Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Kedigjayaan marquez-pedrosa dengan rc213v nya di separuh lomba 2015 mungkin tidak akan terulang di awal lomba 2016 nanti. Pasalnya penggunaan engine baru, ECU baru dan ban baru, menjadikan mereka harus tetap bekerja ekstra keras mempersiapkan motor untuk tahun 2016 nanti. Sayangnya tim hrc masih belum beruntung, karena sampai pengujian terakhir (jarez nov 2015), mereka masih belum mendapatkan hasil optimum yang diharapkan.
Menurut marquez, permasalahan memang ada di 3 sektor yaitu engine, ecu dan ban. Akan tetapi menjelang akan dibekukannya pengembangan engine, maka yang harus diprioritaskan adalah menyelesaikan permasalahan yang timbul pada engine versi 2016. Menurut marquez lagi, engine 2016 memang sedikit lebih unggul dibandingkan versi 2015, tapi masih jauh dari yang diharapkan :
“…this new engine, it has a little bit more potential compared to the old one, but still we are far I think from the best level.”
Engine motor memiliki minmal 2 kelemahan, yaitu cukup liar dan akselerasi kurang “nendang”, aneh juga liar tapi akselerasi kurang. Mungkin maksudnya putaran bawah lebih liar dan putaran atas akselerasinya kurang gahar dibandingkan versi 2015. Hal ini diketahui setelah membandingkan secara langsung engine versi 2016 dan 2015. Sehingga hrc harus melakukan perbaikan disektor mekanik terlebih dahulu, yaitu menjadikannya lebih halus dan meningkatkan akselerasi. Berikut pernyataannya :
“…Honda must work on the mechanical side, to try to be smoother, to try to gain on the acceleration..”.
Dan beruntung hrc memiliki marquez yang mau mencoba sampai batas limit untuk mengetahui secara komprehensih performa engine, ecu dan ban. Sampai-sampai ia harus crash sebanyak 2 kali dalam mendapatkan data performa keseluruhan pada kondisi ekstrim.
” …One big high-side, something in Turn 3, on Doohan corner, I go in with some gas, and never happen in MotoGP, but maybe we have to understand well this new electronics. I was with gas consistent, but in one moment I lose really aggressive the rear wheel, and then I fly! But lucky I was well ”
“…The second one was we did the comparison with both engines and everything, and Honda asked for us to be on the limit to try to compare well, and the limit on the brake point with the Michelin is dangerous.”
Jadi sepertinya marquez memang sedang berusaha keras memahami permasalahan dan mencari solusi dalam mengembangkan motor untuk musim 2016. Hal ini dibuktikan dengan beberapa hal yang sedang ia kerjakan yaitu :
- Membandingkan performa motor rc213v versi 2015 dengan rc213v versi 2016+ECU magneti Marelli+ ban michelin.
- Mencoba sampai di atas batas performa maksimum, (alias sampai crash) konfigurasi rc213v versi 2016 untuk mengetahui batas kekuatan dari ban michelin dan kemampuan kontrol dari ecu magneti marelli
- Memberikan masukan yang cukup bijaksana bagi tim, mengenai apa yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan motor untuk musim 2016. Masukannya adalah :
- Perbaiki kinerja engine lebih dahulu sebelum dibekukan, meskipun harus lembur
- Perbaikan kinerja elektronik, bisa dilakukan sambil jalan, seiring dengan semakin meningkatnya kemampuan adaptasi para insinyur. Karena kenyataannya potensi ecu yang mampu dibangiktan oleh tim motogp (termasuk hrc) baru 10%.
- Perbaikan kualitas ban, tentunya seiring dengan banyaknya informasi dari pengujian yang kecepatan tanggapan michelin sebagai produsennya.
Menurut motogokil, ya (terpaksa) hal itu harus dilakukan marquez sebagai pembalap inti hrc. Karena siapa lagi yang bisa diharapkan untuk mengembangkan rc213v versi 2016, selain dirinya. Apalagi stoner sudah hengkang ke ducati, sehingga membuat pekerjaannya semakin banyak, hrc semakin puyeng menyelesaikannya.
Kita tunggu saja motor hasil pengemabnagnnya, dan bagaimana perbandingannya dengan motor yang dikembangkan rossi-lorenzo (m1) dan stoner (gp16) di motogp musim 2016 nanti.
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB
pedrosa juga pengembang motor yang bagus..
betul, hanya saja kurang ekstrim
Terbalik kali bro,,mungkin putaran bawah kurang nendang,,putaran atas terlalu liar.
ECU magneti sepertinya agak labil merespon data sensor yg td smooth tiba2 melonjak bikin liar. mgkn aja masalah software yg masih ada “bug” jd suka loncat pembacaan sensor om
pengaruh windows 98 kali ya 😀 udah gak disupport mikocok, jadinya banyak virus lokalnya he he…
sperti ditulis di crashnet. problem pada grip ban depan sama power delivery yg gak smooth, efek dari software yg masih kurang presisi. belum konsisten.
Unified software yg inferior, banyak keterbatasan dibandingkan software factory honda sebelumnya.
mudah2 segera ketemu set-up elektronik tepat sasaran dan grip ban depan michelin yg makin improved.
Marquez mengalami big high side. crash karena high side banyak bikin rider mengalami broken bones.
menariknya Marquez pembalap yg punya nyali tinggi, tapi dia ungkapkan juga rasa kekuatirannya.
Honda asked for us to be on the limit to try to compare well, and the limit on the brake point with the Michelin is dangerous
sudah kuduga markiwes ga bisa develop motor… wkwkwk…
Pesona wisata Pantai teleng Ria, Pacitan: http://wp.me/p1eQhG-1ru
Marquez kan terkenal sebagai user bukan pembalap yang pinter develop. Urusan develop kan dani yang lebih pinter
sepertinya emang ad niatan HRC utk MM93 terjun ikut develop RCV kedepan, dan sptnya jg gak isa menjudge terlalu dini soal gagal/tidaknya MM develop motor krn waktu msih bergulir & blm dibuktikan dalam race, krn motor balap prototype bukan hanya mengejar kecepatan saja tpi paket komplit dri sebuah motor balap seperti halnya perbandingan rcv 2014 & 2015 yg lalu
marquez gak bisa alias goblok