Kontroversi Pengukuran Power Motor On Dyno, Jangan Sampai Jadi Bahan Tertawaan

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Power motor menjadi sesuatu yang menarik bagi sebagian besar calon konsumen. Karena power motor nantinya identik dengan seberapa cepat akselerasinya atau seberapa tinggi topspeed nya. Karena pabrikan menyediakan informasi power (dan juga torsi) dalam brosur setiap produk motornya.

Akan tetapi reviewer dan juga mungkin calon konsumen, seringkali kurang puas dengan data power yang disajikan pabrikan. Karena pengukuran yang dilakukan pabrikan berdasarkan power pada poros crank. Sedangkan yang dirasakan oleh reviewer atau konsumen adalah power pada roda. Karenanya akan menjadi bahasan yang ramai ketika power on wheel yang di ukur diatas mesin dyno telah di publis.

Sebagaimana diketahui secara umum, bahwa power dari putaran crankshaft sampai ke roda belakang melewati beberapa bagian. Dan bagian-bagian ini memiliki kerugian mekanis yang spesifik. Bagian-bagian tersebut adalah :

  1. Reduksi primer
  2. Kopling
  3. Geae box
  4. Rantai-gir depan belakang (reduksi sekunder)
  5. Roda

Artinya dari power yang terukur di crankshaft akan mengalami kerugian ketika diukur di poros drum mesin dyno. Karenanya tidak mungkin power yang terukur di mesin dyno lebih besar dari power yang terukur di crankshaft. Apalagi dari roda ke drum dyno juga terdapat kerugian, yaitu slip antara ban dan permukaan drum. Juga rugi efisiensi pada mesin dyno model eddy current, yang menjadikan kerugian menjadi lebih besar lagi.

Sehingga, jika ada hasil pengukuran dyno lebih kecil dari spesifikasi power di brosur, maka semua pengamat yang faham akan merasa wajar. Tapi sebaliknya jika ada hasil pengukuran dyno lebih besar dari spesifikasi power di brosur, maka akan mengundang tanda tanya. Motornya sudah di “oprek” atau kalibrasi mesin dynonya ngawur. Alih-alih mau memberi informasi update, akan tetapi malah jadi kontroversi bahkan tertawaan pemirsa pencinta informasi otomotif.

Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya. Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wabarokatuh.

 

2 Komentar

  1. Seperti transistor y..reduksi hnya sbagai penguat atau “pengali daya” output crankshaft.
    Jika rugi2 diabaikn..mka output mesin on whell= daya out crankshaft x total rduksi ratio..
    Klo lht kasus ninja 2018 (~39hp) dan jika trr: ~7.5(misal), mka daya output crankshaft ~5.2hp
    Gitu pak dosen?

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan