeda dibandingkan rider. Apalagi jika sudah dilengkapi sistem cerdas baik pada motor maupun pada robotnya, data dari pembalap tidak perlu terlalu banyak untuk mengontrol pergerakan motor dan robot dari jarak jauh di ruang simulator. Bahkan ketika sudah sampai tahap autonomous, robot tidak perlu dikontrol lagi oleh pembalap. Cukup data yang berasal saat test drive dari pembalap aslinya (manusia) dimasukkan dalam prosesor robot, robot bisa balapan sendiri.

Suatu saat (mungkin kita tidak sadar) bahwa yang kita tonton bukan balapan antar rider manusia, akan tetapi cuma antar robot yang dikendalikan oleh rider-rider tersebut di ruangan tertentu. Rider nya hanya muncul saat pemberian piala di podium. Dengan demikan tidak ada kata tim akan kehilangan ridernya saat sang rider cidera atau tewas akibat kecelakaan.

Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya. Semoga bermanfaat, wassalmu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

 

 

8 Komentar

    • nah itu dia
      barangkali akan menjadi suatu pertimbangan strategis
      mirip kayak orang main debus “satu guru satu ilmu, jangan ganggu orang lagi cari rejeki”

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Kegilaan Teknologi – Total Control – Hilangnya Kemanusiaan – Fir'aun Modern – Kehancuran Peradaban | MOTOGOKIL
  2. Meskipun Belum Siap, Akhirnya Honda Memenangkan Balapan Pembuka MotoGP 2020haha | the motorbike goes by skill or you get killed

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan