Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalana sampai ke tujuan
Tertarik oleh opini bahwa mobil terkuat saat ini, yaitu devel sixten quad-turbo mengalami akan banyak kendala dalam produksinya. Hal ini terkaid dengan spesifikasi engine yang luar biasa besar, yaitu 5000 hp untuk tipe-3. Berarti powernya lebih dari 3x lipat bugetti veyron yang hanya 1500 hp. Jika bugetti veyron saja bisa mencapai topspeed 300 mph (482 kpj), lalu berapa topspeed devel sixten ???
Ketika membicarakan engine dengan power 5000 hp dengan topspeed yang ingin dicapai 350 mph (563 kpj), maka akan banyak permasalahan dan hambatan yang dihadapi, yaitu :
- Transmisi menjadi salah satu hambatan, untuk menyediakan kecepatan tersebut. Karena kecepatan yang diharapkan sangat tinggi, sementara rpm dimana power maksimumnya cukup rendah, sekitar 6000 rpm, dengan torsi yang sangat besar 3000 lbft, rasio yang harus disediakan tentunya sangat besar. Salah perhitungan bisa hancur gearbox-nya.
- Ban, sampai saat ini belum ada pabrikan yang menyediakan ban dengan kemampuan menghantarkan kendaraan dengan kecepatan 500 kpj. Lalu bagaimana ban legal bisa mentransfer power 5000 hp untuk mencapai kecepatan 350 mph ? Yang ada ban akan spin, dan pengendalian akan liar dan membahayakan.
- Rem, entahlah ….adakah rem yang mampu menghentikan mobil ini ketika melaju di jalan umum.
- Aspal jalan umum, mana ada jalan umum yang memberikan support untuk kendaraaan melaju dengan kecepatan 500 kpj ?
- Aerodinamika, mobil balap saja ada yang terbang saat balapan. Padahal aerodinamikanya sudah didesain sedemikian rupa agar lengket ke aspal saat balapan. Dan lagi mobil balap tersebut kecepatan dan power yang lebih rendah serta dilakukan di sirkuit dengan kondisi yang sangat terbatas (baik aspal dan sekitarnya). Bagaimana dengan devel sixten ?
- Harga ??? Siapa yang mau beli jika harganya $ 10 million ?
Begitu pula dengan sepeda motor. Jika hanya ingin dianggap hebat, maka pabrikan akan membuat motor terkencang, tercanggih dan termahal. Akan tetapi pabrikan juga ingin untung, maka dibuatlah motor yang layak untuk daerah tersebut. Layak ditinjau dari performanya, fungsinya, fiturnya, bentuknya, dan harganya. Dengan kelayakan tersebut diharapkan akan dibeli oleh mayoritas konsumen di daerah tersebut. Tentu saja masing-masing daerah punya karakter yang mungkin berbeda, bahkan sangat berbeda.
Jadi bagi kita-kita pencinta performa dan kecepatan, jangan sampai beranggapan pabrikan tidak mampu atau tidak mau menyuguhkan motor terbaiknya kepada kita konsumen tanah air. Akan tetapi mereka semua semata-mata ingin menawarkan motor yang paling realistis untuk kita saat ini dengan semua kondisi yang ada. Mulai dari daya beli, kondisi jalan, kegunaan dan kesiapan infrastruktur lainnya. Mending jual honda beat bisa laku 2 jutaan unit pertahun ketimbang bikin rc213v-s cuma laku satu unit.
Konsumen yang nekad beli kendaraan eksotis seperti ini pun tidak akan bisa merasakan performa optimalnya dalam keseharian. Selain kondisi tidak memenuhi persyaratan, skill dari rider/driver juga perlu di-upgrade untuk mengendarainya. Kalu hanya skill sim-c nembak, naik honda rc213v-s di jalan raya, akan dengan mudah disalip honda beat.
Kita-kita konsumen biasa, harus bersyukur dengan motor yang kita miliki saat ini. Nggak usah muluk-muluk kalau punya keinginan. Karena seharusnya “kita naik motor” bukan “motor yang menaiki kita”. Punya hasrat naggak punya duit, punya duit bisa beli motor nggak bisa mmemakainya, bisa memakainya tapi nggak ada waktu dan jalanannya. Akhirnya motor mahal nganggur di etalase ruang tamu, sekedar menjadi pajangan dan citra kesuksesan.
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
DOHC Oberbore vs DOHC Overstroke vs SOHC + VVA kenyataan di jalan gak ada bedanya wong yg pake santai sambil bonceng anak istri. Disalip melulu ama anak smp pake metik kecil.
wkwkwk
mo pake moge1000cc,sport250cc,metik150cc.. toh d jalan cuman beberapa detik doang d 130kpj.. #sadarrealita
gimana dengan pesawat om, ban pesawat ketika landing / take off kan kecepanya 400 – 700 km/jm, juga rem pesawat juga baik2 saja pada kecepatan itu, bukakah abs itu teknologinya pesawat
karena pesawat memang baru bisa terbang kalau kecepatannya segitu
tentu saja ban dan rem-nya disesuaikan, akan tetapi ban dan rem pesawat kan cuma dipakai sebentar untuk take-off dan landing, otomatis bebannya ringan
kalau abs kan memang dipakai agar rem tidak ngunci, bahaya kalau pas landing remnya ngunci bisa nyungsep tuh pesawat.
Nasehat yg bagus,Mas IWF..