Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan.
Perdebatan masalah overstroke dan overbore, mana yg paling powerfull, bukan hanya terjadi di Indonesia, di luar negeri sana juga demikian. Bedanya kalo di sana masing2 pendukung beradu argumentasi secara ilmiah dengan membawa sumber2 literatur pendukung, sedangkan di sini seringkali hanya mengedepankan emosi tanpa mau melakukan kajian ilmiah mengenai permasalahan yg diperdebatkan tersebut.
Dua jenis mesin ini, baik overstroke maupun overbore memiliki kelebihan dan kekurangan masing2. Yang mana ada jenis rider yang suka akan keistimewaan mesin overstroke, ada juga yang mencintai kelebihan dari overbore, tanpa harus selalu memperhatikan kekurangannya. Dan ini akan menjadikan masing2 rider saling memahami karakter dari masing2 mesin. Yang sangat tidak menguntungkan dan tidak diharapkan adalah :
- Pemilik mesin overstroke menginginkan kelebihan mesin oberbore, misalnya ingin topspeed nya tinggi dengan rpm se-tinggi2nya. Atau
- Pemilik mesin overbore ingin irit/efisien dan memiliki torsi besar di rpm bawah seperti mesin overstroke.
Kedua keinginan ini bertolak belakang dengan karakter mesin itu sendiri, jadi sangat sulit (tapi tidak mustahil) untuk diwujudkan.
Ok, pada artikel ini kita bersama akan coba membahas karakter mesin overstroke (langkah > diameter piston), yang mana mesin overstroke memiliki ciri2 sebagai berikut :
- Torsi besar di rpm bawah
- Lebih efisien
Torsi Lebih Besar
Yang sering menjadi pertanyaan, “Apakah dengan cc yang sama mesin overstroke akan memiliki torsi yang lebih besar dari pada mesin overbore?” Jawabannya “ya” , Pertanyaan selanjutnya, “Mengapa?” …..Nah ini yang agak susah njawabnya, mari kita bahas bersama.
Pada langkah kerja, piston menerima gaya dorong akibat ledakan di ruang bakar, kemudian diteruskan oleh connecting rod untuk memutar bandul/crankshaft. Semakin panjang stroke-nya, semakin jauh posisi big-end dari poros crankshaft, big-end adalah pen yg menghubungkan conrod dgn crankshaft. Semakin jauh posisi big-end, semakin besar momen puntir yang diakibatkan gaya kerja dari piston, sehingga torsinya semakin besar
Kondisi ini seringkali dimisalkan saat kita membuka baut dengan menggunakan kunci
Semakin jauh tangan kita dari mur/baut, semakin besar torsi yang dirasakan baut, meskipun gaya yg kita berikan sama. Tapi ada sebuah tulisan yang menyatakan bahwa baik overstroke maupun overbore, torsinya sama. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan spek mesin yang diberikan di brosur, seperti tampak pada tabel berikut
Diambil shogun dan supra karena sejenis, dengan konstruksi yang sangat mirip. Terlihat bahwa perbedaan panjang stroke antara supra dan shogun tidak menghasilkan perbedaan yang pencolok pada torsinya. Akan tetapi jika diperhatikan torsi shogun sebesar itu diperoleh denagn CR = 9.6 > dari CR supra (9). Jika kita samakan CR shogun dan supra = 9, maka torsi shogun jadi turun sekitar 2% sehingga menjadi 0.98, jadi semakin jelas perbedaan torsinya, bahwa torsi supra125 lebih besar dari shogun125, karena stroke nya sedikit lebih panjang (2.7 mm).
Lebih Efisien
Motor bermesin overstroke bisa mengail torsi dan power pada rpm yang lebih rendah, inilah faktor utama yang membuatnya lebih irit/efisien. Selain itu permukaan mesin overstroke (dalam silinder), relatif lebih sempit dari pada overbore, sehingga transfer panas dari bbm yg terbakar ke logam3 piston, dinding silinder dan kubah lebih kecil. Akibatnya energi panas yang diubah menjadi tekanan untuk menekan piston menjadi lebih besar. Sehingga dengan menggunakan bbm yg lebih sedikit dari mesin overbore, bisa menghasilkan gaya putar yang sama.
Dengan sedikitnya panas yang di-transfer ke head+silinder, maka pendinginnya cukup menggunakan udara yang ditangkap oleh sirip mesin, tidak perlu radiator.
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.
salam.
salam juga thok
rpm lebih rendah ya?
http://sarikurnia980.wordpress.com/2013/11/27/riding-mode/
ooo begitu to, makasih mas tambah info nih..
mantap,nambah ilmu pengetahuan.
overstroke buat kailan bawah enak, atas goyang, over bore rpm tinggi nyus, tapi torsi kailan bawah sedikit lemot… tinggal sesuaikan dengan kebutuhan aja ya kang…
overstroke pasti sohc, sedang overbore bisa sohc dan mantap bila dohc
Kuerennnn….sekarang pake p200ns yg overbore aja
pakar tenan… ulasannya menambah ilmu…
http://bakulkangkungjpr1.com/2013/11/27/oli-motorku-koq-cepet-berkurangpadahal-nggak-berasap/
Kalau yg unicam sendiri bagaimana mas? Saya belum mudeng sama sekali.
unicam, berarti menggunakan 1 camshaft. Yang ada pada cbr250, unicamnya nekena klep dengan 2 metide, dengan menggunakn rocker-arm (seperti suprax125), dan langsung (seperti cb150r). Nggak ada hubungannya dengan over-stroke/bore
Koreksi bro :
CBR 250R pake mesin DOHC, bukan Unicam.
Yg pake Unicam itu contohnya Honda CRF 250.
Mesin CBR 250R pake double camshaft.
Namun DOHC CBR 250R berbeda dg DOHC general.
Meskipun DOHC tapi pake rocker arm ber-roller.
Tiap camshaftnya cuma punya 1 tonjolan (lobe) di tengah.
Lobe tsb menekan roller di tengah rocker arm yg ujungnya dicabang 2 utk menggerakkan masing2 1 klep.
Pada keempat klep-nya pake rocker arm ber-roller.
Pict :
http://www.otomotifnet.com/otoweb/images/image/2010/News/10.%20Oktober%202010/klep-lead.jpg
http://motor.otomotifnet.com/read/2010/11/01/13519/24/8/Mengapa-Honda-CBR250R-Pakai-DOHC-dan-Roller-Rocker-Arm
iya bro ente bener
Unicam hanya pake 1 camshaft dg mekanisme gabungan antara DOHC & SOHC.
Camshaftnya punya 3 tonjolan (lobe).
Lobe di sisi kanan & kiri utk menggerakkan masing2 1 klep in dengan menekan ujung klep seperti mekanisme DOHC umumnya. Uniknya, kedua lobe klep in tsb mengapit 1 lobe di tengah yg menekan roller utk menggerakkan 2 klep out dg bantuan rocker arm ber-roller (mirip seperti mekanisme DOHC pada mesin CBR 250R).
Unicam memiliki 2 profil, yakni pada klep in mekanismenya seperti DOHC general (lobe langsung menekan ujung batang klep), sedangkan pada klep out mekanismenya seperti sistem SOHC / DOHC pada mesin CBR 250R (pake rocker arm ber-roller).
Mekanisme Unicam sangat praktis, karena memiliki keunggulan 2 karakter DOHC yg berbeda (maupun SOHC) namun cukup menggunakan satu camshaft saja.
Bisa dibilang, Unicam itu pengembangan dr SOHC yg memiliki ‘rasa’ DOHC.
Pict :
http://2.bp.blogspot.com/-FD4FbDcrv5k/UGwjifz1eDI/AAAAAAAAAAg/RXTre6ijX5I/s1600/head.jpg
http://foto.scigacz.pl/cache/imgs/_w750/gallery/test_motocykli/Honda_Crosstourer_potencjal_perfekcja_luz/Unicam-valve-train.jpg
Om, dg perawatan dan mutu material yang sama, mesin mana yang durability-nya lebih baik atau kasarnya yang mana yang lebih cepat turun mesin?
manurut ane, yang overbore cenderung cepet rusak, karena akan sering bermain di rpm tinggi.
Kalo menurut ane justru malah sebaliknya bro.
Mesin overbore aman utk bermain di RPM tinggi karena dibekali dg stroke pendek.
Pabrikan mensetting rev limiter di bwh RPM max mesin.
Saat putaran mesin mencapai rev limiter, piston speednya belum mencapai 21 m/s.
Umumnya, mesin overbore dg stroke pendek aman digeber hingga 13000 RPM (RPM di mana piston speed mendekati 21 m/s).
Sebaliknya, mesin overstroke dg stroke panjang rawan utk digeber di RPM tinggi. Bahkan malah belum tentu bisa mencapai RPM tinggi.
Mesin overstroke di RPM 10500 piston speednya telah mendekati 21 m/s. Hal ini yg perlu dipahami lebih dalam.
Ambil contohnya Vixion & Jupiter MX.
Marketing YIMM menanamkan image motor kencang pada Vixion & Jupiter MX. Kencang identik bisa diajak ngebut.
Padahal ngebut butuh RPM tinggi. Sedangkan mesin Vixion & Jupiter MX tenaganya sudah ngedrop di atas 9500 RPM. Yg dikhawatirkan adlh rider penunggangnya tdk mengerti karakter tsb, sehingga memaksakan mesin utk terus berputar hingga lebih dr 10000 RPM.
Hal tsb riskan menyebabkan mesin overstroke tidak awet & cepat rusak, meskipun udah pake teknologi diasil silinder & forged piston sekalipun.
Ridernya lah yg harus ‘smart’ utk tdk sering2 mengendarai motor bertipikal mesin seperti ini dg ngebut.
Kalo sering dipaksakan utk ngebut dikhawatirkan durabilitasnya menurun sehingga cepat rusak.
Namun yg terpenting adlh gunakanlah jenis BBM & oli yg sesuai dg spek mesin motor tsb agar lebih awet mesinnya.
kalo hanya ditinjau dari silinder dan isinya, memang ente betul, tapi yang ane maksud adalah engine secara keseluruhan. Karena rider sering bermain di rpm tinggi (meskipun bagi mesin masih aman), maka akan ada beberapa kejadian yg menyebabkan umur mesin menjadi lebih pendek :
1. Akan sering terjadi engine brake, karena jalan di Indonesia (kota) banyak yang pendek2 dan rusak, sehingga sering terjadi ketika high rev, rider bertemu dgn tikungan, lobang dll sehingga terpaksa engine brake. Akibatnya kamprat cepet kendor, damper kopling cepet oblagh dan terjadi getaran luar biasa di piston+ring piston+small end+big end+cankshaft, bagian2 ini akan cepat aus.
2. Rider sering kali lupa (karena keasikan dengan akselerasi overbore di rpm atas) bahwa sudah mencapai redline, pada saat itu seharusnya segera diturunkan rpm-nya (jika dianggap tidak perlu). Akan tetapi rider terus saja tarik gas sampai limter, tahu kan maksudnya red line? daerah itu nggak boleh sering2 kita lewati.
Btw makasih bro masukannya, bagus-bagus banget masukan dan koreksinya, semoga bermanfaat buat pembaca.
sip terima kasih pencerahannya, ternyata overstroke lebih efisien dilihat dari berbagai sisi, untuk masalah ketahan silinder dan piston, dengan teknologi bahan metal sekarang semakin maju, seperti molybdenum, piston tempa, diasil silinder, composite, bisa meningkatkan keawetannya.
itu sebabnya cebong lbh boros dari sinchan
tergantung salera masing2 bro,,ku admin cuma ngomong msalah mesin over stroke saja over bore mna???
bentar lagi ane buatin yang overbore
Wat stop n go di dlm kota cocok tuh overstroke, oia bukannya tiger tuh mtor touring tp koq torsinya nampol bgd ya?
torsinya tiger nampol karena :
1. Long stroke
2. Reduksi akhirnya enteng banget.
Koreksi bro :
Mesin Tiger tidak overstroke. Karena panjang stroke (62,2mm) tidak melebihi diameter bore (63,5mm).
Mesin Tiger malah cenderung square.
Torsi Tiger besar karena langkah pistonnya (stroke) panjang / long stroke. Yakni 62,2mm.
Selain itu juga karena diameter bandul crankshaft (kruk-as) besar / lebar.
Semakin lebar diameter bandul kruk as, maka moment puntirnya juga besar.
Sehingga menghasilkan torsi yg juga besar.
ente bener bro, terimakasi atas koreksinya
Motogokil kan bilangnya long stroke dan bukan overstroke
Overbore kalopun strokenya panjang ya tetap saja torsinya nampol dan agak lebih susah bermain diputaran tinggi dibandingan dengan yang overbore tapi strokenya pendek
dari kedua jenis mesin, mana yang lebih tahan dan atau lebih baik performanya dengan kompresi tinggi pak?
Tolong baca lg dr awal , bung
sdh bung……..makanya nanya karna gak ngerti……….orang sangat bodoh yg komen dulu baru baca……..
Hemat n evisien ….. Mantap
Bahas unicam dan lc4v
Unicam hanya pake 1 camshaft dg mekanisme gabungan antara DOHC & SOHC.
Camshaftnya punya 3 tonjolan (lobe).
Lobe di sisi kanan & kiri utk menggerakkan masing2 1 klep in dengan menekan ujung batang klep seperti mekanisme DOHC umumnya. Uniknya, kedua lobe klep in tsb mengapit 1 lobe di tengah yg menekan roller utk menggerakkan 2 klep out dg bantuan rocker arm ber-roller (mekanisme klep out mirip seperti mekanisme SOHC ber-rocker arm / DOHC pada mesin CBR 250R).
pict :
http://2.bp.blogspot.com/-FD4FbDcrv5k/UGwjifz1eDI/AAAAAAAAAAg/RXTre6ijX5I/s1600/head.jpg
http://foto.scigacz.pl/cache/imgs/_w750/gallery/test_motocykli/Honda_Crosstourer_potencjal_perfekcja_luz/Unicam-valve-train.jpg
Sedangkan LC4V adlh singkatan dr Liquid Cooled 4 Valve.
Artinya mesin berpendingin cairan (coolant) dg 4 klep penggerak piston. Cirinya yg tampak oleh mata adlh pake radiator. Radiator tsb mensirkulasikan cairan pendingin (coolant) ke blok siinder mesin.
4 valve tsb yg dimaksud yakni 2 klep in & 2 klep out. Umumnya sih DOHC, tapi ada juga yg SOHC.
Contoh LC4V yg DOHC :
CB150R, CBR150R, CBR250R, Ninja 250R, Z250, dll.
(Satria FU gak termasuk karena cuma pake oil cooler + sirip pendingin head & blok silinder mesin).
Contoh LC4V yg SOHC :
Jupiter MX, Vixion & Pulsar 200NS.
Thank u…. Tp yng sya bngungkan apakah mesin sohc 4 klep (vixion) dengan unicam (crf) prinsipnya sama ato tidak.
nggak sama tapi mirip, karena sebagian sama, yg lainnya beda
Lc4v??? Nyang ada di piksyen ya???
Bukannya lc4v itu kepanjangan likuid kuled 4 vavl ya???
Lc4v??? Nyang ada di piksyen ya???
Bukannya lc4v itu kepanjangan likuid kuled 4 vavl ya???
Mantep..! Artikel yg menambah wawasan.
Ane demen ulasan ini bikin refresh otak tua ane… Kalo rider tambah tua emang semakin overstroke motor-nya.. mudah2-an rider-nya mah tetep overbore…
*ditunggu artikel selanjutnya..
Oo begitu berarti irit overstroke kok belum rampung keuntungan overborenya belum gimana?
keuntungan overborenya pada artikel berikutnya aja bro gondes, sabar lagi ane buatin
yg overbore ga ada penjelasan nya om 🙄 emg sih mesin overstroke sangat efisien d banding overbore,ga perlu puntir gas dalam dalam buat meraih tenaga 😛 mungkin karena faktor efisien overstroke jdi mesin mainstream,dari matic ampe sport rame rame pke karakter overstroke 😀
betul. biasanya yang ingin menggunakan untuk transportasi harian (cari duit dengan modal motor), akan cenderung pilih overstroke karena beberapa kelebihannya :
1. irit, mengurangi biaya transportasi
2. torsi besar di rpm rendah, enak dipakai di kecepatan rendah, lincah di kepadatan lalu-litas, kuat buat angkut2 barang dagangan, naik-turun gunung
3. biasanya ergonominya dibikin nyantai, jadi nyaman buat puter2 bawa barang dagangan, jarak jauh,
tambahan overstroke jga ada pda motor dohc, biasanya pda moge matic, klw overstroke mau bisa top di putaran atas, ya tiru konstruksi motor trail yz450f, sma kyak pnyanya jupiter z1
jozzz…numpang baca bro infonya mantep banget…semoga blognya netral terus…jangan jadi kebun binatang….!!!!!!
abe suka mesin overstroke.
mau dimodif piston gede jadi gampang.
tinggal ganti psiton dll tanpa ubah stroke selesai.
kalo overbore mau naik cc harus main stroke lagi. ini susah kalo gak teliti bisa getar. kalo gak dinaikin strokenya maka bore terlalu besar dan tetep lambat/lelet
gan, ane boleh pesen menunya kagak?
kalo bikin artikel mengenai mesin overbore bisa disisipkan mengenai jeroan cb vs cbr gak, ato malah dibuatin artikel sendiri…
pantesan gak brani ikut irs… lemott
pantesan CB100 sekarang banyak yang dibikin overstroke sampe langkah 72mm, bore 62 – 66 mm, mereka demen touring, jadi gak butuh RPM tinggi untuk bisa masuk kecepatan tinggi, cukup buka gas separuh, masuk gigi 5 udah bisa kenceng, tanpa harus boros bahan bakar, dan ketahanan mesin paling diutamakan
sangat jelas penjelasanny.
dan saya mau overstroke motor saya 😀
50×49.5 mesin sempurna dari honda awet,irit,mudah perawatan,tanjakan oke,speed oke di kelasnya 97/100cc 4tak.
jadi inget grand black ku
assalamualaikum,
sebelumnya saya mau minta saran dari suhu…
diameter x langkah motor saya saat ini 65.5 x 77
secaa angka itu kan terpautnya jauh banget ya suhu ??
sedangkan gigi rasionya:
1st 36/13 = 2.769
2nd 32/17 = 1.882
3rd 28/20 = 1.400
4th 26/23 = 1.130
5th 24/25 = 0.960
dengan kondisi diatas, mohon sarannya…
lebih baik setting ulang gigi rasionya atau menurunkan panjang langkah piston? nah kalau menurunkan langkah piston itu alternatifnya apa saja??
pemakaian untuk harian dan touring suhu …
terima kasih
kalau untuk harian, ane rasa power/dan torsinya sudah cukup
sedangkan untuk touring mungkin cukup ganti gir belakang dengan yang lebih kecil (1-2 mata)
Kang gokil jika dilakukan stroke up,jika sampai menyambung rantai keteng.gear sentrik tetap.noken as tetap std,apakah ada perubahan pembacaan noken as????
tidak ada
Kirain ada,karena adanya pertambahan panjang rantai keteng jadi mutere noken as rodok telat.yo sips kalau g ada.
Telat kalau kendor
Tranmisi Gl 100 ,stroke 77 make stang seher apa ini???
Motor fizr pake sohc,dohc,atau unicam terus berapa ukuran klepnya dan juga bagaimana cara merawat noken as nya?
F1zr kyk nya mesin 2 tak bukannya gk pake cam/noken as ya?
sangat logis, terbukti dengan kenyataan bahwa rx king bermesin overbore memang minta amplop borosnya hehehehe
Berarti, stroke panjang lebih bagus di putaran bawah yah bang?
sudah pasti, jika cc nya sama
jadi inget pelajaran SMK, tapi intinya kami tidak paham wkwk