[ MotoGP ] Aplikasi Sensor Suhu Ban

img-3272_0

Sumber

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai k

Setelah dilarang penggunaannya pada tahun 2010 dan 2011, sensor suhu kembali dilegalkan. Dengan bantuan sensor ini, suhu ban dapat diketahui pada saat berlangsungnya balapan, yang kemudian disimpan dan dikumpulkan dalam memeori yang terintegrasi dengan ECU. Data suhu ban selama penggunaannya dalam balapan sangat  penting, tidak hanya untuk produsen ban, akan tetapi juga untuk pengguna saat itu (rider motogp).

Sensor suhu ban ini diintegrasikan pada fender bagian dalam untuk mengukur suhu seluruh bagian ban. Yang jadi pertanyaan adalah :

” Apa gunanya informasi mengenai suhu ban bagi rider maupun produsen ?”

Mari kita diskusikan…

Suhu ban yang pas akan menentukan grip yang maksimum

temp vs grip

Oleh karena itu untuk mendukung start yang baik, ban motor sebelum digunakan dihangatkan terlebih dahulu dengan menggunakan tyre warmer

MotoGP_Tire_Warmers_02_LRG

Dan sebelum dilakukan start, para pembalap dipersilahkan untuk melakukan warming up lap. Tujuannya adalah untuk menghangatkan ban, agar sehunnya sedikit naik dan gripnya meningkat.

Dengan berlangsungnya balapan, suhu ban akan mulai meningkat. Peningkatannya tergantung dari suhu udara, suhu aspal, akselerasi/deselarasi, style pembalap dan lain-lain. Intinya suhu akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya lap.

temp tire in corner

Jika sang rider kurang memahami perubahan performa ban/grip karena perubahan suhu, maka pada saat meningkung ban akan kehilangan grip. Ban bisa kehilangan grip saat menikung bisa karena masih dingin (balapan baru mulai) atau ban sudah terlalu panas (balapan hampir selesai). Dan inilah akibatnya

Ban masih dingin

crash because no warm tire

Atau ban sudah terlalu panas, grip tak mampu menahan gaya sentrifugal motor

crash because too hot tire

Oleh karena itu mengetahui dan memahami suhu ban sangat penting, baik bagi sang rider, maupun bagi pabrikan.

Bagi rider dengan adanya informasi suhu ban, rider dapat dengan segera menyesuaikan riding style-nya agar saat melibas tikungan tetap didukung oleh grip ban yang mencukupi. Sedangkan bagi produsen, data suhu, lap-time, profile sirkuit dan suhu aspal, dapat digunakan untuk mendisain ulang ban-nya. Baik racikan compound, struktur maupun kesimetrian compound antara sisi kiri dan kanan. Dengan demikian kualitas ban akan semakin bagus, sehingga dapat mendukung perolehan lap-time para pembalap.

Inilah “derita” ban akibat style pembalap, suhu aspal, ketidak sesuaiaan pilihan compound dan lain-lain

ban coak melting tyre

 

Hubungan sensor suhu ban dengan ECU

Sensor suhu ban akan membaca suhu ban kemudian mengirimkannya ke ECU

tire temp sensor0

Kemudian data tersebut disimpan dalam data logger, dengan waktu sebagai domain-nya. Ketika selesai balap, dari waktu bisa diterjemahkan sebagai posisi di sirkuit. Sehingga dapat diketahui profile suhu ban sebagai fungi dari posisi sirkuit. Dari data ini dapat diketahui pengaruh kurvatur sirkuit, akselerasi/deselerasi motor, kemiringan motor terhadap peningkatan suhu ban.

Jika fungsi seperti ini dicangkokkan dalam ECU, kemudian dikombinasikan dengan kontrol traksi, maka kemungkina pembalap jatuh sangat kecil. Karena ECU membatasi performa engine agar ban tidak kehilangan grip saat menikung. Jika ini yang terjadi maka skill pembalap benar-benar akan “terpenjara” oleh sistem elektronik. Karena walaupun pembalap membuka throttle secara maksimum saat menikung, ECU akan menyetel kembali sehingga tidak terjadi selip di ban depan maupun belakang.

Makanya Marc Marquez, meminta mekaniknya untuk menguragi peran kontrol traksi, agar bisa bebas berkreasi dengan style-nya.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.

26 Komentar

  1. Honda RC213V sekarang pake screamer atau big bang yaa…? sekalian buatin dong artikel tentang Big Bang, Screamer, Crossplane dll…

  2. kalo ane pikir, penerapan teknologi2 yang membantu cara riding si biker harusnya diterapin di produk massal bukan di arena balap…
    di arena balap yang diuji kan skill pebalap, makanya seharusnya fungsi piranti2 elektronik ini harusnya diminimalisir buat menguji si pebalap…
    beda klo secara realitas, piranti2 elektronik ini akan membantu cara riding si biker jadi bisa meminimalisir kesalahan yang efeknya menurunkan potensi kecelakaan akibat human error si rider…
    imho

    • lho khan penerapan teknologi itu bertahap…
      dimulai di balap prototipe.. hingga nanti diterapkan diproduk masal bahkan low end produk…

      misal kontrol ABS ini dulu jg teknologi balap prototipe.

      Sistem injeksi dan ECU Xini juga warisan motogp

      bahkan sistem CDI DC ini teknologi balap tapi tahun jadul banget.. 😛

  3. Wew,gambar no.1 itu seri ke2 lorengso mewek,seri berikutnya nyolong start “smakin didepan” 😀

  4. mantap lah dari segi teknologi mem.ang honda udah diatas yamaha kawasaki suzuki.cuma diindonesia saja yang para alay sukanya membandingkan dengan speed motor
    klo dari sisi suzuki para fb nya banggakan fxr.padahal klo dipikir kenapa fxr itu gak laku dan gagal karena itu mesin tidak efesien.bikin motor kencang itu gampang tapi kencang yang modern dengan konsumsi bahan bakar irit ramah lingkungan dan durabilitas mesin yang tinggi dan safety itu yang kudu dipikirkan.
    para fb alay sellu dipikirkan kencangnya saja. gak bisa menilai dari keunggulan sebuah motor

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan