Artikel ini ana dedikasikan untuk diri sendiri dan juga para pembaca motogokil sekalian. Mengapa demikian ? Karena dulu ane juga pernah ikut-ikutan menyambut tahun baru seperti yang banyak dilakukan manusia pada umumnya. Semoga Allah SWT mengampuni dosa ana juga kita semua, karena pernah/telah melanggar syariat Nya.
Tahun Baru….ya begitulah, banyak manusia menyambutnya. Dan kaum muslimin juga tidak merasa bersalah ikut merayakannya. Bagi kita yang serius untuk ber-Islam secara kaffah tentunya akan bertanya :
” Tahun baru kan tahun masehi, apakah umat Islam boleh ikut merayakannya ???”
Pertanyaan yang sangat polos. Sebelum menjawabnya mari kita lihat beberapa hal penting yang terkait dengan tahun baru tersebut : Perayaan tahun baru dilaksanakan pertama kali oleh bangsa romawi, yang didedikasikan kepada dewa janus. Dan dewa janus adalah sembahan kaum penyembah syaitan sejak zaman Yunani kuno
Dan ketika kaum muslimin melaksakan perayaan tahun baru, maka ia akan terkena oleh beberapa kerusakan, yaitu ;
- Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan ‘Ied (Perayaan) yang Haram. Padahal perayaan (’ied) kaum muslimin hanya ada dua yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha.
- Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir. Karena dalam perayaan tahun baru ada peniupan terompet (yahudi), suara lonceng (nashrani) dan penyalaan mercon/api (majusi), jadi kalau kita merayakannya berarti kita termasuk golongan mereka (kafir). Seperti yang disabdakan oleh Beliau SAW,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
- Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru. Untuk mengganti acara tahun baru banyak di antara orang-orang jahil ada yang mensyari’atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. “Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama’ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya”. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan.
- Terjerumus dalam Keharaman dengan Mengucapkan Selamat Tahun Baru. Karena tahun baru adalah syiar orang kafir, maka tidak pantas seorang muslim memberi selamat dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’).
- Meninggalkan Perkara Wajib yaitu Shalat Lima Waktu. Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh.
- Begadang Tanpa Ada Hajat, Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya (begadang).”
- Terjerumus dalam Zina. Sudah umum bahwa saat perayaan tahun baru, para muda-mudi tidaklah terlepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan.
- Mengganggu Kaum Muslimin. Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya.
- Meniru Perbuatan Setan dengan Melakukan Pemborosan. Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran untuk pembelian mercon. Itulah harta yang dihamburkan sia-sia, padahal Allah Ta’alatelah berfirman, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’: 26-27)
- Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Itulah 10 kerusakan (bahkan mungkin bisa lebih banyak lagi) yang akan kita tanggung jika kita merayakan tahun baru. Apakah kita, kaum muslimin ingin tetap melakukannya ???
Lalu apa yang harus kaum muslimin lakukan ? Banyak sekali, seperti hari-hari lainnya. Pastinya harus diisi dengan amalan-amalan wajib dan sunnah yang dicontohkan oleh Rosululloh SAW dan juga para Shahabatnya ra. Jika kita ber-Islam dan ber-Iman dengan benar, maka kita akan berada dalam kesibukan, tenggelam dalam istighfar, dzikir, ibadah kepada Allah SWT.
Kita merasa memiliki waktu luang (berhura-hura dan membuang-buang waktu), karena kita tidak mengetahui dan tidak memahami apa yang harus kita lakukan sebagai muslim. Ya maklum karena kita tidak peduli dengan nasib kita di akhirat kelak, kita hanya peduli dengan nasib di dunia, sehingga kesibukan kita sehari-hari adalah mengejar dunia. Jadi wajar jika tidak tahu, karena tidak peduli, jadinya nggak mau belajar.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita, dan merahmati hidup kita, serta selalu menunjukkan kita pada jalan yang lurus, yang diridloi-Nya. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.
Semua yang benar datang dari Allah SWT dan segala kesalahan datang dari diri ane pribadi. Semoga bermanfaat, wa Allohu a’lam, wassalamu’alaikum wR wB
Menyentuh pak Dosen.
Tambahan dalil
” Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta sampai jika orang orang yg kalian ikuti masuk lubang dhob ( yg penuh lika liku ) kalian pun akan mengikutinya. kami (para sahabat bertanya) : ” wahai Rasulullah apakah yg di ikuti itu yahudi dan nasrani ? ” Rasulullah menjawab ” lantas siapa lagi ?” HR : Muslim (2669)
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam menjawab “
smua penjelasan pak dosen saya setuju….mksh bnyk ilmu nya….Semoga hari Juma’at ini barokah pak dosen.
yah begitulah orang indonesia,penduduk yang mayoritasnya muslim tapi peraturan adat duniawi masih kalah sama adat nasrani..
Tp di mesjid at tin dijakarta timur, ada zikir nasional dlm rangka tahun baru, itu brarti ikutin ya om? pdhl ada ustad terkenal loh? Brarti melanggar syariah om?
jika benar dzikir tsb memang benar terkait dengan tahun baru, maka itu termasuk kerusakan nomor 3.
tapi jika majlis dzikir tersebut terkait dengan majlis ilmu (pengajian) rutin, maka tidak masalah.
Krg tahu om kalau masalah itu. Soalnya mau dtg ga bisa krn jaga kk dirumah yg lagi sakit. jd ga dtg kesana
No 3 banyak yg belum menyadari, trmasuk masjid besar dekat sini.
Artikel yg sangat bagus pak dosen. Meski saya sering berada di posisi berseberangan tp dr artikel seperti ini membuat saya akan selalu mendukung pak dos.
Hmmm kok bau SARA gitu… Kafir ato engga biar Sang Gusti yg nentuin… Bukan kamu. Emang kunci surga kamu yang pegang? Bikin artikel kyk gitu malah nurunin toleransi antar umat. Sekalian aja kamu ga usah pake internet beserta segala isinya. Soalnya ini jg bikinan kafir. Kalo km pake internet berarti km menyerupai kafir juga. Benar kan? Menghargai orang lain itu ga bakal ngerusak keimanan kok. Tergantung cara pikir aja…
Baca baik2 artikel dan smbil dipahami…menghargai jga ngk hrus ikut meryakan…bprkirklah lebih panjang sedikit jagn lgsung trbwa nafsu dan emosi
Komen yang sangat bagus (meskipun cukup pedas), tapi akan coba ane jawab
Bismillah
1. Kafir atau tidak memang Allah SWT yang menentukan, dan batas-batas antara kafir dam muslim sudah ditentukan dalam ajaran Islam. Salah satu pembatas antara Islan dan kafir adalah sholat, seperti yang disabdakan Nabi SAW. :
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257)
Islam mengatakan non-muslim kafir, non-muslim mengatakan muslim kafir, nggak masalah. Karena memang kafir artinya mengingkari.
2. Pemegang kunci syurga adalah Rosululloh SAW, siapa yang mau masuk harus masuk dalam golongannya, dan siapa yang menolak masuk golongannya berarti dia sengaja menolak masyuk surga. Seperti sabda Rosululloh SAW :
“Seluruh umatku akan masuk jannah, kecuali yang enggan.” Maka dikatakan: “Wahai Rasulullah, siapa yang enggan?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang menaatiku maka dia pasti masuk jannah, sedangkan barangsiapa yang mendurhakaiku maka sungguh dia telah enggan (masuk jannah).” (Hadits Riwayat Al-Bukhari)
3. Menggunakan internet (produk kafir) nggak masalah bagi seorang muslim, karena Nabi SAW juga berjual beli dengan orang nashrani dan yahudi (membeli menggunakan produk mereka), Nabi SAW juga pernah berhutang kepada orang yahudi. Jadi untuk masalah kemasyarakatan, sosial justru Islam menganjurkan untuk bergaul dengan baik dengan umat lainnya (termasuk menggunakan produknya)
4. Menghargai orang lain betul tidak merusak keimanan, dan itulah yang dianjurkan dalam Islam, istilahnya toleransi. Toleransi dalam islam adalah membiarkan mereka (non-muslim) melakukan ritualnya, tidak mengganggu, tidak mengintimidasi dan lain-lain. Dan toleransi bukan ikut-ikutan bersama mereka melakukan ritual mereka, karena itu berarti masuk ke dalam golongan mereka. Iman adalah sesuatu yang komplit (kesatuan) antara yang di dalam hati, ucapan dan perbuatan. Jadi aneh jika ada orang yang mengatakan iman mereka tidak terpengaruh, sementara perbuatan mereka seperti orang kafir.
Wallohu a’lam
Sangat jelas pak dos. Jawaban dr seorang Islam. Sering2 bikin artikel ngaji pak dos. Semoga pak dosen sekeluarga selalu dlm lindungan Allah SWT.
Assalamu’alaikum
Alhamdulillah keluarga ane tidak merayakan pergantian tahun masehi. Padahal dilingkugan sekitar sangat ramai2nya.
Semoga semakin banyak umat muslim yg menjalankan ajaran Nabi Muhammad SAW.
lanjutkan min buat artikel Dakwah kalau bisa di Tiap Jumat.
Terima Kasih
Saya juga gak pernah ngerayain taun baru…bodo amat dibilang kuper ama temen”…menurut saya tidur lebih beanfaat…
@Ef ai
Betul bro masih ada kegiatan lain kok,
Lingkungan sekitar ane jg gitu, biarin aja ntar jg pada tau dg sendirinya. Sok2an pd gaul tapi gak tau makna & artinya…
Wkwkwkwkk…
Terima kasih pak dosen telah mengingatkan…semoga amal kebajikan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin…
mending tidur enak
yaaahh…semua tergantung niatnya mzbro, tidak semua hal2 diatas bisa diterapkan disini, kalo terompet dan mercon dilarang lantas gimana nasib para pedagang dan pengrajin yg mengais rezeki dari sektor ini, toh niat mereka jualan juga bukan untuk “Mengkafirkan” para pembeli yg membeli barang dagangannya. Mereka taunya gimana bekerja berdagang dan mendapatkan keuntungan tanpa harus mendapatkan uang dg cara mencuri/merampok, demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Karena artikel ini dikhususkan bagi kaum muslimin, maka titik beratnya dalah perubahan mindset kaum muslimin thd perayaan tahun baru
kalau masalah rezeki sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT, dan seorang muslim harus beriman terhadap rukun iman yang ke-6 ini.
hanya saja seorang muslim dalam mencari rizki sudah seharuanya tidak menyalahi syariat Islam. Perhatikan permasalahn “khamr” (minuman keras), mengenai miras sudah jelas keharamannya bagi seorang muslim. Lalu apakah berhenti sampai disitu ? Tidak, perhatikan hadits berikut :
“Nabi melaknat khamr, peminumnya, penjualnya, pembelinya (meski tidak meminumnya), orang yang menyuguhkannya, orang yang pesan khamr (meski tidak minum), pemakan hasil jual belinya, pembuatnya (buruh pabrik khamr) dan orang yang memerintahkan pembuatannya” (pemilik pabrik khamr) (HR. Muslim dll)
Mereka (penjual, pembeli, yang menyuguhkan, buruh yang pembuat dan pemilik pabrik),tidak minum khamr tidak mencuri apalagi merampok, tetapi menjadi perantara terjadi seseorang meminum khamr, makanya dalam hadits tersebut mereka ikut dilaknat oleh Rosululloh SAW. Jika minum khamr yang hanya mengakibatkan pelakunya dosa besar saja seperti ini sangsinya, apalagi “sesuatu” yang mengarah ke kekafiran.
pas jawabannya….itu jg berlaku di bank konvensional/ada riba nya y pak dosen……saya ikut dukung klo mslh syiar kyk gini.
http://www.muslimedianews.com/2015/12/kh-tengku-zulkarnain-tertulis-di-al.html?m=1
Banyak orang menganggap tahun Masehi itu tahun Kristen. Padahal kita menyebutkannya tahun SYAMSIYAH. Ajaibnya perhitungan tahun matahari tidak ada dituliskan di kitab INJIL. Tapi justru ada di Al Quran. Lihat surat Al Isra’ ayat 12:
(وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا)
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”. (Quran Surat Al-Isra: 12)
Dan tiang Agama kita SHOLAT justru diperhitungkan pakai waktu MATAHARI.
Sungguh sebuah kesalahan pandang akibat pemikiran yang CETEK dan fanatik BUTA. Rugi besar umat Islam jika menyerahkan tahun Masehi alias Syamsiyah pada Kristen (Nasrani).
Musibah musibah…..
Tahun baru Masehi disebut tahun baru Syamsiyah ada ditulis Allah di Al Quran ayat 12. Kita sholat pakai waktu matahari. Alangkah ruginya kita jika kita serahkan tahun baru Masehi ke Kristen. Padahal di Injil tidak ada dituliskan tahun itu.
Maka mengisi ibadah di tahun awal tahun Syamsiah diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk menyaingi majelis-majelis lalai di pergantian tahun.
Oleh: K.H. DR. Tengku Zulkarnain, Wasekjen MUI Pusat.
Rosululloh SAW menggunakan jam matahari untuk mengetahui masuknya waktu sholat
dan menggunakan penaggalan bulan untuk mengetahui masuknya puasa romadlon, ied fithr dan haji serta iel qurban
Pertanyaannya adalah, kapan Rosululloh SAW menggunakan kalender masehi ??? Jawabannya sederhana, tidak pernah
Tinggal kita ikuti saja sunnah Rosululloh SAW ini kalau kita cinta kepadanya, mudah sekali.
hehe masih bisa jawab hujjah dari pak dosen??? hemmm belajar agama harus dari sumber yg benar jgn pada hawa nafsu
Oleh: K.H. DR. Tengku Zulkarnain, Wasekjen MUI Pusat
cakil pengen kawin, tanya aja langsung ke orangnya.
kalo aku lihat bahas motor aja gak bisa netral, apalagi soal agama.
masih jauh lah si cakil ini
Ya betul, dalam ber Islam jelas harus tidak netral, begitu pula mereka yang non-muslim pasti tidak netral
Sebagai seorang muslim harus berkeyakinan bahwa agama yg diterima di sisi Allah SWT adalah Islam, bukan agama yang lain, mana bisa netral. Yang suka bilang netral dalam urusan agama adalah yang sering bilang semua agama benar, dan orang2 seperti ini diragukan ke-Islamannya atau mungkin dia bodoh.
Non-muslim juga wajar tidak netral, mengganggap agamanyalah yg benar dan Islam salah, nggak masalah “lakum dienukum waliyadin”
Dan kalau mau mengambil Islam yang benar, maka bersumberlah kepada hujjah yang shahih (Al Qur’an, As Sunnah dan contoh aplikasinya oleh para shahabat ra), jangan ikuti yang menyimpang sebagai hasil kreasi yang tidak shahih sumbernya. Apalagi jelas2 menyimpang, kenapa kita tidak cukup dengan ajaran Islam yg original yang ada ?
Ane memang masih bodoh dalam urusan Islam, tapi tidak ada salahnya menyampaikan kebenaran walau satu ayat, daripada berkoar2 banyak dengan tulisan yg panjang, akan tetapi ternyata ngawur, sesat dan menyesatkan
baca tulisan profesor ini aja lah :
“Kuliah singkat virtual” sbg bahan renungan akhir tahun ini mengenai sejumlah kesalahpaham masyarakat luar tentang Saudi. Bny org mengalami “gagal paham” ttg Saudi.
(1) Bny yg beranggapan Saudi = Wahabi. Itu keliru. Sekitar 15% dr penduduk Saudi adl Syiah (dr berbagai mazhab teologi) & lebih dr 1/3 populasinya adl kaum migran. “Wahabi” (sy pakai tanda kutip krn pengikut Wahabi biasanya tdk mau disebut Wahabi. Mrk lbh suka disebut “Salafi”) sejatinya adl “minoritas agama penguasa” disini krn menjalin patron dg rezim politik. Mayoritasnya tentu sj Sunni dr berbagai aliran yg tersebar di berbagai area. Pengikut “Wahabi” kebanyakan terpusat di kawasan Najd (Saudi bagian tengah), khususnya Al-Qassim, Ha’il (jg Riyadh), tempat lahirnya pendiri Wahabi & leluhur Dinasti Saud. Perlu jg dicatat: tdk semua keturunan Raja Sa’ud itu otomatis pengikut Wahabi.
(2) Bny pula yg berpandangan “Wahabi” = “ekstrimis”. Ini jg keliru besar. Pengikut “Wahabi” itu macam2: ada “Wahabi ekstrim” (yg suka ngamuk2), ada “Wahabi asesoris” (pakaian & jenggotnya doang yg mirip2 “Wahabi”), ada Wahabi pragmatis-oportunis” (ini kelompok yg pura2 jd wahabi spy dpt akses politik & ekonomi), ada jg “Wahabi moderat” (kedalam konservatif, keluar toleran), ada pula “Wahabi liberal” (nah ini “wahabi”-nya kalau di ruang publik & Saudi sj. Kalau diruang privat aplg diluar Saudi, lain lg ceritanya. Kelompok “Wahabi moderat-progresif” ini bisa sj tdk setuju dg kelompok agama lain dlm bny hal ttg isu2 sosial-keagamaan tertentu tp bukan berarti lantas marah2 & ngamuk2 nggeruduk seenaknya.
(3) Bny pula yg berpandangan kalau kaum Sunni & Syiah di Saudi itu saling bermusuhan. Itu jg tdk benar. Bgm bisa bermusuhan wong mereka bisa ngopi-ngeteh-ngrokok & kongko2 bareng spt foto di bawah ini. Mereka juga biasa bareng di pasar2 tradisional baik sbg penjual maupun pembeli. Di berbagai daerah di Ahsa bahkan sdh biasa kawin-mawin selama beratus2 thn. Memang ada “org yg normal” yg suka melihat kekerasan & kekacauan? “Semua org waras” ya lbh memilih rukun kan drpd musuhan. Pelaku kekerasan thd Syiah di Saudi itu bkn dilakukan oleh “massa” (layaknya di Indonesia) tp oleh kelompok snipers & teroris yg di Saudi sndr jg dimusuhi.
Karena itu sejumlah kelompok Islam di Indonesia jangan suka berbuat kekerasan thd kelompok agama lain. Anda tahu kan kalau dalam Islam, babi itu haram. Nah, babi yg tidak buta saja haram, apalagi membabi buta, kan lebih haram lagi. Ya sudah, selamat merayakan tahun (“kafir”) baru 2016!
Sumanto Al Qurtuby
Anthropology Professor at King Fahd University of Petroleum & Minerals
Past: University of Notre Dame
kalo beda gak usah mengfkafirkan
hehehe njelasin ngalor ngidul tetep aja g nyambung…. baca baik2 tulisan om gokil dan baca lagi komen ente.. g nyambung kang… pakai acara membabi buta segala… memang om gokil ada unsur kekerasan dan paksaan…
Meskipun tulisan ini sepertinya ilmiah, tapi sayang sekali sumber yang dipakai adalah sumber orang kafir (inggris), dalam rangka membungkam gerakan pemurni akidah Islam saat itu. Sangat jelas bahwa penulis belum faham tentang asal-usul wahabi, dan siapa yang pertama kali memberi julukan wahabi.
Penilis ini terlihat sebagai simpatisan syiah, yang pura2 buta tentang kejahatan syiah di arab saudi dan di seluruh dunia. Penlis juga pura-pura tidak tahu atau memang bodoh mengapa orang syiah memusuhi sunni, karena ajaran tsb sudah menjadi ajaran pokok syiah bahwa “sunni kafir”, dan bagi orang syiah membunuh orang sunni adalah ibadah. Apakah sumber2 valid yang bertebaran di dunia nyata dan maya tidak cukup untuk menjelaskan hal ini ???
Barangkali penulisnya adalah simpatisan syiah, atau orang syiah yg sedang ber taqiyyah (bersembunyi dibalik kebohongan). Perhatikan perkataan Imam Syafii berikut :
لَمْ أَرَ أَحَداً مِنْ أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ أَشْهَدُ بِالزُّورِ مِنَ الرَّافِضَةِ
Aku belum pernah melihat suatu kaum yang paling berani bersaksi dengan kedustaan melebihi Rafidhah.[Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’]
Jadi mempercayai ucapan, tulisan orang syiah dan pendukungnya tentang Islam adalah kesia-sian belaka, bahkan bisa menyesatkan.
Orang Islam Indonesia itu aneh mas Bro.
Meragukan yang ada di tuntunannya, misal: hukum bagi pelaku kejahatan dan zina
Efeknya: kejahatan ga ada matinya, Zina jalan terus
Ahsantum.
Barakallahu fiikum.