Motor Listrik Produksi Anak Bangsa "Gesits", Belum Mekar Sudah Dihadang Pabrikan

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Tahun lalu, ITS memproklamirkan karya fenomenalnya yaitu sebuah motor skuter listrik dengan nama gesit [artikel]. Model dari gesits cukup menggoda (keren) tidak kalah dengan skuter buatan pabrikan. Dan dengan segala kelebihannya skuter listrik gesit begitu banyak menarik perhatian, bahkan daftar inden sudah cukup panjang.

Rupaya fenomena mulai diliriknya motor listrik tidak luput dari perhatian pabrikan motor di Indonesia. Tahun ini viar merilis skuter listrik Q1, dengan spesifikasi yang cukup mantab digunakan untuk perkotaan / jarak dekat. Yang membuat viar q1 cukup “wow” adalah spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah produk bosch. Siapa yang tidak kenal alat-alat listrik yang menggunakan motor listrik bosch, jaminan mutu. Berikut spesifikasi singkatnya

Dan pabrikan motor terbesar di dunia, yaitu honda, tidak tinggal diam, tahun depan (2018) juga akan mengeluarkan motor listriknya. Motor listrik yang akan dirilis honda ber-genre cub/bebek yaitu ev-cub, berbeda dengan gesits maupun q1. Tentunya sebahagian besar masyarakat Indonesia sangatlah percaya dengan motor bermerek honda, terbukti pangsa pasar masih yang tertinggi sampai saat ini. Berikut penampakannya

Mau tidak mau motor pruduk anak bangsa yaitu gesit, tidak bisa melenggang dengan tenang. Ada kompetitor yang cukup berat yang menghadang di depan mata. Memang dengan adanya kompetitor produsen akan semakin kreatif dengan tetap menjaga kualitasnya dan pelayanannya. Jika dilihat pada sisi ini tentunya baik viar-q1 maupun honda ev-cub bukan merupakan masalah.

Tapi jika dilihat dari persaingan yang tidak seimbang, pada aspek modal dan brand (merek), maka kompetitor dari pabrikan jelas merupakan ancaman. Beberapa faktor yang menjadikan pabrikan menjadi ancaman motor listrik gesits adalah :

  • Pabrikan lebih dipercaya oleh masyarakat karena sudah memiliki jaringan yang luas, yang memudahkan pelayanan after sales.
  • Pabrikan memiliki pabrik dan proses pembangunan motor listrik yang lebih efisien, sehingga harganya bisa ditekan
  • Pabrikan juga bisa membuat dalam skala besar, sehingga harga dapat ditekan sekali lagi, mejadi semakin kompetitif

Jika gesit garus berhadapan dengan viar q1 dan honda ev-cub, rasanya cukup berat. Baik dari sisi produksi, penjualan maupun pelayanan after sales. Tanpa proteksi dari pemerintah, produk lokal melawan 2 raksasa otomotif, maka produk anak bangsa ini bisa layu sebelum berkembang.

Ok, mas bro para pengamat permotoran di tanah air, monggo sumbangan pemikirannya bagi perkembangan permotoran Indonesia.

Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya, semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

12 Komentar

  1. Hal itu akn terus trjadi sampai kiamat
    Krn apa? nasionalisme yg bobrok dr pemerintahan, tdk akn ada karya ank bangsa yg akn brkembang dan maju, krn tak ada dukungan pemerintah, dilihat saja sampai kita mati kelak krya ank bangsa akn dibunuh, kita kalah jauh dr negeri tuan takur, pdhl sbnrnya kita jauh lbh bisa dr mereka, jgn katakan aku Indonesia dan aku Pancasila atau bahkan Kami Indonesia, kami Pancasila,,, lha wong brand orang lain saja dibanggakan bahkan gontok2an ini baik ini lbh bagus dr ini,, ahh gombal semua, saya gk mau ini jd negeri gombal

  2. Top speednya nggak layak jadi bandingan. Honda Neo EV = 30kpj. Viar = 60kpj, gesits = 100kpj.

    Semua nya masih terhalang dengan charger dan perlindungan dari kebakaran.

    Ngapain pakai lithium sih? bikin mahal dan resiko terbakar. padahal Indonesia cuacanya panas.

    http://kupasmobil.blogspot.com/2017/04/mobil-dengan-bahan-bakar-solar-dan-bensin-bakal-dilarang-disuruh-pakai-mobil-listrik-yang-masih-mudah-terbakar-apalagi-yang-buatan-indonesia.html

  3. Kompetitor pasti terutama pabrikan jepang pasti berusaha mematikan kompetisi dengan mengeluarkan produk tandingan. Lama2 gesit mati. Setelah itu, mereka diem dan balik lagi untuk promosi ke motor bahan bakar fosil lagi

  4. 1 biji baterenya 12V, 4AH.
    Total ada 5 biji batere diseri jd 60V, 20 AH.
    Kenapa gak pake aki kering biasa spesifikasinya yg gampang dicari??

    • umurnya awetan lithium secara ideal lho.. lebih simple compact dan minim perawatan …TAPI mudah meledak jiks terjadi short sircuit dan meledak hebst jika overcharge..

      dua aspek ini yg perlu di antisipasi desainernya

  5. Ini maksudnya lithium yg mana yg mudah meledak? Setahu ane ada 2 tipe lithium. Lithium ion dan lithium polymer. Nah yg mudah meledak itu cuma salah satu saja atau keduanya?

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan