motogokil.com – Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan.
Jika di motogp setiap tim diberikan kebebasan dalam meriset dan mengembangkan motornya selama belum disegel. Maka di wsbk justru kebalik, motor sport harian produksi massal (yang memenuhi syarat homologasi) yang memiliki power terlalu besar malah dibatasi performanya. Barangkali supaya balapan berjalan seimbang, tidak ada yang “terlalu” dominan, sehingga lebih menarik untuk ditonton.
Lalu bagaimana cara panitia membatasi power motor dari setiap peserta ?
Gampang kok, karena jika dilihat kurva power dan torsi, maka kenaikan power selaran dengan kenaikan putaran mesin (rpm – rotation per minute). Jadi untuk mematok power sepeda motor para peserta, tinggal dikasih limiter saja pada posisi power yang hampir sama.
Akan tetapi seringkali dengan konstruksi dan konfigurasi engine (mesin) yang berbeda, posisi power maksimum dari sebuah superbike tidaklah sama. Ada yang power maksimumnya terletak di putaran mesin yang tinggi sekali ada yang lebih rendah. Oleh karena itu jika pembatasannya di power maksimum, maka batasan (limiter) putaran mesin (rpm) nya dari setiap merek dan model motor akan berbeda-beda.
Berikut ini tabel batas rpm maksimum dari merek-merek motor yang berlaga pada wsbk tahun 2021 ini.
Meskipun kelihatannya cukup adil, tapi menurut iwf (opini) cukup merugikan bagi motor yang power maksimumnya paling tinggi yang terletak di rpm yang tinggi, seperti ducati v4. Oprekan yang harus dilakukan menjadi lebih banyak untuk menggeser torsi optimum rpm yang lebih rendah. Sedangkan insinyur motor-motor lainnya hanya berusaha memaksimalkan kurva torsi yang ada.
Apakah menurut mas bro pembatasan rpm ini cukup adil ?
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan