Rem Belakang Ducati Menggunakan Strut, Ada yang Tahu Manfaatnya ???

 

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Dalam gambar di atas terlihat motor ducati mungkin gp18, yang mana menggunakan strut sebagai stopper kaliper rem cakram belakang. Dan tentu saja penampakan ini cukup aneh, lantaran mirip dengan model stopper rem belakang tromol jadul. Seperti yang dulu pernah kita temukan pada motor bebek, bahkan pada beberapa motor sport sepert verza, vixion lawas, w175 dan lain-lain. Penampakannya seperti ini

Mirip kan ? Mau tahu mengapa ducati menerapkan teknik ini ?

Ternyata teknnik ini diterapkan ducati untuk mengubah torsi rem belakang yang sangat berpengaruh terhadap swing arm. Bracket caliper belakang tetap berpusat di poros roda, akan tetapi stoppernya berupa sebuah strut panjang yang terhubunga ke pivot di frame. Yang mana bentuknya mirip jajaran genjang yang tersusun dari swingarm, caliper sampai pivot strut belakang, strut panjang yang kokoh dan sejajat swingarm dan titik pivot pada frame. Sehingga torsi rem ke torsi hampir tidak ada, karena semuanya masuk ke chassis di ujung depan strut.

Sudut titik  pivot ujung depan strut bisa diatur, jika dinaikkan derajatnya maka akan semakin banyak torsi rem belakang yang diterima oleh swingarm. Torsi yang dihasilkan pada swingarm cenderung menurunkan bagian belakang sepeda ketika pengereman.

Dalam penempatan kaliper normal langsung ke swingarm, 100 persen torsi rem akan menekan suspensi belakang. Dengan teknik ini, pengreman ban belakang  akan memungkinkan pengendara untuk mengerem sedikit lebih keras sebelum motor stoppie akibat rem depan yang cukup keras.

Mengapa baru diaplikasikan sekarang ? Ternayata hal ini terkait dengan peralihan aturan ban tunggal dari bridgestone ke michelin. Ban bridgestone dapat menerima pengereman depan yang sangat kuat sehingga rem belakang sangat sedikit digunakan. Sedangkan michelin ban depan tidak boleh terlalu panas akibat pengereman yang intensif pada bagian depan, sehingga pengereman ban belakang harus ditingkatkan.

Nah saat rem belakang menjadi lebih keras, sedangkan torsi 100% diterima oleh swingarm, maka tekanan yang kuat pada suspensi belakang akan menjadikan ban belakang akan terloncat/hop (melayang) saat terjadi ketidakrataan aspal (bumpy). Dan saat kembali menyentuh akan aspal, suspensi belakang akan memberikan tendangan yang cukup kuat, yang mengakibatkan pengereman terasa kasar.

Dengan mengatur torsi pengereman yang diterima swingarm sedemikian rupa, dapat meminimalkan loncatan pada ban belakang. Dan menurut lorenzo dengan wheelbase yang panjang semakin membutuhkan rem belakang yang kuat. Oleh karena itu, ducati sedang mencoba beberapa tingkat pengaruh torsi rem belakang terhadap swingarm yang kurang dari 100% untuk meminimalkan loncatan, sekaligus menjaga tekanan tekanan suspensi sesuai kebutuhan pembalap [sumber].

Jadi begitu bro, tekanan swingarm diperlukan untuk menjaga traksi ban belakang. Akan tetapi tekanan yang berlebihan akibat pengereman yang cukup keras di bagian belakang, mengakibatkan terjadi loncatan-loncatan kecil pada ban belakang sehingga pengereman terasa kasar. Untuk meminimalkan loncatan-loncatar tersebut dipakailah strut sebagai stopper kaliper rem belakang.

Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya, semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

 

 

Be the first to comment

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan