Kesenjangan Pemahaman, "Motor Standar yang Bagus Adalah Motor yang Menang Balapan"

race vs stock

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Namanya juga jualan, melihat ada untungnya, tentunya yang lain kepingin. Sehingga pada akhirnya mulailah terjadi persaingan dalam merebut hati konsumen. Semakin pintar merebut hati konsumen, maka dagangan akan semakin laris. Apalagi ditunjang dengan pelayanan after sales yang mumpuni serta harga jual kembali (second) yang menyenangkan, maka konsumen akan sulit pindah ke lain hati, bahkan pilihanya akan diturunkan ke anak dan cucunya.

Dan itulah yang sekarang terjadi di dunia otomotif, khususnya sepeda motor di Indonesia. Persaingan yang “terlihat” sangat keras terjadi pada merek honda dan yamaha. Untuk memasarkan produknya segala cara yang diperlukan, baik sesuai secara etik maupun tidak. Dana yang sangat besar digunakan untuk promosi, mulai dari menyebar brosur, iklan televisi internet, facebook, tabloid dan koran. Tidak kalah besar pula dana yang digelontorkan untuk mensponsori even balap, mulai dari yang lokal, nasional sampai internasional. Tujuannya cuma satu yaitu :

Memperkenalkan produk, dan menunjukkan segala kelebihannya, agar calon konsumen mau melihat, memperhatikan, mempertimbangkan dan pada akhirnya memilih produk tersebut.

Salah satu ajang untuk promosi adalah “balapan”, dimana suatu merek motor secara ekstrim dieksplorasi potensinya untuk menjadikannya lebih unggul dibandingkan merek yang lain. Akan tetapi jika seorang konsumen ingin membeli motor yang menurutnya “bagus” karena menang balapan, tentunya pertimbangan ini kurang tepat. Hal ini karena

  1. “Bagus” bagi komsumen bisa berarti keren, irit, kuat buat kerja, kencang dan lain
  2. “Bagus” bagi balapan artinya paling kencang, paling stabil, dan paling-paling lainnya

Dari dua terminologi motor bagus saja sudah berbeda, sehingga seharusnya konsumen yang “cerdas” tidak membeli motor “hanya” karena motor merek yang sama menang di ajang balap baik lokal, nasional maupun internasional. Hal ini berlaku untuk semua merek, baik honda, yamaha , suzuki dan kawasaki serta merek motor lainnya. Karena tujuan pabrikan untuk kedua spesies motor (harian/standard dan balap/racing) berbeda :

  1. Membuat motor standar untuk umum tujuannya adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, otomatis ongkos produksi ditekan sekecil-kecilnya. Termasuk kualitas material diberikan secukupnya, sesuai dengan harga dan kebutuhan konsumen pada umumnya.
  2. Membuat motor untuk balapan tujuannya adalah untuk berkompetisi dengan pabrikan lainnya untuk menjadi yang terbaik. Biaya yang sangat besar tidak menajadi masalah, jika memang harus dikeluarkan. Yang terpenting imej sebagai motor terbaik bisa dicapai dan diharapkan akan berimbas pada promosi dagangan motor standar-nya.

Karena sebab itulah, maka apa yang terdapat di dalam motor standard dan motor balap (engine, frame, suspensi, elektronik, pengerman, badan lain-lain) sangat jauh berbeda. Bahkan bisa dikatakan bagaikan bumi dan langit.

Begitu pula sebaliknya, motor yang kalah dalam ajang balapan, tidak pula menghasilkan motor jelek untuk konsumen. Karena membuat motor balap yang kompetitif sangatlah sulit, sedangkan membuat motor untuk konsumen umum jauh lebih mudah. Jadi banyak merek motor bagus untuk konsumen yang dihasilkan oleh produsen, walaupun produsen tersebut kalah dalam ajang balapan. Bahkan produsen yang tidak ikut balapan sekalipun bisa menghasilkan motor bagus untuk konsumen umum.

Lalu bagaimana menilai suatu motor itu bagus untuk dibeli, untuk keperluan sehari-hari ??? Nah inilah bagian yang sering menimbulkan pro-kontra. Sebahagian besar sifatnya subjektif dan susah digeneralisir. Tapi menurut motogokil, calon konsumen bisa mendapatkan informasi motor mana yang akan ia pilih dangan cara :

  1. Main ke bengkel umum dan tanya sama mekaniknya. Mana motor yang mesinnya jarang-sering bermasalah kemudian disesuaikan dengan jumlah yang beredar di masyarakat.
  2. Tanya sama mekanik balap yang umum (menerima nge-tune semua merek untuk kohar) mana motor yang paling potensial untuk kohar (korek harian/upgrade performa dengan mempertahan sebahagian besar part standar)
  3. Tanya konsumen netral, yang sudah mencoba (punya) segala merek, mana yang paling rekomendid
  4. Tanya ke makelar motor, mana motor yang harga jualnya paling tinggi (penurunan harganya paling rendah).
  5. Browsing di internet dengan membaca artikel, masuk forumnya di kaskus, facebook dan lain-lain

Bagaimana menurut bro semua, ada yang kurang ??? Monggo silahkan ditambahkan.

Lebih dan kurangnya mohon maaf, assalamu’alaikum wR wB.

90 Komentar

  1. honda lg keok yg bkin artikel gnian coba kalo hnda brjaya baik di kejurnas maupun mto gp apakah akan bkin artikel kyk gni

    think again

    tanya knap?

    knapa tanya?

    ??

    • Balas dgn artikel bos. Percuma kritik, penulis pasti punya alasan pembenar untuk nulis artikel ini. Blog “aing kumaha aing”, sesimpel itu aja kok..

    • udah cung jangan mewek mulu. . . dikasih fakta malah muntah ente, maunya dikasih buaian meking 29dk toh. . . yang standartnya mlempem abis

  2. Di indo ada balapan kelas superstock gak sih? kalo ada, mungkin konsumen harus merefer ke kelas superstock yg modifikasinya dibatasi bukan di sektor mesin/elektronik, karena kondisi itu yang paling dekat sama kondisi motor harian. coba diadu mana yang lebih unggul. Baru bisa dibilang “hampir” fair.

    Case kaya wsbk superstock 1000, dimana bmw s1000rr langganan juara. Hal ini senada sama review2 media besar soal superioritas dan nilai lebih dari motor tsb.

    Kalo udah sama2 tuneup mah ya ujung2nya tergantung modal sama akal montirnya.

  3. Politik dan mafia dagang masbro. Buat pemotor yang educated, ntn balapan GP, F1, SBK dan lain2nya mgkn cuma hobi dan ga pengaruh sama preferensi merk motor yang dibeli

    Tapi buat konsumen umum yang maap “buta”, maka ajang balapan akan jd ajang jualan dan emang pabrikan pgn mindset “menang balapan=merk bagus” tertanam kuat.

    Gw sih ketawa aja kalo semisal ada yang tergila2 sama honda/yamaha karena unggul di motoGP. Lalu merk2 lain seperti Kawasaki, Suzuki didiskreditkan karena alasan klasik bin oon “gak pernah menang di motogp”

    Jangan pernah menghubungkan motor harian dgn prestasi balap. Ora nyambung blas. Dan saya berani bilang cm konsumen bodoh yang beli motor karna faktor menang balapan.

  4. Di artikel2 anda dulu selalu membawa ajang race sebagai wujud kekuatan sebuah engine,,,cbr 250 lah yg paling sering anda jadikan tolok ukur,bahkan sampe ada ungkapan fansboy detected

    #ngaca dulu p dosen

    • wah perlu ditunjukkan tuh, yang mana
      perasaan yang ane tulis tentang ngoprek cb150r juga nvl, rata2 masih di sekitar piston speed 21 m/s
      kalau masih disekitar 21 m/s, masih banyak mengandalkan part standar bro.
      jangan lupa bro hondaisme, ane juga buat tuh analisis buat nvl, coba dibuka artikel lama

      • trus dohc yang anda bilang pasti lebih bagus dari sohc bagusnya di mana?, kalau sama sama menganut overstroke, khususnya utk kasus cb/sonic vs nvl/mx jika kita lihat dari sudut pandang piston speed dan pemakaian harian?

    • maklum pak dosen fby emang ungu, mana ngerti masalah ginian, wong otaknya dah nancep garpu karatan, dohc itu potensinya lebih baik, kalau kalah pasti setingan dan partnya blum selevel sama yg SOHC.

  5. ngeles lagi gak niii ??? faktanya tahun ini punya yamaha…..siapa tau tahun depan tahunnya honda lagi jadi sabar saja…jadi gak usah bikin artikel ngeles” lagi lah wong tahun kemarin honda paling superior kok ….. roda berputar

  6. Bener banget, biar pun dulu cbr250 single cylinder mampu ngalahin ninja 250 dobel cyl, tp org2 tetap pilih ninja karena tau dalam keadaan standart cbr250 gak akan menang lawan ninja250 twin cyl.

      • kayanya ente harus2 sering berselancar n coba sendiri

        diluar negri sana yang jalanannya alus n g ada lobang kaya Jakarta sudah biasa cbr ditabokin mulu sama r25 n ninin (keadaan standar), cari sana di Youtube banyak

        kalo sudah di lintasan balap mah g semuamuanya mesin cung (faktor rider, tuning sudah max / belom, team work)

        ckckckck

  7. kesenjangan pemahaman
    disebabkan oleh
    kesenjangan ilmu
    semakin bodoh seseorang
    maka semakin mudah
    untuk dipengaruhi

    org indonesia cenderung
    mudah untuk dibodohi
    contoh melalui pencitraan
    dan iklan

    yamaha melihat bahwa
    dgn iklan2 ngak masuk akal
    org indonesia
    gampang tuk dipengaruhi
    secara tdk langsung
    yamaha merendahkan
    isi kepala alias otak
    org indonesia

    maka jgn heran sejak
    era bebek jupiter
    sampai era mx king
    iklan2 yg dibuat oleh yamaha
    sperti meremehkan intelektualitas
    org indonesia

  8. jadi artikel ini mengingatkan saya pada kalimat ini :

    if honda does not race there is no honda

    disaat pabrikan lain mundur dari wsbk —-> yamaha, honda bertahan. disaat pabrikan lain mundur dari motogp——> suzuki, kawasaki, honda bertahan.

    if honda does not race there is no honda

    anomali hanya pada ahm. mohon maklum. kalah balapan, dayang2nya ngeles dgn berbagai cara

    kalo kalah ya kalah aja. riset lagi , trus bangkit.

    winning with the blade jgn dilupain 😀

  9. konsumen. Karena membuat motor balap yang kompetitif sangatlah sulit, sedangkan membuat motor untuk konsumen umum jauh lebih mudah.
    …..kalau mudah kenapa pak dosen gak membuat motor sendiri?
    jgn penggiringan opini pak..

    • justru momennya tepat
      baik untuk fbh, fby, fbs, fbk ataupun fbb
      pilihlah motor yang memang paling cocok buat ente ditinjau dari
      -style
      -postur/ergonomi
      -harga
      -kualitas
      -dll

      • Saya tidak menyanggah artikel Pak dosen. Pertanyaan sederhana saya adalah..
        Kenapa waktu Yamaha menang anda anggap sebagai momen yang tepat? Kenapa waktu honda menang bukan momen yang tepat?

        • yaelah ribet amat y

          orang2 sudah tau kok mana motor yang kenceng
          ambil contoh motor 250cc

          meskpn CBR sering menang di ARRC
          didunia nyata aka keadaan stock pabrik

          dibantai mulu itu CBR dluar negri sama R25 n Ninin (Youtube banyak) jadi g bakal berani CBR keadaan stock sama R25 n ninin kalo g mau ditabokin

          kalo sudah dilintasan g semuanya faktor mesin (rider, tuning, teamwork berpengaruh besar keberhasilan balap)

          jadi gw g heran mxking bisa nabokin CB karena 3 faktor yang gw sebutin di atas mungkin levelnya sudah di atas team ART

          • sorry sy replay disini, karna komen anda di atas nggak bisa di replay, ini dari yg anda tulis ya ” Jadi power besar pada rpm tinggi bukan ” hanya” disebabkan oleh pengaplikasian DOHC, tapi lebih merupakan kombinasi antara dohc dengan karakter engine yang oberbore.” pertanyaanya sy bikin simpel, jika dohc dan sohc memiliki konfigurasi yg sama ( diameter bore dan panjang stroke sama, sama sama overstroke ) otomatis red line nya juga akan sama atau beda? kalau pun beda sebesar apa pengaruhnya untuk pemakaian harian?
            contoh cb150 pake cylinder head vixion atau sebaliknya ganti cylinder head doang dengan spec standart masing masing

          • intinya bagian yang paling menentukan karakter engine adalah konstruksi bore x stroke, yang lain cuma teknik optimalisasi
            dohc “potensi” nya lebih besar karena sudut antar klepnya lebih sempit, kalau keduanya di-setting buat harian maka performanya hampir sama

  10. Ane tambahin bro !! Kreditlah motor sesuai kemampuan,yang mudan dan murah harga sperpartnya,pnp,irit dan nyaman di kendarainya,yang paling penting nih cari yang paling bandel mesinya.hehehe pengalaman pribadi.

  11. Pak dosen ini ngusik ketenangan fby terus sih..
    Dtengah kemeriahan yg sempurna Anda slalu jadi trouble maker..
    Biarlah mereka bergembira dgn kepintaran mereka..
    Mereka kn fb smart,pintar memilih produk2 yg layak buat race..

  12. yang pasti bukan made in indonesia semua motornya,
    masih punya orang lain.

    yg gak nyaman sama artikelnya pak dosen ya udah sih, wong ini juga blog dia. isinya jelas ke-dia-an. ribet amat.
    kalo terlihat ke H-an, ya personal lah….
    mending bisa kasih pendapat teoritis kenapa si H, Y, K menang walau cuma gambaran umum. ini kojel-kojel “trima aja kala ya kalah…dnf lah..”

    please deh norak.
    mending bisa nambahin ilmu walau sedikit, timbang cuma counter “team swat swot swet…”

    FB ki podo wae,
    lambene lamis kabeh nang dumay.

  13. Halahhh cuihhh

    Pak dos, legowo aja napa biar FBY menang dikit

    Kalau honda menang dibuat artikel pendewaan, udah kayak berhala aja pak dos.

    Itu bid’ah bukaan?

    Tak sumpel cuongorr blogger FBH biar tau rasaa

    Ngiahahaha ▔□▔)/▔□▔)/▔□▔)/

  14. cuma terkadang blogger2 pada umumnya kalo ad salah satu pabrikan menang balap kog koar koar minta ampun ya, plus fb fb nya, padahal seperti yg pak dosen katakan motor untuk balap bukan ukuran motor standart harian juga sama.

    • nggak kok
      justru artikel ini banyak kebaikannya
      yang mau beli honda jangan lihat rc213v marquez atau cb150r art
      yang mau beli yamaha jangan lihat r1 rossi, atau mxking yang baru menang irrc
      tapi lihat kenyataannya di lapangan, jangan tergiur iklan balap, nanti bisa menyesal

      itu pesan dari artikel ini, kalau ente tidak bisa menerima pesan ini ya itu urusan ente
      ibarat tv yang nggak pake antena, walaupun pemancar cukup dekat, tetep saja nggak bisa nerima sinyal, nggak akan keluar gambarnya

  15. Masa kalau di tanya selalu bilang tanya mekaniknya sana, tanya pabriknya sana…!! Trus teori yg seabrex itu buat apa??? Apa milih simpelnya aja…??
    Jangan pelit ah sama ilmu..!!!

    • kalau urusan cb150r yang dohc overbore sudah banyak sekali ane bahas di artikel sebalumnya
      begitu pula dengan nvl yang sohc overstroke, tidak kalah banyak artikel yang ane buat
      silahkan baca-baca, tinggal tulis kata kunci (cb150r atau nvl) di kolom search
      nah sekarang ente mau baca (belajar) apa nggak ?

      kalau urusan yaris dan jazz mendiing ente tanya kobayogas.com aja atau blog mobil lainnya

  16. Pak Dosen@ tak wenehi ngerti. aku wes nate berhadapan langsung karo ratusan konsumen. pertimbangan beli motor tak melulu soal power, dohc, top speed bahkan di segmet motor sport sekalipun. baik muda tua laki perempuan jarang sekali tanya hal itu. yg sering ditanyakan soal konsumsi bbm. warna favorit. harga jual kembali. spare part. dan layanan service. walaupun ada motor dohc yg bila ditune up bisa untuk pergi ke planet namex hal itu bukan pertimbangan mutlak untuk memutuskan memilih motor. begitu pula sebaliknya. sohc super irit bisa nabokin dohc jg bukan jaminan untuk membeli motor. jika anda ragu penjelasan saya silakan survei pembeli cb dan nvl. apa alasan mereka memilih motor tersebut. sy jamin yg beli cb bukan mutlak karena dohc 6 speednya. dan yg beli nvl bukan mutlak karena sohcnya.

    • nggak perlu survei
      kan ane sudah beli nvl (sohc overstroke), nmax (vva 155cc sok belakang double), cs1 (sohc overbore) dan cbr150 (dohc overbore)
      rasanya bagi ane sudah mewakili

      • apa yg kita punya belum tentu mencerminkan siapa kita, jangan tunjukkan apa yg kita punya untuk membenarkan pernyataan yg kita buat, takutnya malah jadi riak dan amit amit munafik
        panggilan pak dosen rasanya kurang pas jika membaca replay yang anda buat, sy panggil pak guru aja ya? piss

  17. Kalau baca komen2 fanboy sering bikin ngakak, tapi di lain sisi jadi sedih juga. Sebenarnya kedua pabrikan H dan Y sama aja kelakuannya. Y koar2 motornya kencang menang terus di balapan bisa ngepretin dohc, H ndak mau kalah motornya pake dohc (walaupun overstroke, padahal motogp dohc overbore) yg namanya motor balap itu dohc yg lain itu odong2 wkwkwk…..

  18. wah ribut mulu nih.
    terserah mo beli motor apa uang uang sendiri.
    saya beli motor pinginnya yang awet.
    klo speed nomor sekian.
    tiap hari juga maksimal bawa pada rpm 8000. rata rata rpm 6-7ribu.udah cukup.
    dan newcb150 ku udah cukup mewakili ….
    tampang ok.bahkan lawan bison pun lebih keren(menurut saya)

  19. Sudah gak ada lagi motor yang worthed seperti ninja ss, scorpio, dan satria fu karbu.
    semuanya discontinue..
    padahal kalau dilihat dari berat motor, tenaga, spare part, perawatan, potensi upgrade power..masih sangat memuaskan.
    gak seperti motor sekarang yang mahal-mahal dan loyo..

  20. Adu kuat pencitraan SWAT vs:
    Champion 2015 MotoGP : Tim Yamaha factory racing, pembalap 1 dan 2 Yamaha, konstruktor Yamaha MXGP motorcross : YAMAHA ISLE de TT : Yamaha Suzuka 24 hours : YAMAHA NEW R1 KEjurnas 250cc : yamaha R25 Hendriansyah kejunas 150cc : Yamaha MX KING rusman fadhil kejurnas 125cc : yamaha kejurnas 110 cc : yamaha WSBK : kawasaki uara AMA Superbike 2015: Cameron Beaubier (yamaha New R1) Juara BSB (British Superbike) 2015: Josh Brookes (yamaha New R1) Best Bike 2015 di indonesia = N Max 150cc Best Brand 2015 di Indonesia = Yamaha Vixion MCN award Best little Scooter = N MAX 125 Best Superbike = New R1 Best Sub-500 = yamaha YZF R3 Best NakedBike Middle weight : Yamaha MT-07 Best All Rounder : Yamaha MT-09 Tracer

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan