[Ngaji Islam] Berhati-hatilah Terhadap Dunia, Jangan Sampai Salah Mensikapinya

mukadimah4

Terkadang bagi sebahagian orang, dunia tampak begitu indah dan manis, bahkan membuat terlena. Sehingga banyak sekali kaum muslimin yang terlupakan akan kampung abadinya yaitu kampung akhirat.

Memang jika ditanya , “Apakah ia akan kekal di dunia?” pasti semua nyatakan “Tidak”.

Akan tetapi karena minimnya pengetahuan dan pengahyatan syariat Islam, dunia membuatnya terbuai dan lupa/lalai bahwa ia hidup di dunia ini hanya sementara dan tujuannya semata2 hanya untuk beribadah kepada Allah SWT dengan berpedoman kepada Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya.

Yang ada dalam fikiran dan nafsu para pencinta dunia adalah untuk “selalu menomorsatukan dunia”, “time is money”. Maka gerak-gerik dan segala langkahnya selalu berbau dunia, perkara akhirat dijadikannya perkara yang paling belakang bahkan tidak ingat sama sekali.

Seharusnya kita sebagai seorang muslim tidak demikian. Apalagi jika kita sebagai rider/biker , karena kita sadar betul bahwa kematian dapat menjemput kita sewaktu2 di jalan raya, karena kehidupan kita di jalan sangatlah dekat dengan kematian.

Bagi seorang biker muslim yang beriman, tentunya sadar betul bahwa kematian adalah sekedar pintu untuk memasuki alam selanjutnya yaitu alam barzah dan kemudian kiamat adalah pintu untuk menghadapi alam akhirat. Tapi apakah kita sudah mempersiapkan bekal untuk perjalanan kita selanjutnya baik untuk memasuki etape alam kubur maupun tujuan akhir. Dan bekal ini benar2 akan menentukan apakah kita pantas masuk surga atau malah terjerumus ke neraka, naudzubillah.

Dan untuk mempersiapkan bekal tersebut tiada lain adalah dengan memperbanyak amal sholeh kita di dunia. Dan syaithon musuh kita yang nyata, yang terkutuk, tidak akan tinggal diam. Syathon akan selalu berusaha keras untuk membujuk kita dengan dunia yang menipu, agar kita lalai untuk mempersiapkan bekal untuk kebahagiaan kita di akhirat.

Dan salah satu bentuk tipu daya syaithon bagi seorang rider adalah,

  1. Terlalu cinta kepada motornya sehingga lebih mengutamakan segala sesuatu yang berkaitan dengan motornya, sampai2 melupakan keta’atan kepada Allah SWT
  2. Berlomba-lomba dalam mendapatkan motor yang terbaik, semakin baik dan semakin baik lagi (pastinya semakin mahal). Sehingga lupa bahwa semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat.

Supaya lebih mantab, mari kita lihat beberapa dalil yang akan memberikan kita pemahaman akan kehidupan dunia ini, sehingga kita selalu waspada dalam mensikapinya. Karena kalau sampai salah mensikapinya, niscaya kita akan celaka, baik di dunia apalagi di akhirat…

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu) (QS. at-Takastur: 1-8).”

Tambahan penjelasannya :

  1. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata: “Allah mengabarkan bahwa sesungguhnya bermegah-megahan menyibukkan manusia dan melalaikan dari mengingat Allah dan kampung akhirat sampai kematian menjemputnya.“
  2. “Kehidupan dunia sebenarnya tidak tercela, sesungguhnya yang menjadikannya tercela adalah perbuatan manusia di dalamnya. Dunia itu adalah jembatan menuju surga atau neraka, akan tetapi ketika nafsu syahwat terhadap dunia, keterlenaan dan keterpalingan dari Allah dan negeri akhirat maka dunia menjadi tercela.”

Dalam dalil yang lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (dunia), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS. 17:18)

Allah juga berfirman :

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24)

Lalu Bagaimana Kita Sebagai Muslim Mensikapi Dunia ???

Sedemikian besar bahayanya jika kita terlalu berlebihan terhadap dunia sehingga melalaikan Allah SWT, sehingga Allah SWT dan Rosululloh SAW banyak memberikan gambaran tentang dunia supaya kita dapat dengan cerdas dan bijaksana mensikapinya.

”Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenagan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”, (Quran Surat Al-Mulk : 2).

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” QS. al-An’am: 32)

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashash: 77)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”   (Ali Imran: 133)

Dahulu, kaum mukminin sibuk berlomba mencari pahala akhirat. Abu Dzar radhiallahu’anhu berkata,” Sesungguhnya beberapa orang dari shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ”Wahai Rosulullah, orang-orang kaya telah pergi membawa pahala banyak ; mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta mereka” (HR. Muslim).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Dunia itu terlaknat, terlaknat apa yang ada di dalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang  dicintai-Nya, orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu.”  (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihukumi hasan oleh Syaikh al-Albani)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Apalah artinya aku dengan dunia, tiadalah aku di dunia melainkan seperti seorang yang dalam perjalanan bernaung dibawah pohon (sebentar), kemudian melanjutkan perjalanan lagi dan meninggalkan pohon tersebut.”(HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim, sahih.)

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“.

Para Salaf berkata: “Sesungguhnya cinta terhadap dunia merupakan pokok dari segala kesalahan dan dapat merusak agama.

Silahkan disarikan dalil2 tersebut, semoga berguna khususnya bagi penulis pribadi, umumnya buat kita semua.

Yang benar datang dari Allah SWT, yang salah datang dari ane al-fakir, wallohua’lam, wassalamu’alaikum wR wB.

doa kafarotul majlis

5 Komentar

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan