Power New CBR250RR Naik 1 PS, dari Mana Datangnya ?

motogokil.com – Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan.

PT Astra Honda Motor (AHM) kemarin baru saja meluncurkan New CBR250RR versi terbaru dengan dengan tetap mengusung Total Control sebagai DNA CBR Series yang meliputi desain berkarakter kecepatan, performa tinggi motor balap, dan fitur melimpah. Beragam perubahan pada supersport 250cc ini mendukung penampilan dan gaya hidup pengendaranya saat menjadi pusat perhatian yang membanggakan di jalan raya. Dan memang motor ini dihadirkan dengan mengusung “Pride in Every Ride” yang mampu menghadirkan kebanggaan dalam setiap aktivitas berkendara baik di jalanan perkotaan maupun sirkuit.

Mengenai berbagai informasi yang sifatnya umum dan kualifikasinya standar, bisa dilihat di blog-blog lainnya. Dan di artikel ini iwf ingin mencoba mengupas bagian terpenting dari performa new cbr 250 rr ini, yaitu performa. Menurut informasi yang cukup bisa dipercaya bahwa power new cbr 250 rr ini naik 1 ps, dari 41 ps menjadi 42 ps, di putaran engine yang sama yaitu 13000 rpm.

Kalau di awal kemunculannya power honda cbr 250 rr memiliki power 28,5 kW (sekitar 38,22 ps), kemudian tahun 2020 diluncurkan cbr 250 rr tipe sp-qs yang memiliki power sedikit lebih tinggi yaitu 30 kW (sekitar 40,79 ps – dibulatkan jadi 41 ps). Kenaikan powernya sampai 2,67 ps saja saat itu iwf anggap cukup ngirit, maka kenaikan power new cbr 250rr sp-qs tahun 2022 ini lebih irit lagi, yaitu cuma 1 ps.

Pertanyaannya apa saja yang dilakukan ahm untuk menaikan power dari 41 ps menjadi 42 ps ?
Lalu apakah power cbr 250 rr baik yang standar maupun yang sp-qs, bisa menyamainya ?

Mari kita coba selidiki…..

Mari kita diperhatikan tabel evolusi karakter engine honda cbr 250 rr dari versi standard, versi sp-qs tahun 2020 dan versi sp-qs tahun 2022.

Saat ahm merilis sbr 250 sp-qs tahun 2020, konfigurasi penentu performa yang diubah adalah putaran engine naik 500 rpm (dari 12500 rpm menjadi 13000 rpm. Rasio kompresi juga naik dari 11,5 menjadi 12,1. Artinya pada kasus cbr 250 rr sp-qs, honda hanya sedikit mengoprek mesin standard, apalagi pada versi 2022 yang hanya naik 1 ps. Kalau dilihat tabel di atas, ubahannya hanya efisiensi volumetrik yang naik dari 80% menjadi 81% dan rasio kompresi yang naik dari 12,1 menjadi 12,5.

Jadi kalau cbr 250 rr standard ataupun sp-qs versi 2020 ingin powernya menyamai cbr 250 rr versi 2022 sangatlah mudah, bahkan untuk lebih tinggi juga tidak sulit. Karena basis engine-nya tetap sama dan dipertahankan, maka berikut ini tabel konfigurasi penentu perform yang bisa iwf tawarkan.

 

Jadi yang sudah punya cbr 250 rr standar ataupun yang tipe sp-qs versi tahun 2020, nyantai saja, tidak usah berkecil hati. Karena sejatinya menurut iwf potensi terpendam dari engine cbr 250rr masih cukup besar. Alias pabrikan saat itu sangat membatasi performanya agar tidak terlalau besar, karena berakibat pada endurance, efisiensi dan keselamatan pengendara. Jadi kalau maesikit ngoprek saja, performanya bisa langsung melejit.

  1. Menaikkan efisiensi volumetrik (VE) dapat dilakukan lewat berbagai cara, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Yang ringan dengan memodifikasi intake runner, dimensi header knalpot dan filter udara. Sedangkan modifikasi yang lebih berat dapat dilakukan dengan memodifikasi air tunnel, porting, ukuran klep, profil camshaft (nokenas) dan lain-lain (silahkan lihat artikel2 lawas iwf).
  2. Menaikan rpm ini tidak sekedar melepas limiter, akan tetapi menggeser efisiensi volumetrik yang optimum pada rpm yang lebih tinggi. Modifikasi ini eret kaitannya dengan modifikasi nomor 1. Perhatikan, bahkan sampai ubaha level berat piston speed cbr 250rr masih aman, belum melebihi 21 m/s. Untuk masalah piston speed bisa dilihat materi lawas iwf.
  3. AFR standar cbr 250rr sudah lumayan basah, akan tetapi belum optimal. Hal ini mungkin menjadi pertimbangan pabrikan (ahm) agar performa dapat tapi tidak terlalu boros, makanya mesin cbr 250rr terasa sangat panas (memanggang paha kaki) saat di jalanan umum yang padat merayap. Untuk mengoptimalkan powernya digeret menjadi lebih basah lahhi menuju 12,6 untuk mendapatkan power maksimal.
  4. Sedangkan CR dapat ditingkatkan dengan memperkecil volume ruang bakar, hal ini bisa dilakukan dengan memperkecil kubah di head cylinder, atau menggunakan piston dengan dome yang lebin jenong/tinggi, untuk modifikasi ini perli diperhatikan posisi maksimal saat klep terbuka dan kemungkinan floating-nya, agar klep tidak tabrakan dengan kepala piston.

Resiko dari ubahan ini adalah tentu saja keluar uang, yang banyaknya relatif sesuai dengan performa yang ingin dicapai. Minimal membutuhkan filter racing, knalpot racing, ganti ECU dan injector. Maksimalnya nggak bisa dibatasi, karena bisa-bisa lebih mahal dari harga motornya.

Semoga sekelumit opini dan informasi ini bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Be the first to comment

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan