Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Sering kita dengar, pada balapan motor baik tingkat lokal (roadrace), nasional (arrc) bahkan internesional (motogp, wsbk) suatu pernyataan “setting belum optimal”. Dan kalau kita mau lebih detil dengan apa yang dimaksud setting, ternyata penjelasannya sangat panjang dan ruwet. Sampai-sampai sebuah tim motogp perlu melibatkan banyak insinyur untuk mengoptimalkan setting ini.
Gambar judul di atas menunjukkan banyaknya variabel yang harus dioptimalkan agar akselerasi motor bisa semaksimal mungkin. Jika kita dulu pernah belajar y=f(x), suatu nilai “y” dipengaruhi oleh nilai “x” untuk menggambarkan garis atau kurva. Maka untuk fungsi akselerasi bisa dinyatakan dengan…
Akselerasi = f (x1 s/d x4, y1 s/d y3, a1 s/d a4, b1 s/d b4, c1 s/d c7…..dst)
Banyak banget, makanya keluhan rossi mengenai power m1 yang kurang, tidak serta merta bisa ditingkatkan oleh oleh para insinyur yamaha. Karena memang variabel dan parameter yang harus dioptimalkan sangat banyak, dan harus dilakukan secara komprehensif. Jadi bukan berarti kalau x1 dinaikkan terus power bisa naik, akan tetapi menuntut perubahan nilai lainnya agar power naik.
Itu baru dari aspek motor saja. Jika kita bicarakan balapan, maka keberhasilan seorang pembalap memenangkan balapan, ditentukan oleh variabel yang lebih banyak lagi (selain motor). Misalnya angin, cuaca, skill, mental pembalap, kesehatan, suasana hati dan lain-lain.
Intinya keberhasilan pencapaian suatu level tertentu ditentukan oleh variabel yang sangat banyak sekali. Jika pada sepeda motor saja sekian banyaknya, dan saat balapan jauh lebih banyak lagi.
Maka keberhasilan seseorang untuk sukses hidup di dunia ditentukan oleh variabel yang jumlahnya lebih banyak lagi, bahkan bisa dikatakan tak terhingga.
Jadi jika kita berhasil menjadi orang besar di bidang apapun, maka sadarilah bahwa banyak vairabel yang sebenarnya bukan kita yang menentukannya. Akan tetapi jutru Allah Tuhan yang maha kuasa yang menentukannya. Misalnya :
- Kita lahir di keluarga yang berkecukupan bahkan kaya, sehingga bisa sekolah tinggi, kursus ini itu, makan bergizi, badan sehat, organ lengkap (tidak cacat)
- Kita berhasil menduduki suatu posisi karena, potensi diri kita dikuatkan seperti, wajah tampan, kemampuan bicara beretorika tinggi, kemampuan berfikir luas dan berinterkasi luwes.
- Kesempatan dibuka seperti, saingan sakit, punya orang dalam (nepotisme), orang-orang yang lebih baik dari kita belum tahu info tersebut, kelemahan dan keburukan kita tidak ada yang membocorkan (tersimpan) dll
- Apa yang menghambat ditiadakan seperti, tidak ada perang, tidak ada bencana, keluarga tentram, anak manut-nurut, istri amanah, badan tidak sakit-sakitan dll
Artinya banyak sekali variabel yang menyebabkan kita sukses bukan dari usaha kita. Akan tetapi memang Allah taqdirkan jalan untuk kita lewati agar sukses. Kita tidak akan mampu mempengaruhi semua variabel tersebut, bahakan kita tidak mampu mempengaruhi variabel yang ada di dalam tubuh kita.
Karena kita tidak mampu membangun tubuh kita sendiri dari apa yang kita makan. Kita hanya makan kemudian tumbuh, sedangkan yang memproses makanan di usus, mengeluarkan enzim dan hormon, menyerap nutrisi, menjadikannya energi adalah Allah.
Kita hanya punya keinginan (niat), itupun karena taufik dan hidayah Allah. Begitu kita bergerak, maka semua sebab yang bisa menggerakkan organ tubuh kita, Allah semua yang melakukan seperti :
- keinginan dioleh otak untuk memberikan sinyal ke organ tubuh
- organ tubuh menerima sinyal untuk bergerak
- otot pada organ tubuh mendapatkan energi, sehingga bisa bergerak, dst
Silahkan perhatikan proses “ngupil” yang bro lakukan. Dan gerakan ngupil ini benar-baenar sangat sulit, jika ingin melakukannya dengan merancang sebuah tangan robot. Mulai dari motor stepper, microcontroller, programming, body lengan, engsel, power. Motogokil belum menemukan ada robot yang jari-jari nya bisa digunakan untuk ngupil sebaik jari-jari manusia, MasyaAllah Allahu Akbar.
Maka sangatlah tepat jika jika mengucapkan
laa chaulaa wa laa quwwataa illa billahil aliyyul adziim
tiada daya dan kekuatan selain dari Allah yang maha tinggi dan maha agung
Lalu patutkah kita sombong di muka bumi. Karena kita memiliki kepintaran, amal sholih, kedudukan, kekayaan ???
Mohon maaf jika ada khilafnya. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
Leave a Reply