Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Semoga Allah senantiasa menyelamatkan kita semua di manapun kita berada
Balapan superbike (sbk) menurut iwf merupakan balapan motor dunia level-2, sementara yang level-1 adalah motogp. Secara teknologi terbaru, memang motor yang digunakan di motogp selalu ter-update. Akan tetapi jika dilihat dari aspek kecerdasannya, maka motor motogp lebih “bodoh” dibandingkan motor superbike. Bahkan bisa dikatakan teknologi kecerdasan buatan (AI-artificial intellegent) yang disematkan bisa dikatakan lebih jadul dibandingkan superbike.
Motor-motor superbike adalah motor produksi masal yang dibangun untuk konsumen umum, bukan untuk pembalap. Sehingga fitur-fitur yang disematkan merupakan fitur yang komplit dan komprehensif untuk memanjakan konsumen. Seperti keamanan, kecepatan, kenyamanan, efisiensi, emisi dan lain sebagainya. Kombinasi semua fitur-fitur tersebut membutuhkan engineering dan manajeman yang sangat cerdas untuk dapat dipenuhi oleh sebuah motor superbike.
Sedangkan motor-motor di kancah motogp adalah motor prototipe yang dikembangkan dengan setengah hati. Iwf katakan setengah hati, karena pabrikan dengan sumberdaya yang ada tidak bisa leluasa mengembangkan teknologi yang mendukung performa motornya dengan sebebas-bebasnya. Ada regulasi yang mengekang, membatasi dalam batas tertentu sehingga seakan-akan menghambat pabrikan yang memiliki potensi besar untuk membuat motornya jawara.
Sehingga motor-motor yang dibangun untuk balapan motogp tampak lebih bodoh, lebih primitif dan lebih jadul teknologinya dibandingkan motor produksi masal aka superbike. Iwf kasih beberpa contoh :
Motogp | Superbike | ||
engine | valve | fix | adaptive |
intake | natural | turbo | |
power | manual | electronic controlled (traction control) | |
suspension | damper | fix | electronic controlled |
rebound | fix | electronic controlled | |
aerodinamic | fix | electronic controlled | |
brake | fix | electronic controlled (abs) | |
ECU | fuel | sensor based | sensor based + |
ignition | sensor based | sensor based + |
Mengapa kok bisa seperti itu ?
Karena motor superbike dibangun untuk memenangkan hati konsumen, sedangkan motor motogp dibangun untuk hiburan, alias memenangkan hati penonton. Oleh karena itu regulasi dibuat agar “penonton senang”. Caranya menyenangkan penonton adalah menghadirkan balapan yang seseru-serunya. Nah untuk memberikan balapan yang seru, maka panitia (dorna) merancang regulasi-regulasi yang selalu berubah, menyesuaikan dengan kemajuan teknologi.
Menurut pengamatan iwf, inti dari dibuatnya regulasi balapan motogp dalam menghasilkan balapan yang seru, paling tidak harus memenuhi 3 aspek berikut :
- Motor yang digunkan harus bodoh, atau minimal tidak terlalu pintar. Dengan demikian porsi pengendalian terbesar adalah pada pembalap. Semakin tinggi skill pembalap semakin mampu mengendalikan motor paling bodoh/liar sekalipun. Ingat ya motor bodoh bukan motor lemah, bisa saja ia sangat kuat akan tetapi tidak bisa dikendalikan oleh sembarang orang (pembalap).
- Meminimalisasi peran teknologi yang bisa membuat motor pintar. Karena jika diizinkan maka pabrikan yang dananya terbesar akan mampu membuat motor paling pintar tanpa harus dikendalikan oleh pembalap ber-skill tinggi.
- Memaksa pabrikan/tim membangun motor-motor yang performanya setimbang. Atau kalau tidak bisa setimbang, paling tidak perbedaannya tidak terlalu jauh. Sehingga tidak ada pembalap yang terlalu dominan selama musim balap berlangsung. Dari aspek ini lahirlah :
- unifikasi penggunaan ban, ecu, kubikasi engine
- pembatasan jumlah dan pengembangan mesin
- pembatasan suhu saat bahan bakar dimasukkan ke tangki dan lain-lain
Jika 3 aspek ini dipenuhi, dijamin balapan akan seru. Sedangkan aspek-aspek lainnya hanyalah sekedar pendukung, misalnya aspek keselamatan pembalap dan penonton, sponsor, dan lain sebagainya. Pantas saja jika jonathan rea mengatakan :
“…superbike is more human…motogp is …a big show and business...”
Dan pada akhirnya demi bisnis, semua bisa saja berubah, mengikuti alur ke mana uang akan mengalir. Penonton kemungkinan besar tidak peduli dengan regulasi dan sandiwara di belakang regulasi dan keputusan wasit. Yang terpenting ketika menonton balapan tersebut ia terhibur. Sedangkan pengamat bisa lebih cermat, mengamati fenomena yang terjadi terkait dengan komentar (keluhan) pembalap, kemajuan teknologi yang cukup transparan, poin-poin regulasi yang menguntungkan pihak tertentu dan lain sebagainya.
Kita bisa bertindak sebagai pengamat atau penonton, atau bisa juga keduanya ya pengamat sekaligus penonton. Artinya meskipun tahu sandiwara dibalik layar, akan tetapi mencoba masa bodoh, yang penting bisa nonton balapan motogp gratis di tivi. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wabarokatuh.
ya itulah motogp,. bahkan seri qatar motogp 2020 yang karena virus corona dibatalkan,. masih saja ada yang beranggapan kasih jeda buat Honda n MM buat cari setelan motor dan memulihkan cidera bahu,.
Aku pilih superbike
Superbike sebenarnya seru juga, tapi sayang gak ada tv yang menyiarkan…
tahun ini ditayangin di kompas tv mas .. tp beberapa seri dibatalkan jg sma nasibnya dgn motogp wkwkwkw
motor smart kudu diimbangi rider yg smart … makanya superbike jarang yg dimasukin negara +62 … orangnya banyak yg sok smart ehhh
enakan superbike, untuk soal aksesoris juga lebih ready dan di youtube juga ada yang modif sampai bisa lebih kencang dari motogp di jalan lurus