Membayangkan Multi Mode Engine (Implikasi dan Pengambangan dari Aplikasi VVA)

multi engine mode bike

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Kita sudah sering nonton film transformer yang bisa melakukan perubahan dari kendaraan menjadi robot raksasa. Kita juga sering nonton film james bond 007 yang bisa mengalih fungsikan mobil yang dikendarainya. Dari mobil biasa menjadi mobil tempur, bisa jalan di darat juga bisa di air berenang bahkan menyelam. Jika perubahan yang terlihat drastis saja bisa dilakukan, tentunya akan lebih mudah merubah karakter/mode suatu engine sepeda motor, bisa irit (eco), sedengan (cruise) dan ngebut (race).

Kita kadang berlebihan, ingin motor yang irit buat harian beli motor bebek. Ingin motor yang enak buat turing beli motor sport naked. Ingin ngebut sekenceng-kencengnya, beli motor sport full fairing.  Motor bebek memang irit tapi tidak enak buat turing dan nggak bisa ngebut. Memang ini yang diinginkan pabrikan, sengaja dibuat motor yang hanya cukup untuk satu keinginan saja. Sehingga untuk memuaskan “seorang” rider entusias, harus dengan 2 sampai 4 motor bahkan lebih. Laku dech dagangan motor pabrikan diborong rider tajir dengan berbagai keinginan.

Terinspirasi dengan hadirnya vva dalam head yamaha nmax, tentunya dengan kreatifitas yang tinggi bisa juga dilakukan hal yang sama pada variabel penentu performa yang lain. VVA yang digunakan pada nmax dapat memberikan performa yang optimum pada kecepatan rendah dan kecepatan tinggi. Tentunya dengan ditambah perubahan di saluran intake dan header knalpot serta diikuti dengan perubahan setting ECU, performa bukan hanya optimum, tapi juga maksimum.

JADI UNTUK BISA HARIAN, TURING DAN NGEBUT DI SIRKUIT, CUKUP PAKAI SATU MOTOR SAJA

Perancangan dan pembuatan sistem multi mode engine ini tentunya tidak mudah, akan tetapi sangat mungkin untuk diwujudkan. Untuk gambaran awal beberapa bagian yang harus fleksibel, bisa di setting multi mode adalah sebagai berikut

engine mode variable

 

Beberapa artikel lawas yang terkait dengan pengaruhnya variabel-variabel di atas terhadap performa, dapat dibaca kembali untuk mendapatkan penjelasan yang lebih detil.

  1. Menganai pengaruh profil camshaft terhadap karakter engine dapat dilihat pada artikel ini.
  2. Pengaruh VE
  3. Pengaruh Header Knalpot
  4. Pengaruh CR
  5. Setting ECU

Enak kan, mau jalan-jalan santai dengan torsi yang lumayan pada rpm rendah, sehingga fc bisa sangat irit, pencet tombol “ECO”. Mau turing dengan tenaga melimpah di rpm pertengahan, bisa mudah menyalip bis dan truk, cukup pencet tombol “CRUISE”. Dan saat ingin olah raga jantung, menyemburkan adrenalin, balapan dengan kawan-kawan yang sehoby dala even fun race di sirkuit, tinggal pencet tombol “RACE”. Satu motor cukup untuk melampiaskan semua hajat naik motor, mungkin lebih irit dibandingkan dengan harus beli 3 motor untuk keinginan yang berbeda.

Yang jelas jika kita ingin menjadikan motor kita menjadi mutimode seperti bayangan di atas, basis dari engine motor kita harus mampu untuk melayani performa tertinggi yang kita inginkan. Sehingga pada saat mode “RACE” engine masih mampu untuk meng-handle-nya. Dan untuk mendapatkan mode di bawahnya baik cruise dan eco, tinggal kita turunkan saja spec nya.

Bagaimana bentuk sistem yang harus dibangun untuk me-multimode-kan engine motor kita ???

Nanti bro…sabar…masih dalam renungan..menunggu taufiq dari Allah SWT.

Semoga artikel ini bisa menginspirasi, wassalamu’alaikum wR wB.

22 Komentar

  1. mesin sangat mungkin diwujudkan. tapi mau di pasang pada motor model gimana kalo harus bisa untuk nyante, turing n race. mo dipasang di sport firing nunduk buat race ok tp buat nyante/turing pegel semua. di pasang pada motor sport turing posisi berkendara nyaman tapi buat balapan amburadul. mungkin ini yg jadi pr untuk motor multi fungsi. tapi ini ttp ide yg cerdas,,,siapa tahu akan lahir motor jenis baru yg belum ada,,,

  2. xixixixi…cbr 250 wae lah ndak perlu pencet tombol, kota kota nyaman ndak semutan, boyok ndak keram, stop & go lampu merah ke lampu merah juga nampol, klo berani nyentul ya monggo.yg ada pencetan tombol sudah di terapkan di ducati multi strada,

  3. Buat mesin 150cc Ngak usah rekayasa backpressure pake VVA segala.
    kalo mau irit torsi musti besar, stroke 50-55mm, tebal bandul crackshalf seukuran diameter piston, desain bulan sabit.
    mau akselerasi cepat power harus besar. Diameter piston 59-62mm.
    Kompresi tinggi, 4valve, spesial camshalf sama setting pengapian. Dijamin joss….. Xixixixixixixi

  4. bukannya di motor premium sudah ada opsinya..?

    tapi tetep aja, se eco ridiing2nya motor2 premium tetep lebih irit bebek..:D

    Piss

  5. Mode bgni sdh ada pada ducati/mvagusta/bmw tp yg repot kan aerodinamis dan bentuk motornya.
    Irit sangat sulit keculi ber CC kecil. Motor CC besar dipake jalan santai ya alamat betis n paha kaya dioven apalagi motornya naked. Makanya yg naik ducati ato HD gak ada yg pelan krn semburan panasnya kebangeten.

  6. Pertanyaannya bro gokil yg mode race mungkinkah diwujudkan?

    Limiter 14rb, strokenya berapa? 42-44mm? Perbandingan Bore : stroke? Berapa silinder? Konfigurasi inline, V atau L? Besaran torsi Mau diseting berapa? CR=12 itu perbandingan volume 12:1 atau 12kg/m3?

    Durasi 285, overlap 70 itu kira2
    klep in= 35-180-50, closenya 50deg stlh TMB
    klep out= 50-180-35 close 35deg stlh TMA?
    Apa Ngak mubazir langkah kompresinya cuma 130deg sblm TMA?
    Overlap 70deg, 12rb rpm aja ngeri klepnya tabrakan, mungkin ngak Limiter 14rb? Apakah Sudut klepnya hampir tegak lurus? Coz liftnya 35%D & Cr-nya tinggi.

    • Di alinia 3 dari bawah ada kalimat
      “..basis dari engine motor kita harus mampu untuk melayani performa tertinggi yang kita inginkan”
      Silahkan diterjemahkan menurut pemahaman masing2

  7. Kalo pneumatic valve memang itu tujuannya overlap bisa diseting besar.
    Kalo vva biasanya untuk long stroke tp besaran overlapnya terbatas jika kompresi tinggi musti DOHC agar klep bisa diseting hampir tegak lurus serta noken tidak berat menekan klepnya. Kalo lift yg tinggi ngak perlu/secukupnya coz bisa menggunakan diameter klep yg lebar.

  8. Kalo Misal Nggak Ubah Mesin Gmn? Misal Ubah Derajat Pengapian Kan Juga Bisa, Kyk Produsen ECU Dual Mode,Yg Bisa Mode Normal n Mode Kenceng, Maap Kalo Nubi Sotoy, CMIIWW…

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan