MotoGP : Bagaimana Rem Depan Menahan Bobot Setengah Ton Saat Pengereman Penuh ?

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Semoga Allah senantiasa menganugerahi kita semua kesehatan dan keselamatn di manpun kita berada

Pada saat pengereman keras pada balapan di motoGP, misanya setelah stright panjang dan ingin memasuki tikungan, deselerasi yang dihasilkan (gaya-G/G-force) dapat mencapai 2g. Dan dengan g-force sebesar ini, mengharuskan rem depan menahan beban efektif (berat motor dan pengendara) sebesar setengah ton pada pengereman.

Bagaimana perhitungannya ?

Sesuai aturan bahwa :

  • Mesin MotoGP harus memiliki berat tidak kurang dari 157 kilogram, termasuk oli dan air, penunjuk waktu, kamera, dan peralatan pencatatan data.
  • Berat pengendara sekitar 67 kilo (rata-rata grid), ditambah roda gigi 11 kilo dan 22 liter bahan bakar pada 17 kilo.

Itu membuat total keseluruhan mendekati 260 kilogram.

Sesaat sebelum pengereman keras kecepatan motor sekitar sekitar 350kph / 210mph dan kemudian turunkan kecepatannya secepat mungkin sebeum memasuki tikungan. Yang mana saat itu pengendara menerapkan gaya pengereman maksimum. Para insinyur Brembo telah melihat angka g-force negatif sebesar 2g, yang setara dengan sekitar 1,2MJ (Mega Joule) energi kinetik yang perlu didisipasikan melalui sistem rem. Jika motor dan pengendara mencapai perlambatan sekitar 2g, beratnya efektif sekitar setengah ton selama pengereman maksimum berlangsung.

Rotor cakram karbon (terbuat dari serat karbon dalam matriks grafit) pertama kali digunakan oleh Tim Roberts Yamaha di GP Inggris 1988. Dan pengplikasian cakram karbon ini sukses menjadikan Wayne Rainey menang pertama kali bersama mereka. Selain itu tidak hanya rem karbon membuat sepeda berhenti lebih cepat, berat roda depan juga harus dikurangi, untuk meminimalkan efek giroskopik, sehingga motor dapat berbelok lebih cepat.

Saat power motor MotoGP semakin besar, dan akselerasi semakin kuat, timbulah masalah wheelie yang dialami pembalap. Kemudian para insinyur aerodinamika merancang dan mengaplikasikan winglet untuk menciptakan downforce ujung depan sehingga wheelie bisa diminmalisir bahkan ditiadakan. Akan tetapi aplikasi winglet bersama dengan air scoop dibagian bawah swingarm menjadikan motor dapat melakukan deselarasi dengan lebih cepat. Inilah yang menyebabkan g-force telah meningkat pesat dalam lima tahun terakhir.

Saat ini, seluruh pembalap MotoGP menggunakan rem Brembo. Hal ini bukan disebabkan oleh regulasi, akan tetapi lebih banyak disebabkan oleh kemampuan brembo memberikan solusi terhadap kausu ini. Karena brembo tahu bahwa g-force akan terus meningkat. Dan brembo selama pengujian pramusim di Qatar, telah berusaha mengatasi permaslahan ini dengan cara mengaplikasikan rotor cakram bersirip dan bantalan bersirip. Dengan sirip ini akan meningkatkan luas permukaan untuk menurunkan suhu.

Ternyata rem (khususnya rem depan) bekerja sangat keras di balapan motogp. Harus ada perbaikan teknologi secara terus-menerus seiring dengan semkin kencangnya motor-motor yang digunakan di motoGP. Salah sedikit saja pembalap bisa celaka. Seperti kesalahan yang dilakukan maverick vinales di tahun 2020, ia menggunakan kaliper versi 2019, sementara motor speknya sudah naik versi 2020. Kaliper versi tahun 2019 tidak mampu mendisipasikan panas yang dihasilkan. Akibatnya cakram dan bantalan terlalu panas menjadikannya teroksidasi dan hancur, in terjadi di Red Bull Ring.

Maverick Vinales, Styrian MotoGP 22 August 2020

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

Be the first to comment

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan