Komparasi Valentino Rossi dan Marc Marquez, Apakah Apple to Apple ?

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Wajar jika ada calon legenda motogp yang baru akan dikomparasikan (dibandingkan) dengan legenda motogp sebelumnya. Hal ini sekedar untuk mengetahui sejauh mana perbedaan keunggulan di antara mereka. Ada yang membandingkan berdasarkan umur, berdasarkan jumlah race dan lain-lain.

Misalnya komparasi antara marc marquez (mm93) dan valentino rossi (vr46). Kadang acuan yang digunakan menjadikan kesimpulan akhirnya berbeda. Misalnya jika berdasarkan umur, marquez lebih unggul dibandingkan rossi (ketika umur mereka 26 tahun 231 hari). Akan tetapi jika berdasarkan 200 race pertama sebaliknya, justru rossi yang unggul.

Jadi acuan yang berbeda bisa digunakan untuk fans fanatik untuk mengunggulkan pembalap favoritnya. Lalu apakah komparasi seperti ini masuk akal untuk dilakukan ? Banyak yang berpendapat ya, masuk akal dengan banyak pertimbangan. Akan tetapi menurut iwf justru sebaliknya “tidak masuk akal” alias tidak apple to apple. Alasannya juga disebabkan beberapa pertimbangan pula.

Sebelum dilanjutkan pembahasan permasalahan ini, marilah kita lihat beberapa ulasan media nasional dan internasional mengenai komparasi beberapa pembalap motogp legendaris.

Perbandingan Performa saat Usia 26 Tahun 231 Hari

Perbandingan Performa saat Balapan ke-100

Perbandingan Performa saat Balapan ke-200

Jadi kalau komparasi antara marc marquez dan valentino rossi berdasarkan umur, jelas marc marquez menang telak. Tapi jika komparasi berdasarkan race ke-100 dan ke -200, berbalik valentino rossi yang menang cukup telak. Lalu mana yang dijadikan acuan yang fair untuk mengukur dan membanding performa masing-masing dari mereka, umur atau event ?

Kalau menurut iwf yang lebih fair sih dibandingkan berdasarkan umur, di situ akan terlihat kemampuan rider dengan kondisi tubuh-otak-skill yang sebanding. Akan tetapi tetap saja masih belum fair, karena kondisi teknologi dan performa motor juga tidak sebanding. Bayangkan dengan sirkuit yang sama, mana yang lebih berat membalap dengan motor dengan power 240 hp atau 270 hp ?

Sekilas komparasi membalap dalam sirkuit yang sama dengan performa motor yang berbeda (misalnya 240 hp vs 270 hp) :

  • Konsentrasi pembalap harus lebih fokus, karena salah dalam mengambil tindakan yang kecil saja misalnya kemiringan, akselerasi, titik pengereman dan lain-lain, pembalap bisa kalah bahkan celaka (crash).
  • Tubuh pembalap harus lebih prima untuk menahan akselerasi dan deselerasi (saat pengereman yang jauh lebih kuat, karena motor lebih kencang).
  • Tubuh pembalap harus tangguh dan kokoh, karena semua pembalap memiliki kemungkinan crash. Tubuh (otot dan tulang) yang kokoh dan tangguh akan lebih mampu menahan benturan yang semakin keras, karena kecepatan semakin tinggi. Sehingga pembalap terhindar dari cidera parah (otot robek dan patah tulang) yang mengakibatkannya gagal ikut race selanjutnya.

Karena performa motor motogp saat masa valentino rossi berjaya lebih rendah dibandingkan masa marquez, maka semua yang iwf sebutkan juga dituntut lebih powerful. Akibatnya semua pembalap mau tidak mau harus berusaha meningkatkan skill nya untuk mengimbangi peningkatan performa motornya. Untuk mudahnya mari kita bandingkan fastest lap dan top speed masa rossi (2008) dan marquez (2019), misalnya di sirkuit misano.

Tahun 2008

Tahun 2019

Fastest lap tahun ini di misano (2019) atas nama jorge lorenzo tercatat 1’31.629 sedangkan tahun 2008 tercatat atas nama casey stoner 1’33.378, lebih cepat hampir 1.6 detik. Sedangkan topspeed-nya lebih dahsyat lagi tahun 2008 hanya 278.6 kpj atas nama dani pedrosa, sedangkan tahun ini 299.1 kpj atas nama andrea dovizioso. Lebih cepat 20.5 kpj, bisa sangat berpengaruh terhadap tubuh rider serta hasil balapan di sirkuit yang sama.

Lebih lucu lagi kalau dibandingkan dengan legenda balap tempo dulu alias jadul, seperti giacomo agustini dan angle nieto. Lhah mereka mengoleksi banyak juara dengan performa motor yang jauh lebih kecil dengan jumlah balapan yang lebih sedikit. Otomatis sumberdaya yang terkuras seperti pikiran, tenaga dan biaya baik pembalap maupun mekanik juga lebih kecil/sedikit. Dan juga adaptasi tubuh untuk menguasai motor tersebut juga lebih mudah dibandingkan motogp saat ini.

Jadi menurut iwf berhentilah membandingkan sesuatu yang tidak apple to apple. Karena membandingkan balapan jaman dulu dengan balapan sekarang, barangkali mirip seperti membandingkan balapan moto2 (atau bahkan moto3) dengan motogp. Yang jelas balapan motogp saat ini benar-benar berbeda, karena motor lebih powerful, maka pembalap harus lebih fokus, lebih kuat, skill lebih tinggi dan mekaniknya harus jauh lebih pintar baik dalam hal engine maupun kelistrikan.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

Be the first to comment

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan