Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Performa duo suzuki andrea iannone (ai29) dan alex rins (ar42) memang sangat moncer pada balapan aragon kemarin. Bagaimana tidak mereka mampu meningkatkan posisinya dari posisi start 5 (iannone) dan 9 (rins), naik menjadi podium-3 (iannone) dan posisi finish ke-4 (rins). Performa mereka berdua hanya mampu dilakahkan oleh 2 pembalap top dovizioso dan marquez.
Cukup menjadi pertanyaan, suzuki gsxr yang bermesin inline-4 mampu bejaban dengan dua jawara dengan motor bermesin v-4. Sedangkan motor sejenis yaitu yamaha m1 bersusah payah untuk tidak disalip pembalap papan bawah. Ada beberapa spekulasi jawaban atas permasalah tersebut, diantaranya adalah konsesi yang memang masih dimiliki suzuki.
Akan tetapi yamaha dengan m1 adalah motor plus pembalap dengan pengalaman yang sangat tinggi. Apalagi digawangi oleg sang legende yang piawai mengembangkan motor sekaligus legenda motogp. Jadi seakan-akan konsesi yang diberikan suzuki tidak ada apa-apanya dibandingkan pengalaman pasukan yamaha.
Nah untuk mengetahuinya, ternyata Lin Jarvis (Yamaha Motor racing Managing Director) memberikan bocoran situasi yang melanda kubu yamaha. Komentarnya adalah :
” Saat ini yang sedang dilakukan Yamaha adalah berupaya mencari sumber daya manusia baru dengan ide ide baru yang dapat meningkatkan level dari para insinyur Yamaha.” [sumber]
Menurut motogokil insinyur yang dimaksud adalah dibagian kelistrikan. Di mana sistem kelistrikan motor-motor motogp sangatlah pelik, mulai dari sensor, imu, ecu dan aktuator. Yang mana para insinyur ini (menurut lin jarvis) :
- Kreatifitasnya sudah mentok (mandeg) menghadapi permasalahan yamaha m1
- Kurang mampu mendekatkan situasi (masalah) ke dalam sebuah solusi yang dimasukkan ke dalam bahasa pemrograman dalam prosesor di ECU.
Jadi bukan salah rossi atau vinales, tapi salah insinyur. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
klo udah ngomong balapan sebaiknya konfigurasi mesin gak usah terlalu dipermasalahkan. kalo dibalik bisa juga, itu KTM RC pake mesin V kenapa dibelakang mulu.
ianone pake inline sempet fight di depan.
memang masing-masing konfigurasi punya kelebihan kekurangan, tapi gak signifikan dibandingkan kan “paket” motor.
kalo ngomong ama org F1 enak, yang dibilang paket terus mesin chasis aerdinamika misal, gak cuma mesin vee inlen, wee dll,..dll
Paling penting SDD pak Gokil! alias Sumber Daya Duit. kekekek.