Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Setelah menyaksikan race ke-5 motogp di le mans prancis, banyak pencinta motogp melontarkan komentar bahwa race kurang greget. Bahkan ketika disuruh memilih mana antara nonton motogp atau sholat teraweh (karena waktunya berbarengan), ada yang memilih sholat teraweh sambil berkomentar “paling-paling yang juara maruez lagi”. Artinya penggunaan ECU dan ban satu merek tidak berhasil membuat balapan menjadi unpredictable (tidak bisa diprediksi).
Opini para penonton di tanah air bukan tanpa alasan. Bahkan opini ini diamini oleh valentino rossi sendiri dalam sebuah komentarnya :
“Marc telah memimpin kejuaraan dengan selisih yang sangat besar, tapi permasalahan bagi rivalnya bukan pada selisih poinnya melainkan kecepatannya.
Ia merupakan rider tercepat di lintasan, inilah alasan mengapa akan sulit menghentikannya “.
Nah lho kalau rossi saja sudah mengatakan demikian, tentu saja ini merupakan realita di lintasan (minimal untuk saat ini). Jika kondisi ini terus berlanjut, apalagi telah diterapkan aturan baru tentang “senggolan” yang menyebabkan crash, maka yang tercepat akan segera kabur di depan. Dan yang dibelakangnya hati-hati untuk overtake. Maka hasilnya seperti balapan kemarin di le mans
Apalagi marquez mulai meniru stoner, kalau bisa jadi yang tercepat, ngapain main-main di belakang. Langsung gas saja sampai finis, tidak peduli balapan akan menjadi membosankan. Melihat opini penonton yang mulai bosan dengan race seperti di le mans dan mulai bisa menebak siapa yang akan juara, menjadi kurang bagus bagi penyelenggara motogp (dorna sport).
Padahal untuk membendung marquez dan honda rc213v dorna sudah melakukan penyeragaman ecu dan ban. Kemudian dilanjutkan dengan hujan sangsi yang diterima marquez. Dan terakhir dengan aturan baru tentang senggolan saat balapan, tapi malah menjadikan balapan seperti sekarang ini.
Hasil kemarin di lemans
Bayangkan dengan menggunakan ban belakang slick compund hard saja marquez bisa juara dengan selsisih lebih dari 2 detik. Apalagi jika menggunakan ban compound medium, bisa-bisa selisih waktu dan jaraknya semakin jauh. Semakin tidak bagus buat iklan, mau nyenter marquez di depan cuma sendirian (rugi), tapi rivalnya jauh dibelakang (nggak seru).
Sepertinya dorna harus buat aturan baru supaya tidak ada pembalap yang terlelu dominan demi menjaga rating penyelenggaran motogp.
Gimana bro n sis, apakah harus dibiarkan marquez selalu melenggang sendiri di depan ?
Mohon maaf jika ada salah dan kuranya. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan