Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Akhirnya tvs apache rtr 200 4v dirilis dengan bandrol 23.9 juta rupiah. Jika mengacu pada “jemleger” (orang betawi bilang bejeger) nya rtr 200 ini tidak kalah dengan calon rival-rivalnya dari pabrikan jepang, yaitu nva dan new cb150r. Harganya lebih murah, tapi powernya jaug lebih besar, kalau dikomparasi power (ps)/harga (rp), rtr 200 akan juara.
Sayangnya sebagai pendatang baru (nggak baru-baru amat sih), masih harus berjuang membangun kepercayaan calon konsumennya. Bagi konsumen yang faham motor dan mesin, tentunya kelangkaan bengkel resmi dan ketersediaan sparepart tidak terlalu menjadi masalah. Tapi bagi konsumen awam (nah yang seperti ini mayoritas), konsumen akan berfikir kalau servis dimana, kalau ganti sparepart tersedia apa tidak, harga jual kembalinya bagaimana, dan lain-lain. Dan hal ini yang menjadi tantangan setiap pabrikan motor pendatang baru seperti tvs, dan juga yang lainnnya. Biarlah kondisi ini kita serahkan ke tvs dan semoga dengan berjalannya waktu, mindset konsumen akan terbangun untuk memilih motor tvs.
Nah khusus untuk rtr 200 4v, dari spesifikasinya, tampak bahwa tvs masih kurang bisa mengakomodir kondisi mayoritas rider Indonesia. Karena ada bagian pada spesifikasi tersebut, memberikan “nuansa” negatif bagi kebanyakan rider Indonesia, selain permasalahan yang telah disebutkan di atas. Berikut spesifikasi yang kurang bersahabat dengan rider Indonesia
Ya pasti masalah yang terkait dengan postur kebanyak rider di Indonesia, yaitu :
- Tinggi jok 80 cm
- Berat motor 148.5 kg, juga
- Wheelbase 1353 mm
3 variabel spesifikasi rtr 200 ini lebih besar dibandingkan rival-rivalnya. Dan hal ini sangat menyulitkan kebanyakan rider di Indonesia, yang rata-rata memiliki postur yang lebih kecil dibandingkan rider india. Kondisi ini mirip dengan motor india lainnya yang dimasukkan ke Indonesia secara utuh, tanpa modifikasi yang disesuaikan postur rider di Indonesia.
Sekarang bayangkan ketika bermacet-macetan, seorang rider harus bisa bermanuver untuk menghemat waktu perjalanan. Bagi rider dengan tinggi di bawah 170 cm, tentunya akan kesulitan saat menggerakkan motor dalam kemacetan (jalan yang sangat sempit), dengan bobot 148.5 kg, dengan radius putar yang relatif besar, apalagi kedua kaki harus jinjit. Bagi ane, nvl dan cbr150 saja sudah jinjit, apalagi rtr 200.
Akan tetapi, bagi rider yang kreatif, hal tersebut tidak menjadi masalah. Karena spesifikasi lainnya sungguh sangat menggoda, kekurangan seperti ini masih bisa ditolerir. Apalagi ketinggian jog bisa diakali supaya lebih rendah [artikel], sehingga kaki bisa menapak lebih baik lagi. Tinggal bobot dan radius putar yang masih menyulitkan.
Bagi yang sedang memilih motor sport dengan harga sekitar 24 juta-an, tvs rtr 200 bisa menjadi salah satu alternatif selain nva dan ncb150r. Silahkan ditimbang-timbang, mana yang paling cocok dengan postur, lokasi kediaman, trayek harian dan lain-lain.
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.
sudah ga geter lagi katanya…
Yamaha Aerox adalah Xeon ganti body: http://wp.me/p1eQhG-1vu
Tul. Tvs jg lebih terjamin sparepartnya
http://indoride.com/2016/01/20/beda-200-ribuanpilih-yamaha-aerox-125lc-atau-yamaha-jupiter-mx-150/
itu pula yg akhirnya membuat pasar motor sejenisnya yaitu pulsar 200ns kandas. secara spek jauh diatas motor jepang tapi karena layanan after sales nya payah maka penjualannya seret.
Hal kecil lainnya: desain knalpot dan penempatan tutup tangki yang nyeleneh —
》drag dadakan cbr vs r25: https://daivangelion.wordpress.com/2016/01/18/drag-race-honda-cbr-250-vs-yamaha-r-25/
Pak dosen..kasih alesan dong knapa pilih ncb,pdhl ud ad cbr150,kn mesinnya hampir sama..
habda om, cbr kan dohc overbore, lebih mantep putaran atas buat kenceng, cb150 kan dohc near square, lebih cocok buat stop n go
*beda om
sudut putar besar ? buat nakedbike ?
Kejangkungan buat saya mas coba komparasi sama honda tiger
motor turing luar kotaan nih….
http://78deka.com/2016/01/20/cara-tune-up-full-ruang-bakar-tanpa-bongkar-mesin/
Satu lagi, ini motor head to head sm 2 market leader kelas komuter 150 tapi malah nekat ga pke kick starter, pdhl ini jd poin penting bwt konsumen kelas ini. ga bljr dr ksalahan new vixion dulu yg udh buktiin klo versi kick starter jauh lbh laku & dicari.
Poin plusnya ini motor ga ikut2an pke AHO. Ga ikut2an pke pipa header knalpotnya besi di cat item yg murah & gampang karat kya smua motor yg dijual skarang. Salut buat header knalpotnya.
sbnrnya pingin ambil nih motor tapi sayang untuk postur 166cm kurang bersahabat akhirnya pilih sport cap sayap.
padahal di sidoarjo bnyk bengkel yg support onderdil tvs
model naked bike yg cukup sangar.
torsi pastinya mulai nendang dari rpm rendah. kompresi statik jga gak terlalu tinggi, bisa pakai premium.
karakter mesin cocok utk pemakaian dalkot yg banyak stop n go dan nanjak.
pertanyaannya kok 200cc, sama2 produk dalam negri tp harganya kok bisa murah….. xixixixixixixi
Ukuran pabriknya tvs kecil bro.. abis itu pekerjanya dikit.. makanya tu motornya murah. smntara disebelah lumayan banyak pekerjanya + pabriknya gede.
Ya pasti harganya bisa mahal ( krna bwt gaji pekerjanya) cmiiw
Rider sport tidak cengeng rtr 200 sengaja dibuat lebih exclusif