Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan.
Beberapa artikel yang lalu telah kita diskusikan teknik2 untuk meningkatkan efisiensi volumetrik, dengan mengoptimalkan desain saluran masuk (intake) pada bagian filter udara, mulut dan runner. Upgrade pada bagian filter dan mulut intake tidak dipengaruhi oleh rpm. Akan tetapi optimalsasi pada bagian runner ditentukan oleh rpm, atau dapat dikatakan bahwa desain runner yang kita tentukan tergantung pada rpm berapa kita letakkan posisi efisiensi volumetrik (VE) maksimumnya.
Oleh karena itu, mari kita bersama2 mendiskusikan teknik untuk memaksimalkan VE pada rpm rendah maupun rpm tinggi, alias memperlebar power-band dari engine motor kita.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa, hasil optimasi VE yang kita lakukan melalui tunning pada ukuran (panjang dan diameter) runner mengacu pada “satu” nilai rpm, sehingga pastilah timbul pertanyaan : “Bagaimana dengan nilai VE pada rpm lainnya?”
Jawabannya jelas, pada rpm lainnya tidak optimum, terjadi penurunan VE, otomatis torsinya juga menurun karena VE dengan torsi berbanding lurus.
Hasil penelitian Radivoje dkk dalam tulisan ilmiah yg berjudul “ASPECTS OF VOLUMETRIC EFFICIENCY MEASUREMENT FOR RECIPROCATING ENGINES”, menunjukkan bahwa tuning VE pada rpm yang berbeda dengan menggunakan panjang runner yang berbeda pula.
Oleh karena itu dilakukan medifikasi pada runner agar bisa fleksibel, juga bisa panjang bisa pendek. Secara teori mungkin bisa dilihat dalam gambar ini (contoh aplikasi pada mobil audi v6)
Saat rpm rendah, untuk memaksimalkan VE (juga torsi) membutuhkan runner yang panjang, saat itu valve/klep tertutup. Pada saat rpm terus naik, dan torsi mulai turun, klep tebuka dan udara langsung masuk ke runner yang berukuran yang lebih pendek. Dan runner pendek ini untuk memaksimalkan VE pada putaran tinggi. Dengan demikian torsi pada rpm rendah dan tinggi bisa dicapai, hal inilah yang menyebabkan power-band semakin lebar.
Untuk motor balap yang rpm-nya cenderung lebih tinggi, tentu saja runner-nya jauh lebih pendek karena VE maksimum diposisikan pada 14000 rpm. Aplikasinya dengan menyambung dan memotong runner melalui tuas yang otomatis bekerja pada rpm tertentu
Inilah isi dari air box pada gambar judul di atas. Jika gerakannya turun, extended runner menyambung dengan short runner membentuk long runner, cocok untuk rpm rendah. Jika bergerak naik untuk memaksimalkan VE di rpm tinggi.
Sampai disini dulu obrolan kita mengenai teknik yang dikembangkan untuk memaksimalkan VE baik di rpm rendah maupun di rpm tinggi. Semoga bermanfaat wassalamu’alaikum wR wB.
Wah ruwet kethoke
mirip teknologi honda v-tec ya kang..
“Saat rpm rendah, untuk memaksimalkan VE (juga torsi) membutuhkan runner yang panjang, saat itu valve/klep tertutup. Pada saat rpm terus naik, dan torsi mulai turun, klep tebuka dan udara langsung masuk ke runner yang berukuran yang lebih pendek. Dan runner pendek ini untuk memaksimalkan VE pada putaran tinggi. ”
http://world.honda.com/automobile-technology/i-VTEC/
“VE dengan torsi berbanding lurus”
Ane punya pertanyaan nih bro Iwan Mokil :
Bagaimana desain runner terbaik utk mesin ber-stroke pendek (40 – 49,9mm) agar torsi yg dihasilkan lebih besar & peak-nya berada di RPM rendah menengah (6500-8000 RPM) ?
Selama ini kan kita tahu bahwa mesin ber-stroke pendek menghasilkan torsi yg kecil / pas2an.
Nah, adakah solusinya utk memperbesar torsi mesin yg ber-stroke pendek melalui rekayasa panjang runner ?
Gondes maaf njumpalik ketiduran
wkwkwkwk
bro ini fungsinya sama dg tabung d RXK ya? pernah aq aplikasikan k scorpio tarikan akselerasi lbh mantap.
ane nggak tau bro, belum ngeliat sendiri bentuk intake-nya rxk
Yeis (Yamaha Energi Induction System) > cadangn gas siap bakar > induksi / mendorong ke ruang bkr > efek akselerasi spontan.
RX King tarikan awal joosss
leres suhu
http://sarikurnia980.wordpress.com/2013/12/24/ini-baru-tantang-nyali/
Ouwh begitu toh cara kerjanya..
Mirip kayak Velocity Stack y, tapi dalam bentuk runner dan bisa naek turun..
Kalo untuk motor blade bisa di aplikasiin g y?hehe
Makasih ilmunya suhu..
Mas admin..
system ini dg VLIM ( variable length intake manifold ) samakah?
di motor lokal yg adopsi VLIM, YM jetFi (stationer manifold lwt jalur pjg, rpm naik lwt short manifold).
CMIIW
ini contoh gmbr nya :
http://www.otomotifnet.com/spaw/uploads/image/Kanal%20MOTOR/Teknik/2012/02-Februari/20120209-TBmioJ-1.jpg
Ga ngeh blas
Bantu sundul tulisan bgs bgt. Makin ke sini motogokil makin kurang sharing yg kyk gini. Padahal ilmu bgt. Makasih mas suhu… 😀