Motor Semakin Kencang, Pembalap Semakin Hati-Hati, Balapan Jadi Monoton

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Barangkali ada dari pemirsa yang merasakan balapan motogp di qatar ini terasa kurang greget. Sangat santai seperti aliran air yang tenag tanpa gejolak. Tidak terlihat ada aksi overtake yang gila yang membuat deg-degan penonton. Malah sebaliknya, para pembalap terlihat sangat berhati-hati, sehingga terkesan monoton.

Apalagi marc marquez, sebagai juara dunia tahun 2017 lalu, tidak terlihat berusaha untuk memimpin balapan, bahkan di sepanjang balapan sangat tenang. Diasapi zarco, tetap tenang, bahkan ketika di-overtake rossi juga tetap tenang, sangat berhati-hati dan overtake balik kalau ada kesempatan. Sepertinya ia berusaha tetap di grup depan, tidak masalah siapa yang jadi leader.

Sangking berhati-hatinya selama balapan, marc marquez tidak sekalipun mencetak fastest lap. Berikut ini ini urutan fastest lap yang diciptakan para pembalap di losail qatar tadi malam

Tapi jangan salah mas bro, ternyata balapan kali lebih kencang dari tahun lalu. Baik dilihat dari topspeed maupun kecepatan rata-rata. Sehingga wajar, para pembalap berpengalaman sangat berhati-hati mengingat jarak antara pembalap di group depan sangatlah kecil, salah sedikit saja bisa crash fatal beruntun. Inilah catatan topspeed para pembalap tadi malam

Dan ini adalah raihan topspeed tahun 2017

Selain itu, balapan tahun ini di losail qatar justru semakin panjang. Jika tahun lalu 20 lap, sekarang menjadi 22 lap. Dan kondisi ini menuntut manajeman penggunaan ban yang lebih baik dan presisi untuk tetap kencang sampai akhir balapan. Terbukti dovizioso mampu mencetak fastest lap di lap-19, di mana seharusnya permukaan ban mulai lumer dan habis.

Dan kali ini andrea dovizioso berhasil mendulang sukses menjadi jawara di losail qatar, setelah tahun sebelumnya dipencundangi vinales. Dovi sama seperti marquez, bermain sangat sabar. Akan tetapi dovi terus berjuang untuk maju ke depan, terlihat dovi 3 kali meraih fastest lap, di lap-2, lap-4 dan lap-19. Dan pengalaman dovi mempecundangi marquez di tikungan terakhir – lap terakhir benar-benar diulanginya kali ini tadi malam. Berikut ini hasil race tadi malam

Itulah kesan motogokil nonton balapan motogp tadi malam. Bisa jadi para pemirsa motogokil punya kesan yang berbeda. Monggo ditulis di kolom komentar.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

20 Komentar

  1. Lebih hati2 ya GP 500, makanya keluar tikungan engga gaspoll, pas motor berdiri tegak baru gaspoll. Msh mending MotoGP, lu bisa gaspoll mskpun posisi br keluar tikungan. Gak bakal kehilangan waktu

  2. kata rider top 3 , sirkuit losail lebih boros ban mungkin krn aspal, layout asymetris atau banyak debu pasir. secara klo ga hemat ban di awal race bisa kedodoran kek zarco. jd bukan hati2 takut perihal cornering utk control motor atau gimana tp strategi hemat ban utk serangan lap2 akhir. apalagi ada komen dibandingin era gp500 lebih hati2 wkwkwk
    joko sembung makan cilok… ga nyambung blok

  3. desmodromic valve lebih superior dari pneumatic valve dari sisi apanya pak dosen? efisiensi pemakaian bbm (lebih minim loses), atau lebih minimnya valve float sehingga kompresi lebih padat, atau ada faktor lain?

  4. @zzz @eiscell @Izuaf

    Back in 2002 at the beginning of MotoGP, Valentino Rossi said this about two/four-stroke differences relating to tires: “With the four-strokes, there is a close relationship between the throttle and the back tire, so when we accelerate a little we are already giving power to the rear rubber. With the new bike, you can accelerate when you are leaning tightly, which wasn’t the case with the 500, where you had to raise the bike to be able to open the throttle.”

    This difference came from the contrasting ways two-strokes and four-strokes came on throttle. With two-strokes, on closed throttle, the cylinders filled with exhaust, and as the rider moves the throttle, the small amount of fresh charge is so diluted in the cylinder that it cannot fire. As the throttle opens more and more, this becomes less true. The Honda NSR500 used to give two loud pops (from the ignition of mixture accumulated in the pipes) and then kick the rear wheel sideways as the engine reached a state in which it could fire. To have the grip to handle this sudden torque, the rider “had to raise the bike.”

    Ayo silahkan di debunk GP 500 Tires vs MotoGP tires

    “With the new bike (990cc 4 tak), you can accelerate when you are leaning tightly, which wasn’t the case with the 500, where you had to raise the bike to be able to open the throttle.””

    Jadi logika lu @zzz @eiscell @Izuaf dalam posisi miring pun seorang pembalap bisa full throttle diatas mesin 500cc 2 tak? Wah kalian lebih hebat dari Valentino Rossi donk, dia aja gak bisa begitu, kudu ditegakin dulu motor nya baru gaspoll.

    hehehe

    silahkan dibantah…

    • Era 500 seseh blm ada elektronik omm…
      Jd gak bisa bejek gas seenaknya.
      Era sekarang udah ada traction control, begitu ban belakang kurang traksi pas keluar tikungan langsung dikoreksi sama ECU dan gak gampang high side. Jd pembalap pede2 aja bejek gas nya.

      • nih bocah gak bisa bahasa inggris ya??? itu bukan masalah ada atau tidaknya electronics, tapi emang karena adanya torsi yang tidak bisa diprediksi karena silinder terisi gas buang yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara tidak bisa terbakar sampai mencapai rpm tertentu.

        baca lagi tong

      • tenaga maksimal gw jamin kalah jauh tuh GP500 dari MotoGP, ada gak GP500 tembus 350 km/h??? 300 aja udah syukur ckckckc

        orang tua emang gak suka perubahan, sama seperti orang yg membenci kendaraan listrik.

      • @profit

        Betul… tahun segitu 1986 NSR 500 aja udh 160hp, 1988 aja YZR udh 170hp diban belakang dengan berat gak lebih dr 115kg. 1994 RGV 500 udh 195hp diban belakang berat 135hp di 13.500rpm, dan torsi diatas 1000cc modern. Dengan powerband sesempit itu, apa ada rider yg berani menanggulangi power dan torsi yg tiba2 naik dr 40hp langsung ke 190hp diban belakang? dengan ban yg jelas lbih kuno dr 600cc jaman sekarang?

        Klo urusan top speed udh ada TC, Anti Spin, Anti Wheelie, ABS etc. Klo dulu dr 320kph lngs ke 60kph?

        Mkanya era dulu cuma sedikit yg bisa main di top tier, klo sekarang rider kelas 2 pun bisa main di 5 besar.

  5. Jorge Lorenzo:
    “No. I like the four-stroke bikes and the technological development of the last decade has gone in this direction. The bikes have improved a lot, not only in terms of performance but also as far as safety is concerned, so I prefer to stick with what we have. The old 500cc were dangerous and difficult to manage. I have never had the chance to ride a 500cc machine, but I remember how it was to ride the 250cc. You needed to be so delicate with the gas to avoid a crash.”

    jadi mana yg perlu lebih hati2? GP 500 atau MotoGP?

    wkwkwkwkwk

    para viker DOHC Near Square pada gak terima kekx nih

    wkwkkwkwk

      • Judulnya apa coek? apa perlu gw bawa komentar Rossi buat jadi bahan lu baca klo MotoGP jd sulit nyalip bukan karena top speed yg tingg?

        Maaf level gw 2 tak 150kph di GPS bukan DOHC Near Square 125kph di GPS… ama SOHC aja takluk…

        :v

      • Hadueh @roy,, gag semuanya yg kontra sama dunia elu itu FBH roy,,
        CBR K15G jadi bulan2an SOHC biarin aja lah,, nyatanya orang beli motor itu gag semata2 karna menang balapan,

        Emang elu aneh kok roy,
        Makanya pada seneng kalo elu komen,,

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan