Mampukan Suzuki Menggenjot Penjualan Memanfaatkan Momentum Kejayaannya di MotogP 2020 ?

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barkatuh
Semoga Allah senantiasa menyelamatkan kita semua dari penularan wabah penyakit dan berbagai marabahaya di manapun kita berada.

MotoGP musim tahun 2020 ini menjadi momentum kebangkitan tim pabrikan suzuki. Dan melihat dari klasemen sementara, tim pabrikan suzuki (team suzuki ecstar) menjadi kandidat kuat untuk meraih triple crown, memenangi semua aspek baik pembalap, konstruktor maupun tim. Apalagi sangat jelas terlihat bahwa kedua pembalapnya baik alex rins (ar42) dan joan mir (jm36) sedang dalam kondisi terbaiknya, dan tentu saja ditunjang dengan performa suzuki gsx rr yang sulit dibendung oleh motor-motor lainnya.

Sampai saat ini (race ke-13) prestasi tim suzuki adalah sebagai berikut…

Dari data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2020 ini tim pabrikan suzuki menunjukkan pefroma terbaiknya. Akan tetapi sebaliknya, untuk penjualan sepeda motor suzuki di Indonesia tidaklah sehebat prestasinya di motogp. Hampir setiap tahunnya volume penjualan suzuki hanya mencapai tidak lebih dari 2% dari total motor yang terjual di Indonesia. Nah apakah kejayaan tim pabrikan di motogp akan mampu memanfaatkan momentum kemenangan demi kemenangan untuk meingkatkan publisitas yang berujung pada kenaikan volume penjualan motor suzuki ?

Menurut iwf penjualan suzuki di Indonesia masih cukup sulit walapun tim balapnya berjaya di Indoensia. Ada beberapa kendala baik internal maupun eksternal yang menjadikan suzuki sulit menggeliat untuk memperbesar volume penjualannya dengan memanfaatkan momentum kemenangannya di motogp. Kendala-kendala tersebut adalah :

  1. Tipe motor suzuki yang diterima pasar dengan sangat antusias adalah tipe sport full fairing gsx r150. Dan model ini sangat segmented dengan pangsa pasar yang cukup kecil, sehingga kurang mampu mendongkrak volume penjualan suzuki secara keseluruhan.
  2. Tipe motor yang seharusnya mampu untuk mendulang volume seperti skutik tipe kecil 110 cc kurang dikembangkan untuk memenuhi selera konsumen. Style dan modelnya kalah jauh dibandingkan tipe yang sama pabrikan kompetitor.
  3. Trend kebutuhan konsumen saat ini mengarah ke skuter matik (skutik) kurang mampu ditanggapi oleh suzuki dengan mengeluarkan produk-produk yang bombastis, yang mampu menarik perhatian calon konsumen.
  4. Krisis ekonomi yang melanda Indoensia ditambah dengan masih mewabahnya covid-19, menjadikan pergerakan ekonomi lesu, daya beli menurun dan fokus konsumen pada kebutuhan yang lebih primer. Hal ini menjadikan penjualan seluruh sepda motor menurun drastin lebih dari 40%, begitu pula dengan suzuki. Sementara motor andalan suzuki adalah gsx r150 yang bisa dikatagorikan mahal dengan tingkat utilitas yang kecil. Dan sebaliknya motor murah dengan utilitas besar seperti skutik 110cc kurang menjadi perhatian pabrikan untuk dieksplore. Akbatnya (menurut iwf) penjualan suzuki turun sangat tajam dibandingkan 2 pabrikan besar lainnya.
  5. Adanya miskoordinasi dalam divisi penjualan dan divisi-divisi lainya sehingga hal ini akan menghambat usaha suzuki dalam memperbesar volume penjualan dengan memanfaatkan momentum kehebatan timnya di balapan paling bergensi motogp di tahun 2020 ini.

Banyak pengamat otomotif nasional khususnya pengamat sepeda motor sangat menyayangkan, mengapa suzuki tidak “ngejabanin” pabrikan kompetitor dengan produk-produk skutik yang selevel, mulai dari 110 cc, 125 cc sampai 150 cc. Mengenai kualitas motor suzuki, tidak perlu ditanyakan lagi…terjamiin. Akan tetapi mengenai tipe, model dan pelayanan bengkel, nanti dulu, sangat perlu untuk memperhatikan masukan dari para pencinta suzuki.

Nah wahai pembesar-pembesar suzuki, kita menantikan gelontoran produk-produk skutik-skutik kalian.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

Be the first to comment

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan