[Video] Launching Yamaha MotoGP di Madrid, YZR M1 Tanpa Winglet. Apa Dampaknya Terhadapa Balapan ?

yamaha-m1-motogp-launch

Assalamu’alaikum warochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Hari ini di madrid, 19 januari 2017, yamaha secara resmi me-launch timnya [artikel]. Dari video yang ditampilkan tampak pembalap yang begitu terkesan dengan motor yang baru dibuka dari kurungannya, mereka tidak lain adalah rossi dan vinales. Penampakan motor m1 yang tampil frontal di depan pengunjung, tidak jauh berubah. Masih berwarna biru dengan sponsor utama movistar. Simak video-nya saat launching

Tapi jika dilihat secara cermat pada bagian fairing-nya, yamaha m1 2017 sudah lebih rapih. Tidak tampak lagi winglet lebar, yang cukup mengganggu pemadangan. Tentunya hilangnya winglet pada m1 dan juga motor motogp yang lain sudah merupakan kesepakatan. Komisi Grand Prix yang terdiri dari Asosiasi Produsen (MSMA), Dorna, FIM, dan Asosiasi Tim MotoGP (IRTA),  Sirkuit Assen jelang Grand Prix Belanda. Keputusan bulat diambil yakni melarang penggunaan winglet pada musim balap 2017.

yamaha-m1-motogp-launch-no-wing

Nah ketika winglet dilepas, tentunya dampak buruk yang dulu menjadi pemicu penggunaan winglet dikhawatirkan akan muncul. Karena nyatanya winglet sangat berguna, saat diaplikasikannya ECU seragam dan dilarangnya kontrol traksi. Winglet memberikan kontribusi positif saat motor keluar tikungan, karena efek utamanya untuk mengurangi wheelie pada ban depan [artikel].

Artinya, jika winglet mereka hilangkan maka ada beberapa kemungkinan dan konsekuensinya :

  1. Para pembalap motogp akan kembali merasakan liarnya motor, terutama bagian depan saat keluar tikungan. Balapan akan lebih seru.
  2. Para insinyur sudah mampu menaklukkan wheelie tersebut, tanpa menggunakan winglet. Nah ini dia yang sangat seru untuk dibahas.

Intinya penggunaan winglet, (menurut motogokil) merupakan solusi sederhana mengurangi wheelie. Para kru dan insinyur banyak melakukannya, karena tidak mau repot men-setting ecu untuk mengatasinya. Maklum ECU magneti marelli baru mereka gunakan, para insinyur belum terbiasa. Dan mereka membutuhkan banyak waktu untuk mampu mengeluarkan semua potensi ECU tersebut. Karena mereka dikejar oleh target kecepatan dan keandalan serta kemenangan dalam setiap race, maka permasalah wheelie serahkan saja pada winglet.

Seiring dengan cukupnya waktu riset, komplen-respon antara insinyur dan penyedia magneti marelli, ecu menjadi lebih mudah dikuasai. Dengan memanfaatkan beberapa sensor yang ada, para insinyur bisa melakukan manipulasi algoritma agar seakan-akan memberikan informasi seperti sensor torsi/traksi (torductor). Dan teknik seperti ini bisa motogokil sebut “psoudo”-torductor. Dengan demikian ecu mampu memberikan respon seperti layaknya ketika menerima informasi dari torductor yang sesungguhnya. Walhasil, winglet tidak diperlukan lagi, dan tidak masalah jika komisi grand prix melarangnya.

Nah disinilah, akan terjadi adu pintar insinyur dalam menerjemahkan semua informasi yang disuplai oleh semua sensor (yang diizinkan oleh komisi) menjadi info semisal torductor. Dan ini akan menjadi rahasia yang cukup penting bagi masing-masing tim. Karena ECU yang digunakan seragam, maka kalau sampai bocor…..usaha, waktu yang dihabiskan untuk riset akan sia-sia. Karena dengan mudahnya algoritma tersebut dicangkokkan pada ECU rival yang seragam tersebut.

output-sensor

Jika insinyur masih belum mampu menggali potensi ecu, maka efek wheelie akan tetap tampak pada saat race, meskipun semakin sedikit. Tentunya hal ini tantangan berat bagi tim kecil, jika tidak mendapat bocoran dari tim pabrikan. Dan barangkali, dengan semakin banyaknya motor yang terlihat liar di tikungan, justru menjadikan balapan motogp semakin seru.

Sementara cukup sekian dulu pemirsa motogokil, lebih kurangnya mohon maaf. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

 

 

5 Komentar

    • Ini saya setuju. Penyeragaman ecu dan ban adalah contoh usaha penyelenggara motogp untuk memacu persaingan lebih seru dan menonjolkan skill pembalap. Idealnya jangan lagi pembalap menyalahkan motornya atas kegagalannya dalam race.

  1. Om Gokil, katanya untuk 2017 M1 Yamaha sedikit mengurangi putaran atas supaya engine lebih awet gitu, sehingga hal ini menjadi bahan bullyan dari para komentator yg berseberangan dg Yamaha. Tetapi katanya Power M1 identik dg versi 2016, padahal putaran mesin diturunkan, pertanyaan ane mungkinkah Yamaha sudah dapat membuat mesin yg power maksimumnya sama dg sebelumnya namun diraih di RPM yg lebih rendah ?

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan