Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Kebijakan baru, yang diperuntukkan untuk kebaikan, rupanya tidak mudah untuk difahami, malah kadang menimbulkan salah pemahaman. Maksud hati agar pemilik motor memiliki skill yang memadai sesuai dengan kendaraannya, disalahartikan dengan peng-“istimewa”-an. Karena semakin besar motor, semakin besar pula performanya, maka sang rider dituntut untuk semakin bertanggung jawab atas apa yang dikendarainya. Bukan malah minta hak-hak yang “lebih” dibandingkan rider lainnya.
Seperti halnya saat kita kecil kita main pedang-pedangnya, tentunya hanya membutuhkan skill seadanya yang penting senang dan tidak menciderai rekan. Setelah besar masuk perguruan wushu menekuni jurus pedang, tentunya skillnya berbeda. Dan ketika dipilih manjadi wakil di kejuaraan adu pedang, dituntut skill yang berbeda pula, lebih tinggi lagi. Apa yang kita alami dalam 3 tingkatan tersebut adalah resiko dari pilihan, kalau tidak mau mengalami ya jangan memilih. Jangan sampai dalam bermasyarakat kemudian minta diistimewakan.
Jadi (menurut motogokil) semua rider harus bertanggung jawab terhadap perilakunya di atas motor. Selain atitud, skill merupakan syarat mutlak untuk mampu bertanggung jawab, tentunya sesuai dengan kondisi motornya. Karena seiring dengan kenaikan kapasitas engine, bobot sepeda motor semakin berat, dan power semakin besar, maka wajar skill untuk menguasainya juga berbeda, bertambah baik. Dan itu disertifikasi dengan dikeluarkannya SIM C (C, C1 dan C2).
Nah kalau kemudian adanya penjenjangan SIM C ini, disalahartikan dengan perlakuan yang berbeda dalam menggunakan fasilitas umum, seperti moge boleh lewat tol, pengawalan dan lain-lain, malah bikin ruwet jalanan. Hal ini disebabkan (menurut mereka) naik moge harus kencang, karena mesinnya panas, jadi perlu jalan yang los/lowong, jangan ada yang menghalangi. Seakan akan seperti anak kecil yang ingin mengatakan :
” Awas manusia super saiya mau lewat, minggir !!!!”
(sangat cepat, powerfull, dan sangat panas)
Dan jika hak-hak tersebut diberikan hanya karena kondisi motor yang besar, berat, panas dan kencang, maka sangat khawatir jika “rider motor ini” juga minta jalan dikondisikan/disterilkan. Tidak hanya motor kecil, bahkan moge-pun harus minggir, karena ia mau lewat. Karena motornya lebih besar, lebih berat, lebih panas dan lebih kencang dari hanya sekedar moge. Ini dia rider dan motornya
Gimana bro ? Memangnya enak dinomer duakan ? Apalagi nomer tiga dan nomer empat ??
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.
aya…aya wae….
http://78deka.com/2016/01/12/waxco-power-plus-recommended-sebelum-naik-harga/
Iya http://macantua.com/2016/01/11/k84-versi-trail-dari-verza-apakah-bernama-crf150l/
Kok enak https://dedekgemes.wordpress.com/2016/01/12/modifikasi-motor-ducati-jap-style
ya klo gitu kami pengendara roda 4 lebih dari 3000cc juga minta diistimewakan
minta diangkut helicopter ke pak polisi (jasa marga) biar nggak kena macet, karena kalo macet mesin bisa overheat
Hahahaa http://sakahayangna.com/2016/01/11/modifikasi-yamaha-exciter-150-mx-king-movistar-ala-road-race/
Nie motor yg bisa melesat 600kpj itu ya..? Kayaknya bukan SIM C lagi deh…ban na kan 4 bro..hehehe
ane juga jadi pengen nich
http://ongolongol.com/2015/04/16/seperti-inikah-bentuk-all-new-cb1000r-2016/
Eksklusivitas terjadi memang tidak disangkal, tapi juga jngn di sama ratakan. banyak jga komunitas moge yg gak pakai fore rider/patwal. misalkan kena macet yg ikutlah sebagai konsekwensinya atau biasanya berhenti dulu sampai kemacetan mereda.
yg pakai patwal itu biasanya kalau ada perwiranya yg mau turing luar kota dll. seharusnya sama aja dg pengguna jalan lain tanpa eksklusivitas/ ke khususan pengawalan.
sy tdk setuju dg pengawalan utk memperoleh kelancaran apapun motor atau mobilnya yg ber cc besar-kecil. harus sama merasakan kemacetan dg pengguna lain.
kemudian yg juga harus diperhatikan menyangkut problem ketidak patuhan lain yg justru paling banyak terjadi yaitu nerobos lampu merah, nerobos jalan yg berlawanan arah. tidak mau saling mengalah. itu yg terlihat tiap hari di jakarta.
jangankan memberi jalan pengendara lain, memberi kesempatan orang utk menyebrang pun kadang sulit.
Kembali pada kesadaran hati nurani individu masing-masing, siapapun orangnya dan apapun jenis motor atau mobilnya.
Pembagian kategori sperti Sim-C ini akan tdk begitu efektif selama si pengendara tdk mematuhi aturan di jalan.
Ora popo… Sebagai pemacu biar kerja lebih giat… Biar bisa beli moge kayak mereka…
Review pemakaian Mifi Smartfren M2Y: http://wp.me/p1eQhG-1ul
Bener dari pada cuma bisa ngiri mas ya aku juga dari pada ngiri mending nabung buat beli moge minimal yg 500 syukur syukur boleh masuk tol kalo boleh apa gak wenak ke jateng lewat cipali betul mas ?
Ini baru bener pasti karena sim ku beda aku mesti bisa masuk tol bayarnya buat sim kan beda awas jangan iri ya….. Efek sim kasta C
aneh ini…….
klasifikasi sim mengadopsi sistem di LN, sedangkan di LN moge bisa masuk tol. mengenai pengawalan sudah ada aturan tersendiri, pasti ada pertimbanga dari aturan tsb. apa yang salah jika diterapkan disini?
apakah jika yang Menyuarakan / mengusulkan aturan adalah pengendara moge sebagai bagian dari demokrasi dianggap tabu? ….. xixixixixixi
tidak ada perbedaan kasta dalam sim c….semua sama…harus bertanggung jawab dengan motor yang kita bawa..yang pasti ikutilah aturan berlalu lintas…pasti enak dilihat…hargai sama-sama pengguna jalan…jangan meniru yang tidak baik koreksi diri sendiri lebih baik…peaaaaace