Club Motor VS Korban Ugal-Ugalan Oknum Anggota Club Motor. Siapa yang Bersalah ?

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Sempat ramai mewarnai dunia maya khususnya tetang prilaku oknum club/komunitas motor. Baik yang ditegur pm di monas maupun yang menjadi bahan curhatan seorang guru. Menjadi ramai karena ada yang kurang tepat, baik cara bertindak maupun cara berkomentar (menulis di media sosial).

Biker ugal-ugalan di jalan umum…sudah jamak alias sering banget terlihat. Meskipun tidak semua, hanya oknum akan tetapi sering terjadi. Sendirian saja ia ugal-ugalan, apalagi bermai-ramai tambah ngawur. Hal ini kadang kita jumpai saat konvoi suporter bola maupun komunitas motor, sekali lagi tidak semuanya akan tetapi oknum.

Motogokil sendiri pernah mengalami hal menyebalkan akibat ulah “oknum” komunitas motor ini. Yang motor kecil tiba-tiba mepet minta jalan, kita disuruh minggir bahkan di stop. Yang moge lebih parah lagi, dengan bantuan patwal kita diintimidasi untuk minggir sambil menendang.

Bagi yang kurang sigap, kondisi ini bisa menimbulkan bahaya/kecelakaan karena shock. Jadi wajar saja jika bu guru Tika jengkel dan menuangkan kejengkelannya di media sosial. Karena hal yang demikian dialaminya bukan satu kali, tapi tiga kali. Dan barangkali pengguna jalan yang jengkel dengan kejadian seperti ini banyak jumlahnya, tapi tidak tahu harus lapor ke mana dan sambat ke mana. Begini uneg-uneg kejengkelan yang ditulis bu tika

Ternyata tulisan bu tika ini menuai banyak pro-kontra. Yang pro dengan bu tika, barangkali sama jengkelnya dengan ulah “oknum” anggota kumunitas motor. Yang kontra justru dari komunitas motor yang nama baiknya merasa dicemarkan. Sehingga ada yang merespon dengan cukup keras, dengan mendatangi bu tika dan meminta membuat pernyataan tertulis.

Sampai disini terlihat bahwa bu tikalah yang bersalah, karena telah membuat tulisan di media sosial yang menyinggung komunitas biker. Dan anggota komunitas yang mendatangi bu tika merasa benar, dengan meminta bu tika membuat pernyataan tersebut. Akan tetapi coba lihat beberapa komentar dari beberapa oknum biker terhadap bu tika

Komentar ini jauh lebih jahat dibandingkan curhatan bu tika karena ulah oknum anggota club motor yang ugal-ugalan. Terlihat jelas pelecehan terhadap kehormatan seorang wanita, apalagi ini guru muslimah. Apakah ada seorang biker (mungkin juga anggota komunitas motor) yang sejahat ini tulisannya ? Lalu bagaimana perilakunya di jalan, jika menjaga omongan/tulisan saja tidak mampu bagaimana menjaga puntiran gas motornya ?

Akankah oknum-oknum ini juga didatangi oleh orang yang mendatangi bu tika untuk membuat pernyataan tertulis ??? Kita tunggu saja kelanjutannya.

Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

4 Komentar

  1. Otaknya mahal, contoh :
    1. sudah tahu sirine dilarang masih dipakai
    2. lampu silau plus lampu embak ke arah mata masih dipakai
    3. knalpot berisik, masih exist kan
    4. lampu hazard????? kok ga tau fungsinya
    5. bleyer dan main klakson minta jalan
    sih akeh……

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan