Sudah Pernah Dengar Engine dengan Kemampuan Variable Compression ???

bensin pertamina

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Premium (katanya) suatu saat akan dihapus, kemudian diganti pertalite dengan kadar oktan yang lebih tinggi, mungkin sekitar 90 seperti premix (btw ada yang pernah kenalan dengan bensin premix?). Tentunya sesuai dengan kebutuhan mesin kompresi rendah umumnya, bahwa rasio kompresi 9:1 dan cocok minum premium. Nah setelah premium diganti pertalite, jika harganya sama tidak masalah, akan tetapi jika lebih mahal, akan sangat mubadjir jika tidak mampu mengambil keunggulan pertalite. Yaitu karena kadar oktannya lebih tinggi, maka mesin akan lebih bertenaga jika rasio kompresi (CR) dinaikkan, misalnya menjadi 9.5:1.

Akan tetapi urusan peningkatan power dengan menaikkan CR bukan perkara gampang. Karena minimal harus bongkar mesin bagian atas, yaitu head-blok dan piston. Beberapa cara menaikkan kompresi ruang bakar yang bisa dilakukan dapat dilihat di artikel ini.

Lalu timbulah inovasi, bagaimana pengendara bisa menaik-turunkan rasio kompresi tanpa bongkar mesin. Enak banget, dikampung yang adanya cuma premium pakai CR=9, kalau mau agak kenceng ke luar kota (sudah banyak spbu jualan pertamax) CR diubah ke 11. Dan saat ingin funtace di sentul, dengan menggunakan pertamax racing CR bisa di set ke 14, Mantab kan..lalu gimana caranya ????

Berikut ini salah satu dari teknik yang dikembangkan untuk menjadikan engien multi (variable) compression.

Perhatikan gambar ini

variable compresiion piston

Iya ini adalah gambar piston dan connecting rod (corod/stang seher). Dengan komponen  inilah rasio kompresi di ruang bakar bisa diubah-ubah. Kok bisa ? Sepertinya bentuknya sama dengan piston-conrod umumnya ? Tidak bro bentuknya sekilas memang sama, akan tetapi jika dilihat konstruksi daleman conrod nya, baru terlihat perbedaannya. Mari kita lihat lebih detil

variable compresiion pin

Pada conrod nya terdapat 2 stud yang bisa bergerak naik turun dengan bantuan gaya hidrolis dari oli. Dan pada pin pistonnya terdapat bearing yang berbentuk eccentric tappet (pin tidak terletak di tengah bearing). Sehingga saat stud kiri naik dan stud kanan turun, ketinggian piston akan turun, volume ruang bakar membesar dan akibatnya rasio kompresi akan turun.

variable compresiion 2 position

Dan konstruksi ini sudah dipatenkan oleh corvette, dengan disain sebagai berikut

variable compresiion ratio

Jadi nggak masalah mau ganti-ganti bensin dengan nilai oktan yang berbeda, tenaga mesin tetap optimum, karena CR mesin bisa berubah-ubah tanpa harus turun mesin.

Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wR wB.

 

17 Komentar

  1. Yang saya tau itu koeniggsegg agera r pak yang punya flex fuel. Jadi rentang oktan cmiiw 95 sampe ethanol e 85. power min 950 hp max 1100 hp

  2. Laboratorium tempat ane ada 3 mesin untuk tes CR BBM mesin bakar (bensin)…..pengaturananya dengan meng_adjust setting stroke melalui tinggi rendah Crank Shaft secara hidrolik melalui control digital…
    BTW regane amit2….mangkanya cost analisa RON/BBM temasuk mahal (sorry gak bisa buka disini “clasified status”)
    kapan2 tak slundupin poto mesine…. 😛

  3. apakah stang pistonnya bisa meng-adjust pada saat engine lagi running? atau kudu nunggu engine dimatiin dulu?

  4. Ini melebihi kendaraan pada umumnya yang bisa dikasih bbm sembarang tapi mungkin dengan harga yang lebih tentunya

Semoga tercerahkan dan komen mas bro juga ikut mencerahkan