Alasan Tidak Memilih KTM RC200, Mending Pilih Lainnya

rc200 vs cbr150 vs r15 small

Assalamu’alaikum wa rochatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Pada artikel sebelumnya motogokil memposisikan diri sebagai rider yang terpikat oleh ktm rc200. Nah dalam artikel ini, motogokil seperti halnya kebanyakan rider Indonesia, yang juga galau dengan kehadiran rc200. Mau meminang rc200 tapi masih ada keraguan besar, maklum karena belum punya pengalaman miara motor eropa, jadi agak takut kenapa-napa.

Pada artikel sebelumnya ktm rc200 terlihat begitu superior dibandingkan rival-rivalnya dalam rentang harga yang mirip (r15 dan cbr150r). Hal itu begitu nyata pada beberapa aspek yaitu : performa, handling, fitur, style dan mungkin juga merek “eropa”. Nah ketika seorang rider menganggap bahwa aspek-aspek tersebut tidak terlalu penting, maka ke-superior-an ktm langsung pupus, hilang tertelan kelemahan-kelemahan yang kemudian muncul ke permukaan. Seorang rider menganggap performa ktm rc200 yang “wah” tidak terlalu berguna baginya, karena beberpa hal misalnya :

  • Ia sudah cukup ber-“umur”, jantung dan nyalinya sudah tidak seperti dulu. Meskipun di daerahnya banyak jalan kosong, panjang dan lurus, tidak ada hasrat lagi untuk ngebut, 120 kpj saja sudah gemeter kakinya.
  • Di daerahnya sudah tidak ada jalan yang memadai untuk meng-eksplor performa motor sampai maksimal. Karena sudah mulai macet, sesak oleh banyaknya motor dan mobil. Kalau mau ngebut mesti tunggu jam 10 malam sampai jam 2 pagi, baru bisa puas.

Begitu pula untuk fitur, banyak juga rider yang santai saja menanggapi fitur-fitur wah, yang ada pada sebuah motor. Mungkin ia hanya berdecak kagum sebentar, “bagus”, selanjutnya biasa saja. Karena memang dalam kesehariannya motor tidak lebih sebagai sarana transportasi, bukan buat gagah-gagahan atau gaya-gayaan.

Jika 2 aspek utama yang merupakan keunggulan ktm rc200, saja sudah tidak dianggap penting, maka saat itu akan muncul pertanyaan, “Bagaimana kelemahannya ?” Dan kelemahan utama dari ktm rc200 adalah bawaan lahir, karena lahir dengan konsep eropa maka akan sangat berbeda dengan konsep Indonesia. Jadi kelemahannya adalah tidak cocoknya antara “dibuat untuk” dan “digunakan oleh”, misalnya :

  • Dibuat untuk orang eropa, digunakan oleh orang Indonesia. Akibatnya motor terasa besar, ketinggian dan menjadikan rider kurang nyaman. Untuk mengatasinya butuh adaptasi atau modifikasi minor.
  • Dibuat untuk lingkungan eropa yang cenderung kering, tapi digunakan di indonesia yang cenderung lembab, bahkan sangat lembab untuk daerah tertentu. Sehingga kelistrikan dimana saat di eropa tidak masalah, di sini malah sering bermasalah. [Katanya fihak bajaj sudah menyesuaikan, dengan mengganti wiring hardness versi bajaj]
  • Dibuat di eropa yang cenderung dingin, tapi digunakan di Indonesia yang hampir sepanjang tahun panas. Apalagi ditambah kondisi jalan sering macet (di eropa mungkin jarang macet) mempercepat terjadinya overheat.
  • Dibuat di eropa dengan kualitas bbm yang bagus merata sampai pelosok, sedangkan di Indonesia kualitasnya lebih rendah. Dan parahnya untuk bbm dengan kualitas yang memadai, kemungkinan hanya tersedia di kota besar. Dan jika dipaksa minum bbm dengan kualitas seadanya, maka jeroan mesin akan cepat rusak karena detonasi.

Jadi intinya ktm rc200 adalah motor bagus, hanya saja tidak cocok dengan keumuman kondisi di Indonesia, ditinjau dari ergonomi, lingkungan, suhu dan kualitas bahan bakar yang tersedia. Sehingga hanya segelintir rider tertentu saja yang langsung klop, match dengan kondisi standar rc200, sisanya harus melakukan banyak penyesuaian.

Itu jika ditinjau dari sosok motornya yaitu ktm rc200, dan jika ditinjau dari hal-hal lainnya tentunya masih ada, dan sering juga menjadi pertimbangan kebanyakan rider di Indonesia. Hal-hal tersebut adalah :

  1. Motor beli di mana ? Tidak semua kota ada diler ktm, apalagi desa
  2. Kalau mau ganti sparepart harus beli di mana, ada barangnya, berapa lama. Kalau kanibal part motorr lain bisa nggak ?
  3. Kalau mau servis ke mana, bengkel umum pinggir jalan bisa nggak ?
  4. Kalau mau dijual lagi, harganya bagus nggak ?
  5. Digadaikan di pegadaian laku nggak ?

Jika ternyata semuanya ini menjadi kelemahan bagi ktm rc200, yang mending urung beli. Karena kelebihannya tidak dianggap/tidak tampak, maka menjadi keniscayaan justru kelemahan yang tampak. Mending beli motor lain yang lebih sreg di hati, bisa r15 atau cbr150r. Atau bahkan dengan dana 37 juta bisa meminang cbr250r/ninja 250sl second, banyak yang masih mulus dan km rendah, serta powernya di atas rc200.

Itulah pendapat motogokil, ketika diposisikan sebagai rider yang akhirnya tidak memilih ktm rc200. Pilihan tersebut didasari pada segi kepraktisan saja, seperti kebanyakan rider di Indonesia. Barangkali memang sudah terbiasa dengan motor yang biasa-biasa saja, mudah-mudah saja dan tidak merepotkan ketika digunakan untuk mendukung kegiatan sehari-hari.

Lebih dam kurangnya mohon maaf, semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.

31 Komentar

  1. ah dulu orang beli bmw e28, peugeot 504, mercy tiger, bmw r series, zundap, dll nggak ada masalah dipake smpe skarang. toh masuknya ktm ini biar jdi pilihan buat yg nggak mau beli motor kualitas asal asalan

    • Klo beli barang sama orng India kudu hati2 di medan ada istilah “klo terdampar di pulau sndrian sama orng india dan ular siapa yg duluan di matiin”

  2. Ndak jg sprti itu.. Tp meski R&D motor jepun ada di luar jepun. Tp dealnya motor ttp begitu .
    Enjiner mereka yg nentukan.
    Klw 3S nya mungkin iya krna blum merata , overall… Sama aja. Sorry opini saiya hanya orang awam

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan