Sekali Charge Bisa Melaju Sejauh 644 km, Hebatkah ?

Tesla-Model-S

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Semoga Allah senantiasa menyelamatkan kita semua dari wabah penyakit covid-19 dan penyakit lainnya, dan juga dari mara bahaya di manapun kita berada, aamiin.

Elon musk menyatakan bahwa tesla model s tahun 2020 akan mampu menempuh jarak 400 mil (atau sekitar 644 km). Kemampuan jelajah ini naik dibandingkan versi 2019, yaitu untuk versi long range 373 mil (atau sekitar 600 km) dan untuk versi performance mampu menjangkau sejauh 348 mil (560 km). Padahal kecepatan dan akselerasinya juga cukup brutal lho, untuk long range 60 mph (96,96 kpj) dicapai dalam waktu 3,9 detik, sedangkan untuk performance 60 mph ditempuh dalam waktu 2,4 detik.

Klaim ini tentu saja terdengar “wow” hebat banget dan terkesan irit jika dibandingkan dengan mobil dengan penggerak engine (mesin bakar) dengan berbahan bakar bensin atau diesel (solar). Akan tetapi ternyata kehebatan ini tidak hanya tergantung dari spesifikasi performanya, akan tetapi juga tergantung dai suasana dan kondisi lingkungan. Jadi nggak bisa dipukul rata untuk segala kondisi.

Maksud iwf adalah, jika efisiensi dan peforma mobil listrik tesla model-s ini dibanding mobil bensin/solar untuk kondisi normal, memang cukup menarik untuk dipertimbangkan. Akan tetapi ditengah suasana pandemik covid-19, kehebatan tesla model-s tahun 2020 ini tidak ada artinya, terutama untuk amerika serikat (united states-us). Karena di sana, lagi kelebihan minyak yang disebabkan permintaan turun jauh (akibat lockdown) sedangkan produksi justru meningkat.

Kelebihan suplai minyak ini menimbulkan beberapa komponen kerugian, yaitu :

  • Operasi tambang minyak harus terus berjalan dan mengalir, harus ada biaya operasi meskipun tidak laku. Jika semua tangki (tangki mobil, drum di rumah, pom bensin, kilang minyak) sudah penuh, ya terpaksa sumur harus ditutup. Baik menutup suatu sumur dengan aman dan mengopersikan kembali ketika konisi normal, membutuhkan biaya yang sangat besar.
  • Pengguna minyak di daratan jauh berkurang, akibatnya banyak kapal tanker minyak dengan kapasitas yang masih penuh dan terkatung-katung di di lautan. Biaya operasional sebuah kapal tanker sekitar 30.000 usd (atau sekitar 452 juta) per hari, bayangkan jika kapal tersebut parkir berbulan-bulan, apa nggak tekor.

Kapal tanker sebesar ini jumlahnya sangat banyak yang muatannya masih full, terapung di lautan.

oil tanker

Punya bebagai kelas dan berbagai kapasitas angkut sampai ratusan juta liter

oil tanker3

Dan seperti ini banyak sekali diseluruh dunia, maklum saja aktifitas kendaran bermotor dan juga pabrik sangat menurun, bahkan mendekati nol. Wajar jika tidak terserap pasar di daratan, sementara produksi penambangan minyak jalan terus. Sehingga jumlah kapal tanker pengankut minyak semakin banyak yang pasang jangkar, parkir di tengah laut. Berikut penampakan ramainya kapal tangker yang parkir di tengah laut, berdasarkan pantauan satelit navigasi.

oil tanker standard on sea4

Kalau diperbesar, kira-kira penampakannya seperti ini untuk benua amerika, afrika dan eropa.

oil tanker standard on sea

Kapal tangker yang berada jauh dari pantai atau berada di tengah samudra, kemungkinan besar sedang berjalan menuju tujuan masing. Akan tetapi kapal tangker yang posisinya dekat dengan bibir pantai, kemungkina besar sedang standar, menunggu muatannya dikosongkan. Kalau diperjelas kira-kira sebanyak ini kapal tanker pengangkut minyak yang mengapung tidak tentu kapan bisa mengosongkan muatannya. Seperti yang terlihat di salah satu lepas pantai bagian negara amerika.

oil tanker standard on sea3

Bayangkan ada berapa milyar mungkin triliun liter minyak bumi yang masih belum terserap, baik di kapal tanker maupun di kilang minyak. Sementara aktifitas manusia dalam hal konsumsi bbm meskipun mulai hidup, akan tetapi menggeliat sedikit demi sediki. Dan untuk sementara waktu (mungkin berbulan-bulan) minyak bumi akan over supply (lebih banyak produksi dibandingkan konsumsi, alias nggak laku). Pantas saja harga minyak mentah dunia turun sampai minus beberapa usd perbarel. Artinya kalau berani menerima dan menampung minyak mentah, malah justru dikasih duit, apa nggak gila nih.

us oil price

Dan harga bensin di amerika sana, anjlog di bawah 0.5 usd (atau sekitar 7400 rupiah) perliter

united-states-gasoline-prices

Makanya dalam kondisi seperti ini kehebatan mobil dan kendaraan listrik di amerika menjadi tidak ada gunanya. Dan jika kondisi pandemik covid-19 semakin lama, maka harga minyak bumi akan rendah untuk beberapa lama, karena cadangan melimpah ruah. Tetap saja orang lebih memilih mobil dengan engine ketimbang motor listrik, karena lebih praktis dan lebih murah untuk saat ini.

Bagaimana dengan harga bbm di tanah air ?
Turun juga sih, tapi sedikit banget, nggak kayak di amerika.

harga bbm 04052020

Halah jadi ngalor-ngidul ngomongin kandisi harga minyak dunia yang hancur karena over supply, akibat perang dagang dan pandemik covid-19. Seandainya kita punya kilang yang banyak tentunya kondisi seperti sangat menguntungkan. Karena bisa digunakan untuk menampung kelebihan minyak tersebut, dan suatu saat bisa digunkan setelah kondisi normal.

Jadi untuk sementara industri kendaraan listrik akan mengalami penurunan pangsa pasar secara drastis. Dan jika harga bbm masih terus murah untuk waktu yang lama, kemungkinan besar industri kendaraan listrik (mobil dan motor listrik) akan rugi, bisa semaput kalau tidak mati suri. Sudah nggak bisa leluasa bergerak (jarang pakai mobil), bensin murah pula kalau mau jalan. Ngapain juga beli kendaraan listrik, yang jarang dipakai bikin aki cepet soak.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

 

Be the first to comment

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan