Test Ride Motor Baru Injeksi Harus di Jalan Beneran, Bukan Hanya Simulasi

OLYMPUS DIGITAL CAMERA[Sumber : azizyhore.wordpress.com]

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan.

Namanya juga motor harian, kalau mau dijual ya tes- nya dipake harian, di jalan yang digunakan sehar-hari. Kalau jualannya di Indonesia ya harus sesuai dengan kondisi di Indonesia, mulai jalan mulus sampai jalanan ancur, jalan datar sampai nanjak 45 derajat (pinggir kali), dataran rendah/pantai sampai pengunungan, jalan kering sampai banjir dan di cuaca panas berdebu sampai hujan lebat. Motor yang mau dijual harus teruji di semua kondisi tersebut, yang mana nggak mungkin disimulasikan dengan sempurna di pabrik, jadi ya harus testride di jalanan beneran.

Apalagi motor injeksi, dimana jumlah bbm yang diijeksikan di “takar” sesuai dengan jumlah udara yang masuk. Sedangkan kepadatan udara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diataranya :

  1. Suhu
  2. Tekanan udara
  3. Kelembaban
  4. Cuaca

Faktor2 tsb diketahui oleh otak yang men-takar bbm (ECU) melalui sensor2 (IAT, IAP, MAP, dll). Kalau disimulasikan sangat sulit mengetahui kombinasi dan variasi dari faktor2 tsb, secara riil. Jadi testride yang dilakukan pabrikan, pasti untuk mendapatkan data2 tsb, mengetahui respon dari sistem injeksinya, dan performa yang dihasilkan. Oleh karena itu, testride nya harus dilengkapi dengan datalogger, untuk menyimpan data, yang kemudian data tersebut akan digunakan untuk fine-tunning sistemnya.

data logger motorcycle

Fine tunning yang dilakukan bisa berupa :

  1. setting waktu pengapian dan penginjeksian di ECU,
  2. penggantian sensor2 yang lebih sesuai,
  3. bahkan jika diperlukan ECU diganti dengan yang performa lebih tinggi, kecepatan proses nya lebih tinggi, untuk mengolah data dari sensor yang banyak.

Jadi semakin tinggi performa dan efisiensinya mesin motor, semakin banyak sensor yang digunakan, ECU semakin cangggih/cerdas (kecepatannya tinggi), ujung2nya semakin mahal.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.

33 Komentar

  1. memang harusnya kaya gitu 😀

    kecuali klo emang ada tempat test yg canggih bisa modifikasi atmosfir, iklim & cuaca *ngehayal :mrgreen:

  2. makanya jangan nafsu beli motor baru, kaya produk itu tuh… belilah produksi 6bln setelah launcing prod. bukan BC tapi kenyataan…

  3. motor honda dgn sistem pengujian simulasi tetep joss…

    😀

    malah motor sebelah banyak kasus lampu ama spedo ngembun…

    😀

    menurut om gokil faktor tsb diatas bisa dirumuskan dalam suatu sistem gak? dan hasilnya bisa dipakai untuk pangujian secara simulasi?

    😀

    mohon pencerahannya…

    • bisa saja, tapi tidak bisa 100% sama dengan kondisi alamiah, pasti ada error-nya sedikit atau banyak.
      harusnya hasil simulasi buat setingan awal, dan fine tunning dengan menggunakan data riil jalanan. error digunakan sebagai umpan balik untuk mengoreksi setingan-nya, sehingga error nya semakin kecil.

  4. untuk AH eM kayaknya gak mungkin tes jalan bro
    fanboynya bisa malu tuh, kan dulu mereka koar2 kalo sirkuit AH eM itu paling canggih sejagat, bisa disetel cuacanya, mau musim dingin bisa, musim panas bisa, musim hujan bisa, musim duren bisa, musim rambutan bisa, musim janda juga bisa.

  5. Mas gimana kalau untuk setingan motor injeksi didataran tinggi yang lebih dari 3000dpl apa ada perbedaan setingan ecunya dengan yang dataran rendah,maaf mas karena saya ga tau sebelumnya saya ucapkan terimakasih banget

    • sebenernya ECU bekerja berbasiskan rpm, dan masukan dari sensor2 menjadi bagian untuk mengoreksi. Jadi ECU yang baik punya banyak map, baik untuk pengapian dan penginjeksian. Jadi setingan waktu pengapian dan penginjeksian, untuk dataran rendah dan dataran tinggi jelas berbeda, karena udara di dataran tinggi lebih renggang, sehingga seharusnya bbm yg diinjeksikan lebih sedikit, daripada ketika di dataran rendah. Tapi ECU yang canggih sudah mampu melakukannya secara otomatis, karena map nya sdh disediakan dalam memorinya

  6. oke, makasih atas pencerehannya…

    😀

    berarti cuma masalahnya akurasi data tidak bisa 100% seperti kondisi riil…
    tapi mungkin setidaknya itu sudah cukup membantu, dan untuk penyempurnaan hasil simulasi tinggal disingkronkan dilapangan, seperti test ride sebelum produk dirilis…

    😀

    hasil keduanya bisa dijadikan rumusan dan aplikasikan untuk pengujian produk selanjutnya secara simulasi…

    😀

    sepertinya sistem itu yg dipakai honda selama ini…

    *nebak dot com…

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan