Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalana sampai ke tujuan
Seiring dengan semakin menguatnya isu global atas peningkatan polusi udara dan efisiensi energi, industri dan market kendaraan (mobil dan motor) listrik semakin meningkat. Tentu saja peningkatannya tidak merata di penjuru dunia, ada yang pesat ada yang sangat lambat. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi akselerasi pengembangan kendaraan listrik, beberapa diantaranya adalah :
- Kesiapan teknologi dan industri
- Kebijakan pemerintah
- Edukasi kepada masyarakat calon konsumen
- Kesiapan sarana dan prasarana penunjang, dan lain-lain
Dari empat poin penting di atas telah dilakukan di negara-negara maju di eropa barat, amerika utara, china, jepang, korea utara dan banyak begara lainnya. Sehingga tidak heran jika peningkatan jumlah kendaraan listrik yang digunakan koonsumen cukup signifikan. Perhatikan grafik peningkatan penjualan mobil listrik berikut
Mulai tahun 2016 china mulai mendominasi penjulan mobil listrik dunia. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang iwf sebutkan di atas mampu dihadirkan dalam mendukung penggunakaan mobil listrik oleh rakyat banyak. Karena china punya teknologi, kebijakan pemerintah (subsidi) dan jumlah pasar (rakyat sendiri) yang sangat besar.
Bagai mana dengan sepeda motor ? Di negara maju (mungkin kecuali china) mobil lebih dominan, sehingga munculnya mobil listrik lebih dapat dirasakan efeknya ketimbang motor listrik. Akan tetapi tetap saja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan kendaraan listrik yang dapat dibeli dengan harga yang lebih murah. Perhatikan perbandingan populasi mobil dan motor di inggris (mungkin mirip dengan negara eropa lainnya)
Kebanyakan negara maju angkutan umumnya sudah bagus sehingga keingan rakyat untuk membeli mobil atau motor tidak terlalu besar. Lain halnya dengan negara tercinta kita Indonesia, justru kebalikannya, keingan memiliki mobil pribadi atau motor sangatlah besar. Bahkan (akibat propaganda pabrikan) kepemilikan kendaraan pribadi tersebut dianggap dapat menaikkan gengsi, makanya jangan heran jika jumlahnya terus bertambah.
Sehingga (seharusnya) justru Indonesia-lah yang harus berkepentingan besar untuk merevolusi kendaraan rakyatnya. Jika tidak bisa menyediakan angkutan umum yang memadai, paling tidak mendukung perkembangan mobil dan motor listrik bagi masyarakat. Karena jika hal ini terwujud, dampaknya akan sangat signifikan bagi kesehatan lingkungan hidup dan juga bagi anggaran negara (apbn), karena bisa mengurangi konsumsi bbm secara signifikan.
Sayangnya Indonesia sangat tertinggal dalam hampir semua aspek, untuk transisi dari kendaraan-bbm ke kendaraan listrik (electric vehicle). Karena jangankan mendukung, justru yang mengembangkannya terancam dipolisikan (ingat kasus mobil listrik dahlan iskan ?). Kalaupun ada, paling-paling (yang iwf tahu) baru ada segelintir yang mampu menguasai sebagian dari poin-1A, yaitu teknologi. Itupun masih banyak yang tergantung dari peroduksi asing, alias impor.
Berikut ini, sedikit penjabaran hal-hal yang diperlukan, jika Indonesia ingin menjalankan program kendaraan listrik nasional :
- Teknologi, jika disederhanakan terbagi atas beberapa bagian yaitu :
- Bagian yang ada di kendaraan yaitu : motor listrik (bldc), baterei (Li-ion, solis state), inverter, driver, controller, rangka bangun, bodi yang aerodinamis dan lain-lain
- Bagian charger untuk umum dengan teknologi fast charging, fleksibel dan lain-lain
- Penyedian power untuk stasiun charging di perjalanan
- Penghubungan antara stasiuncharging, pembangkit tenaga (wind power, solar cell dll) dengan power grid yang ada
- Pabrikasi, meskipun kendaraan listrik (misalnya motor listrik [artikel]) bisa dinuat sendiri di rumah (diy), tentu saja akan lebih efisien jika dibuat dalam skala besar di pabrik. Maka hal terpenting adalah membangun pabrik baterei karena bagian inilah yang paling signifikan mempengaruhi performa dan harga kendaraan.
- Edukasi kepada masyarakat mengenai keunggulan kendaraan listrik dibandingkan kendaraan bensin. Yang menyebabkan minimnya tingkat keinginan konsumen membeli kendaraan listrik karena minimnya informasi yang mencukupi yang mempu menarik hati konsumen. Dan kegiatan ini bisa dilakukan baik lewat lembaga resmi seperti sekolah maupun lembaga lainnya.
- Sarana dan prasarana yang harus disediakan adalah tempat/stasiun untuk perbaikan, penggantian baterei, pengisian baterei, pembangkitan tenaga listrik mandiri maupun pln dan lain-lain terutama di daerah terpencil.
- Kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan kendaraan listrik, seperti :
- Penyediaan dana penelitian dan pengembangan
- Pembentukan bumn khusus menangani kendaraan listrik dari berbagai model dan tipe
- Pemberian subsidi bagi konsumen kendaraan listrik
- Pemberian kemudahan izin bagi pengusaha untuk membangun pabrik kendaraan listrik, dan lain sebagainya.
Sementara teknologi kendaraan listrik semakin berkembang, kita masih terbuai dengan kendaraan bensin. Kita seperti dicekoki oleh pabrikan dengan keunggulan-keunggulan kendaraan bensin lewat berbagai acara balapan. Padahal negara maju sudah sangat siap dengan :
- Patent
- Teknologi
- Pabrik
- Prototipe
- Kendaraan jadi yang telah teruji, terjual dan punya nama/merek bagus (bonafid)
Begitu negara kita tercinta ini merasa sudah waktunya sosialisasi kendaraan listrik, kagetlah kita semua. Karena semua pabrikan besar dunia sudah punya produk yang siap membanjiri pasar kendaraan listrik di tanah air. Bagi yang melek internet tentunya sudah tahu bagaimana pabrikan besar saat ini sedang dan terus meriset mobil dan motor listrik, baik yang performa tinggi maupun untuk harian. Berikut contohnya dari big-four pabrikan jepang yang terkenal di Indonesia :
Honda
Suzuki
Kawasaki
Yamaha
Kalau bikin motor sport elektrik performa tinggi saja mereka bisa, apalah lagi hanya bikin motor harian jauh lebih gampang. Kalau masalah mobil listrik jelas mereka (pabrikan jepang dan amerika) sudah sangat berpengalaman, mengingat produk mereka sudah lama menguasai pasar amerika utara dan eropa.
Lalu kita dapat apa ? Ya nggak dapat apa-apa, kalau nggak siap, cuma jadi penonton dan pembeli (konsumen). Mengulangi kebodohan kita di zaman kendaraan bensin. Sampai saatnya nanti bisa-bisa negara kita hanya menjadi lumbung sampah dari produk kendaraan bensin, menjelang kekalahannya dibandingkan kendaraan listrik di tahun 2040 (menurut perkiraan).
Sekarang tinggal kita dan orang-orang yang peduli dengan anak bangsa, apakah kita akan diam, bengong, berpangku tangan, dibuai pabrikan ? Masih ada waktu untuk kita semua mempersiapkan diri, agar bisa mandiri menyongsong era kendaraan listrik. Kalau tidak demikian, maka pastilah kita akan kembali terjajah oleh produk asing. Karena mereka yang telah menguasai pasar saat ini, pasti tidak ingin kehilangan pelanggannya.
Tidakkan kita bumiputra menginginkan memiliki pabrik mobil-motor sendiri yang bisa dibanggakan, seperti yang dimiliki negara india (hero, mahindra, bajaj, tata, tvs dll), korea selatan (kia, hyundai dll), china (nggak terhitung banyaknya) ?
Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya, semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
indonesia masih ributin jatah korupsi aja. coba dulu dahlan iskan bisa bantu brojolin mobil listrik…. pasti beda ceritanya. eh malah diperkarakan dianya…. emang deh indonesia itu paling susah klo diajak maju
Mobil listrik enggak ada karena infrastruktur charging minim. Penyedia charging station males masuk Indonesia karena mobil listrik minim… Mbulet deh.
Al hasil yang dibuat kendaraan listrik yang bisa dicharge dirumah. Yang artinya… Baterainya kecil, charging-nya lama, jarak tempuh dalam satu kali charge pendek.